Bab. 13 (Revisi)

5.7K 278 13
                                    

Siang semuanya, haduh gimana nih padahal masih ada yang hot-hotnya

Tapi dikit kok, hehehe

Masih pada puasa kan

Palembang sudah hampir sebulan ini puanasnya Polll loh

Berli sedih deh, berapa kali Berli minta kalian untuk koment tapi tetap aja ngak ada yang mau koment, jadi kurang nih semangatnya untuk up date

sekali lagi Please.......minta komentarnya dong

Lalita my love yang ini gimana menurut kalian?????

Lalita menahan tangis saat mendengarkan penjelasan dokter Gunawan. Bagaimana bisa mas Bambang dan keluarganya melakukan hal sekeji itu pada Rita.

Lalita tidak menyangka selama ini Rita menderita sendiri. Tiga tulang rusuk kiri Rita mengalami retak, kepala bagian belakang Rita mengalami trauma benturan keras ada darah menggumpal disana dan di sekujur tubuh Rita penuh lebam dan memar.

Lalita menatap Rita yang sedang tertidur lelap pengaruh obat bius yang disuntikan dokter. Sesaat tadi Rita sempat meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari penanganan dokter, berteriak memanggil-manggil putranya.

Lalita mengusap sayang kepala Rita. Aku akan menjagamu tidak akan ada lagi orang yang bisa menyakitimu. Kita akan bersama seperti dulu saling menjaga satu sama lain. Kita akan baik-baik saja selama kita bersama. Kamu ingat kan apa yang ayah kita katakan. Saat kita bersama badai sebesar apapun akan bisa kita lewati. Aku akan membawamu ke Jakarta, aku akan merawat mu sampai kamu pulih seperti dulu, mejadi Rita yang penuh tawa dan bersinar cantik.

"Lima belas menit lagi halikopter akan membawa kita ke Jakarta". Lardo masuk setelah melakukan panggilan telphone pada pilotnya untuk menerbangkan helikopter miliknya. Aku sudah membicarakannya pada dokter, mereka sedang mempersiapkan semua berkas pemeriksaan Rita.

Lalita menatap bingung Lardo, anda tidak perlu repot-report sir. Saya akan membawa Rita kembali ke Jakarta setelah keadaan Rita membaik.

"Aku tidak merasa repot sama sekali". Aku akan sangat repot kalau kau tetap di Sukabumi dan aku harus pulang pergi Jakarta-Sukabumi. Tidak ada perdebatan Lalita. Lardo menatap tajam Lalita yang ingin memprotes keputusannya, besok aku ada banyak pekerjaan dan ada meeting penting yang tidak bisa aku tunda, kau dan Rita akan ikut tanpa bantahan, kau mengerti.

Lalita menghela napas panjang, entah apa sebenarnya yang di inginkan Lardo darinya. Lalita menatap lama Lardo memuji ketampanan Lardo dalam hati, bukan hanya tampan, Lardo juga sangat berkharisma, cerdas, dengan tubuh tinggi atletis, dagu yang tegas dan mata yang tajam, wajar saja banyak wanita yang menggilai Lardo.

Bos tampannya itu sudah mencuri banyak ciuman darinya, belum lagi saat di ruangan Direktur rumah sakit tadi. Lalita merasa ngeri sendiri membayangkannya, apa yang akan terjadi seandainya saja Direktur rumah sakit pak Gunawan tidak masuk dan menyela kegiatan panas mereka, Lalita mengipas-ngipas wajahnya.

"Berhenti menatapku seperti itu Lalita". Kau bisa membuatku lepas kendali dan aku tidak akan mempedulikan tempat kita berada sekarang geram Lardo.

Lalita menggerjap bingung, apa lagi yang salah. Apa sekarang ia juga harus minta izin untuk menatapnya sungut Lalita. Lardo sering kali membuatnya bingung, seperti ancamannya siang tadi, akan membuatnya tidak bisa berjalan, apa Lardo berencana memukulnya atau mematahkan kakinya?

"Lalita.....!", geram Lardo mengunci tatapannya pada Lalita. Jangan memancingku sayang, bisik Lardo ditelinga Lalita aku tidak yakin bisa kuat menahan arus yang sangat kuat ini. Tatapan mendamba mu akan membuat kita terkena masalah, kali ini akan aku pastikan melakukannya sampai tuntas, suara Lardo terdengar serak menahan gelombang gairah yang semakin kuat menerjangnya. Kejantanannya berkedut menyakitkan. "Shit....", Lardo mengumpat menahan sesak di bagian selangkangannya.

Lalita My Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang