Bab. 21 (Revisi)

5.7K 196 7
                                    

Hai..aku up date malam ini, selamat membaca please jangan lupa Follow aku dong, ditunggu vote dan komentarnya ya 

Untuk yang sudah Vote banyak terima kasih

Selamat membaca

Lalita bangun dengan seluruh tubuhnya terasa sakit, Lardo membuat Lalita terjaga hingga pukul empat subuh, tidak membiarkan Lalita tidur mengempur tubuh Lalita seakan tidak pernah puas, membuat Lalita terus melayaninya hingga Lardo mengerang puas dan mereka sama-sama kelelahan. Lalita meraba sisi ranjang yang ditiduri Lardo telah kosong, Lalita menghela napas mencoba membuang rasa kantuknya, sudah pukul 06.10 Wib, aku harus bersiap-siap berangkat kerja, cuti tiga hariku sudah habis.

Lalita turun dari ranjang, ingin bergegas membersihkan diri dan bersiap-siap berangkat bekerja, Lalita meringis miliknya terasa perih, aku tidak punya waktu, Lalita berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi. Berendam akan mengurangi rasa sakitnya pikir Lalita dalam hati.

###

Tia mengerutkan kening, kau terlihat pucat dan kelelahan, apa pagi ini kau baru sampai Jakarta dan langsung ke kantor, "Lalita mengangguk membenarkan. Kemudian berjalan cepat mengabaikan Tia yang masih terus berbicara.

"Hey ada apa denganmu panggil Tia, kau terkesan menghindariku.

Lalita menghentikan langkahnya, aku buru-buru Tia, cuti tiga hari membuat pekerjaanku menumpuk, ada laporan yang harus aku selesaikan sebelum pak Hendri mengamuk dan membuat hariku semakin buruk.

Ooohhh......, aku sudah menyelesaikannya untukmu, bukan kah aku sahabat yang baik puji Tia untuk dirinya sendiri. "Lalita menatap Tia dengan tatapan penuh terima kasih, ooohhh....Tia aku sangat menyanyangimu kau baik sekali.

"Sudahlah, ayo kita keruangan sekarang, kau tahu!, Tia mulai gosip pagi ini, selama tiga hari kau cuti CEO kita yang tampan juga tidak masuk, begitupun dengan Robi orang kepercayaannya, dan aku masih sangat-sangat penasaran dengan apa yang dilakukan Robi di toilet wanita beberapa waktu yang lalu.

Lalita mengerutkan kening, ayolah Tia untuk apa juga kau tahu, biarkan saja, yang penting tidak ada yang komplein seperti ada yang merasa dilecehkan atau diintip begitu.

Iissss....kau ini Lalita, itu Robi bukannya anak SMA, aku yakin Robi tidak sedang mengintip atau melakukan aksi mesum lainnya, aku hanya penasaran siapa yang ia temui sampai pria seperti Robi mau merendahkan dirinya berada di toilet wanita, itu saja. Apa mungkin Robi memiliki kekasih dan mereka bertemu diam-diam, Tia mengetuk jari-jarinya di dagu.

Lalita mengeleng, tidak ada untung untukmu Tia, lebih baik kita bekerja, ayo ajak Lalita.

Dasar kau ini Lalita benar-benar tidak punya jiwa kepo sedikitpun. Bagaimana dengan Rita, apa kau berhasil menemuinya, dan bagaimana dengan kakak ipar bajinganmu, apa ia menerima penawaranmu?, atau malah menolakmu, aku dan Mia benar-benar kesal padamu Lalita, sejak kau berangkat ke Sukabumi kau sangat susah dihubungi, aku dan Mia berkali-kali mencoba menghubungi phonselmu tapi tidak aktiv.

Tia menarik kursi mendekat ke meja Lalita setelah memastikan Hendri tidak ada di sekitar mereka. Sekarang jawab pertanyaanku.

Phonselku hilang Tia makanya aku tidak bisa dihubungi, dan maaf karena membuat kau dan Mia khawatir. Rita tidak baik-baik saja suara Lalita lemah, semua kacau Tia, Lalita menahan tangis, Rita sangat menderita disana dan aku sebagai saudarinya tidak tahu apa-apa dan membiarkan Rita menderita seorang diri.

Sini!", Tia memeluk Lalita, jangan menangis sayang, ipar bajinganmu itu pasti akan mendapatkan hukumannya, sekarang katakan apa yang sebanarnya terjadi, apa Rita sekarang sudah bersamamu di Jakarta atau kau meninggalkannya di Sukabumi?"

Lalita My Love(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang