Bab. 16 (Revisi)

6.5K 231 3
                                    

Selamat siang Berli up lagi nih

Masih pada puasa'kan?

Berli masih setia ngingatin kalian untuk vote dan minta komentarnya dong

Maaf ya kalau masih banyak salah ketik, tanda baca yang ngak tepat

Selamat membaca, setelah akhir bulan berli bakal hiatus sampai juli

Mau pulang kampung

Selamat membaca, semoga kalian suka dan tertarik dengan karya-karyaku

Terima kasih sudah mampir ke lapak Berli

Lalita menggeliat dalam tidurnya, merasa sangat kelaparan.

Lalita membuka mata sedikit. Aarggg....silau, Lalita menyipit  menghalangi matanya dari sinar matahari, ini pasti sudah sangat pagi gumamnya dengan suara mengantuk. "Lalita meringis", saat mencoba bergerak, "auuhhh....", Lalita merasa nyiluh bukan hanya di bagian intimnya saja tapi juga hampir di seluruh bagian tubuhnya.

Perut Lalita bergemuruh keras menandakan betapa laparnya ia sekarang. Lalita menoleh pada tirai yang tersibak, matahari sudah sangat tinggi. Apa ini sudah siang pikirnya menatap sekeliling. Lalita merasa lega tidak mendapati Lardo di dalam kamar.

Lalita kembali mencoba menggerakan kaki turun dari ranjang, ia perlu kamar mandi untukmelakukan rutinitasnya di kamar mandi.

Lalita mengigit bibirnya saat rasa sakit itu kembali menyerang. Aku harus bagaimana rengek Lalita merasakan kesakitan setiap kali mencoba bergerak.

"Pagi nyonya......!!"

Lalita melonjak berdiri saking kagetnya sebelum kemudian jatuh terduduk dengan mengenaskan di karpet berbulu merah yang sangat lembut saat tersentuh jari-jarinya. Lalita mengeratkan selimut yang melilit tubuhnya. Menatap ke arah suara yang menyapa.

"Pagi...", juga jawab Lalita gagap. Malu dengan keadaannya yang telanjang dan tampak sangat kacau

Subi merasa bersalah melihat Lalita yang terkejut dan terjatuh. Maafkan saya nyonya. Saya tidak bermaksud membuat anda terkejut. Wanita paruh baya itu menunduk takut tampak sangat menyesali perbuatannya.

Lalita yang masih duduk di atas karpet, berusaha bangkit berdiri sambil menahan rasa sakit yang kembali menyerangnya. Tidak apa-apa, saya saja yang terlalu terkejut tadi.

Wanita paruh baya itu mendekati Lalita. sini nyonya saya bantu, apa nyonya mau ke kamar mandi?

Lalita mengangguk.

Saya Subi pelayan yang mengurus apartemen tuan Lardo. Subi memperkenalkan diri.

"Bu Subi jam berapa sekarang". Lalita berjalan dipapah Subi dengan tertatih-tatih ke kamar mandi.

"Ini sudah sangat siang nyonya". Pukul 13.00 Wib, saya sudah menyiapkan makan siang untuk nyonya. Saya sudah dua kali kemari, tapi nyonya masih tidur. Jadi saya membawa nampan sarapan nyonya kembali ke dapur.

Lalita tampak syok. Sudah sesiang itu. Seumur hidupnya Lalita belum pernah bangun sangat siang seperti sekarang ini, pantas saja perutnya berdemo hebat.

"Sebentar nyonya saya akan memenuhi bathtube hingga penuh agar nyonya bisa berendam".

"Terima kasih bu Subi".

Lalita My Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang