-2-
Red water.
Athaya Meliana
King's road 98, England
You are the sweatest girl from candy kingdom, no one doesn't want you.
Becareful, this is not candy kingdom. Too many wolfs.
Regards,
Red water
Ini bukan surat cinta, apalagi undangan. Melainkan sebuah pujian? Dengan racikan ancaman untuk berhati-hati akan serigala. Ini London, tidak ada serigla, singa apalagi beruang. Ditambah lagi,apartemenku berada di pertengahan kota. Sangat tidak memungkinkan.
"Kau sudah membacanya?" Aku mengangguk seraya cepat-cepat membuangnya kedalam tempat sampah. Clay mengangguk dan meminum segelas air susu coklat panas disana. Surat itu hanya omong kosong, tidak ada yang perlu aku cemaskan. Tidak ada serigala disini.
Rencana hari ini, Clay dan aku akan ke perpustakaan mencari berbagai tema yang akan diambil sebelum memulai sebuah penelitian. Satu orang rekan lagi , Marrisa Miranda. Kami sudah berjanji akan bertemu di perpustakaan british atau british library. Cukup menggunakan satu bus dari sini, karena perpustakaan tersebut berada di Euston road, London NW1 2DB. Yang berarti tidak terlalu jauh dari keberadaan apartemenku.
Baru saja pintu perpustakaan terbuka, bau kertas menyeruak kedalam indra pencium. Mengalirkan sebagian ketenangan, menyuruh otak bersantai sejenak. Beberapa rak besar berjejer rapih dengan beberapa orang disetiap antara kedua rak.
"Kau sudah disini sejak kapan?" Tanganku mulai meraba beberapa buku, Marrisa menutup bukunya dan memeperhatikanku sebelum menjawab pertanyaan tadi, "Satu jam yang lalu." Clay meringis sambil membuka salah satu dari tumpukan buku pilihannya.
Tiga buku berada di tangan sebelah kiri, tangan kanan tetap menyelusuri judul-judul ilmiah dengan bahan sampul buku yang mulai usang dimakan usia. Gerakku terhenti oleh amplop merah yang terselip diantara beberapa buku besar, warnannya sama persis seperti yang kemarin.
Siapa yang berani-beraninya menyelipkan secarik surat disini? Tanpa berpikir lagi, segera aku membawa dan membuka surat tersebut. Dengan hati-hati, semua buku disimpan di atas meja dan duduk seraya membuka surat tersebut.
Red water
Athaya Meliana
British library, Euston road, London NW1 2DB.
The kingdom that you think died, they're still alive. Growing like a plant. Blooming like flower.Regards,
Red water
Untuk kelima kalinya, mataku terus mendelik isi sebuah surat kaleng tersebut, ini sudah yang kedua kalinya, dengan nama pengirim yang sama, dengan tujuan yang sama. "who the hell is red water?!" pekikku, sedetik kemudian semua orang mulai menatapku dengan tatapan terganggu. "Maaf" ucapku tersenyum malu seraya menyelipkan surat tadi kedalam saku.
"ada perkembangan?" tanyaku seraya duduk disamping Marissa. Clay datang dengan buku berwarna merah, lagi-lagi membuatku teringat akan surat tadi. Alisnya berkerut dan duduk di hadapan kami berdua. "Kau lihat ini?" Clay membalikkan bukunya.
THE TRUTH OF DIED KINGDOM
Tubuhku terkesiap seketika, teringat lagi akan surat tadi, the died kingdom. Apa ini hanya kebetulan? Ataukah pertanda buruk?
"Kau tahu sesuatu tentang ini?" Clay menatapku bingung, begitu juga marissa. Kepalaku menggeleng secara refleks, ragu-ragu akan pendapat sendiri. Apa yang akan terjadi lagi? Siapa mereka? Siapa itu red water? Apa mau mereka?
"Sebaiknya kita harus segera memutuskan apa judul yang cocok untuk kita bawa." Masa bodoh jika kelakuanku menjadi agak kikuk atau bahkan memang sangat kikuk. Yang penting, mereka tidak boleh membahas topik ini lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONDON
FanfictionLondon itu tak seindah seperti yang kau bayangkan, pria aneh ini terus menghantuiku. Mereka yang membuat sahabatku pergi. Ini bukan khayalan melainkan kenyataan. #29 - new hope club (3/1/19)