Bab. 22 (Revisi)

5.4K 219 7
                                    

Selamat Membaca, 

Jangan lupa tinggalkan jejak ya, vote dan komentarnya ditunggu

Terima kasih yang vote dan sudah Follow akun aku 

Yang belum ditunggu ya"hehehehehehehe"

Kita ke ruang rapat sekarang, ajak Lardo, menghentikan Max yang siap membalas bentakan Dante.

Di ruang rapat perdebatan sengit kembali terjadi, Max yang masih kesal karena bentakan Dante membalasnya di ruang rapat dengan membantah semua saran yang diutarakan Dante. Alhasil rapat selama hampir empat jam berujung dengan keteganggan.

Dante berjalan meninggalkan ruang rapat dengan raut wajah mengerikan, disusul Ramond yang tampak tidak berminat dengan pembahasan rapat, sedari tadi Ramond hanya diam tampak memikirkan sesuatu yang tidak berkaitan dengan pembahasan rapat.

Max tampak semakin kesal melihat Dante yang keluar dari ruang rapat. Ada apa dengan dua bajingan itu?, meninggalkan ruang rapat begitu saja.

Hentikan sikap kekanakananmu Max tegor Lardo melihat Max yang ingin mengejar Dante, kita sedang rapat dan kau mengacaukannya.

"Aku yang mengacau, ayolah Lardo aku tidak berniat mengacau rapat kita, aku hanya kesal dengan sikap bajingan Dante yang selalu saja mendominasi rapat, ini proyek kita bersama, proyek yang sangat besar, perusahaanku mengeluarkan banyak uang untuk proyek ini dan aku tidak ingin perusahaanku mengalami kerugian.

Kita berempat mengelontorkan banyak dana dalam proyek ini Max, bukan hanya perusahaanmu, misi kita semua sama Max itu makanya kita memutuskan untuk melakukan kerja sama ini, aku tidak melarang kau memberi bantahan tapi tadi itu sudah sangat keterlaluan, kau hanya ingin membuat Dante emosi. Gunakan otak cerdasmu Max jangan gunakan egomu, setelah mengatakan itu Lardo pergi meninggalkan Max seorang diri di ruang rapat.

Aku ingin kau ke ruang rapat nomor empat sekarang juga, aku akan menghukummu berat kalau kau tidak sampai disana dalam waktu 5 menit, Lardo mengetik pesan untuk Lalita dan mengirimnya melalui email, tersenyum miring sedikit bersenang-senang setelah rapat itu akan menyenangkan.

Ramond menghubungi nomor Tia untuk menanyakan keberadaan Lalita. Ramond tersenyum senang setelah mendapat konfimasi dari Tia. Aku sangat merindukanmu sayang batin Ramond, mempercepat langkahnya tidak sabar menatap wajah yang sudah sangat dirindukannya.

Lalita bergegas, meninggalkan pekerjaannya, menatap jam tangannya ngeri untuk sampai kelantai dimana ruang rapat bernomor 4 dengan waktu 5 menit adalah tidak mungkin, Lalita langsung berlari tidak ingin mendapat hukuman.

Tia mengernyit menatap Lalita yang berlari seperti dikejar setan, mau kemana! _____". Lalita sudah berlari cepat meninggalkan Tia yang kebingungan. Ada apa dengan Lalita? batin Tia.

Lalita menunggu lift dengan tidak sabar, beberapa kali Lalita menekan-nekan tombol lift, ayolah........Lalita semakin panik, ooh tidak ini terlalu lama, Lalita berlari membuka pintu tangga darurat menarik napas panjang sebelum berlari menaiki setiap tangga yang akan mengantarkannya ke lantai 7, suara tumit hihg heells Lalita bergema setiap Lalita berlari menaiki anak tangga satu demi satu. Lalita menghela napas saat tinggal satu lantai lagi kakinya sangat sakit, berlari dengan high heells bukanlah cara terbaik menaiki begitu banyak anak tangga.

Lalita sampai dengan napas terenggah-enggah, tubuh Lalita sampai terbungkuk saat Lalita menarik napas dalam-dalam, "sir....!"

Lardo menatap jam tangan mahalnya, lima menit tiga puluh detik, kau terlambat Lalita, aku sudah mengingatkanmu untuk datang tepat waktu. "Lalita masih berusaha mengatur napasnya, saya sudah berusaha datang tepat waktu sir, tapi semua lift penuh.

Lalita My Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang