Bab. 10 (Revisi)

6.1K 261 6
                                    

Ketemu lagi kita

Please dong aku mau tahu pendapat kalian, dengan Lalita my love yang baru

Berli minta komentarnya dong

Pelase.....please

"Selamat malam Lalita...!", Robi membukakan pintu mobil untuk Lalita. Kamu terlihat terburu-buru.

Lalita mengucapkan terima kasih. Kenapa kamu juga ada disini?, Lalita berbisik.

"Seseorang memaksaku ikut". Robi ikut berbisik dan karena imbalannya sangat mengiurkan. Aku dengan senang hati menemani perjalanan kalian ke Sukabumi. Sekalian mengawasi bajingan itu agar tidak bertindak diluar kendali. Robi mengedipkan sebelah mata.

Lardo memberi tatapan tajam pada Robi. Tutup pintunya, kau membuat AC menjadi tidak berguna.

Anda sangat mengejutkan sir. Aku baru tahu seorang CEO. Seorang pengusaha kaya dan sukses sepertimu bisa sangat pelit dan perhitungan. Apa saat di jalan nanti anda akan meminta kami membayar makanan kami masing-masing. Padahal anda memiliki helped tetapi memilih mengendarai mobil ke Sukabumi, Robi mengeleng-gelengan kepala.

Lardo memilih diam tidak mau menangapi omongan Robi.

Lalita duduk dengan kikuk. Awalnya Lalita memilih duduk di depan bersama Robi, agar bisa menemani Robi mengobrol diperjalanan. Tapi suara dingin Lardo memaksanya pindah ke kursi penumpang.

Lardo mengabaikan Lalita dengan sibuk bekerja di MacBook miliknya. Sesekali Lardo membahas masalah pekerjaan bersama Robi.

Lalita hanya mendengarkan apa yang mereka bahas. Dari pembicaraan mereka sepertinya ada proyek besar yang sedang mereka kerjakan. Lalita juga mendengar nama Ramond disebut. Mengingat Ramond membuat rasa bersalah Lalita semakin besar. Bagaimana perasaan Ramond sekarang. Apakah Ramond sudah melupakannya, terhitung sudah seminggu lebih Lalita tidak mengangkat telpon dari Ramond.

Karena hanya berdiam diri membuat Lalita menguap beberapa kali". "Tidur, kalau kau merasa mengantuk", aku akan membangunkan mu setibanya di Sukabumi.

Lalita mengeleng, aku belum mengantuk.

Lardo menoleh dengan cepat.

"Kamu tidak perlu takut Lalita. Bajingan di samping mu tidak akan mengigit. Aku yang menjamin, Robi menatap Lalita dari kaca spion depan.

"Tapi aku......".

Lardo mengecup singkat bibir Lalita, tidur sebelum aku menarik mu ke pangkuanku dan memberikan tontonan menarik untuk Robi

Hem...hem...Robi berdehem. Apa kau tidak bisa tidak membuat mataku sakit sir?. Mobil ini tidak ada penyekat pemisah sir, aku bisa melihat apa yang baru saja kau lakukan pada Lalita.

"Senang mendengarnya kalau matamu masih berfungsi dengan baik Robi. Lebih baik kau fokus menyetir dan jangan pedulikan apa yang kami lakukan di kursi penumpang. Lardo mengernyit melihat Lalita yang duduk sejauh mungkin darinya dengan meletakkan tas ransel ditengah-tengah mereka sebagai pembatas.

"Anda menyuruh saya tidur, saya akan tidur tapi anda dilarang melewati pembatas ini. Lalita melotot pada Lardo. "Lalita sangat kesal bagaimana mungkin Lardo menciumnya di depan Robi, ini memalukan, apa yang akan Robi pikirkan tentangnya nanti, oooh Tuhan, kenapa hidupnya bisa seperti ini.

"Apa kau lelah Robi?"

Robi mengangkat satu alis matanya. Kau sangat perhatian sekali sir, sindir Robi

Aku sudah biasa berkendara jauh sir. Kalau anda mengantuk anda bisa menemani Lalita tidur. Tapi jangan macam-macam Robi mengingatkan.

Lardo menatap tajam Robi. "Berapa lama lagi kita sampai?"

Lalita My Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang