Tiba-tiba suara teriakan datag dari segaal arah, beberapa diantara mereka berteriak sangat kencang sambil memberikan pukulan kepada para penjaga Andrew. Semua terjadi begitu cepat, seketika ruangan ini dipenuhi oleh banak sekali orang, kaum reece.
Penglihatanku tidak sejernih dan sejelas dahulu, semua orang berdesakan disini, aku bakhan tidak bisa melihat kakiku sendiri, aku berusaha untuk berdiri ketika terdengar suara debuman yang keras. AKu hanya memanfaatkan indre pendengaranku saja, yang hingga akhirnya menuntunku pada sebuah ruangan dan Andrew disana, berusaha untuk merobrak temboknya sendiri agar bisa melarikan diri.
"ANDREW!" Teriakanku mebuatnya berhenti dari pekerjaannya, dia tersenyum melihatku sambil berkata "Well, lihat siapa disni," aku dapat melihat darah di keningnya, ia mulai mendeat sambil mengusap darahnya dan menjilatnya, itu benar-benar menjijikan.
"What are you gonna do? Do not mess around with me!" Dia hanya terkikih mendengar ucapan menusukku, dia memang sudah gila,haus akan kekuasaan, apapun pasti dilakukan. "Okay, fight me." Ucapku sambil meludah kesamping guna membersihkan darah yang ada di mulut. Andrew terdiam, dia hanya melihatku iba, dan aku benci itu.
"Well, im going to do it first, huh?" Dengan sikap kuda-kuda aku berusaha untuk memukul bagian kepalanya, namun dia sangat cerdas dia menghindar hingga aku memukul tembok yang akan dijadikan pintu pelariannya. Dia tertawa merasa puas sekaligus merasa bebannya terbantu oleh kekuatanku. Tidak sedikitpun terasa sakit pada bagian jemari-jemariku, yng ada hanyalah rasa kekesalan yang amat mendalama pada si gila ini.
Tiba-tiba, Andrew menyergapku dari belakang, hingga membuatku sedikit tersentak dan mengenai pukulannya yang cukup keras. "Well honey, you need to practice first. with me." Aku hanya terkikih saat mendengar kalimatnya yang konyol tadi.
"Well, let's practice together then."Balasku sabil kembali berdiri tegak. Sempat terlihat sedetik Andrew tersentak akan perkataanku, namun sedetik kemudian dia menyeringai sambil berlalri kearahku siap untuk memukul, namun dengan tangkas, aku menahan pukulannya dan memukulnya balik di bagian perut. Dapat terdengar debuman keras pada tembok.
Andrew tetap berdiri tegak, dai mencoba untuk melawanku lagi, namun kali ini dia curang, dia mengenakan kekuatannya, ia membuat tubuhku lemas, pada awalnya aku masih bisa berdiri tegak, berlalri secepat mungkin untuk menghentikan aksi Andrew padaku, namun di tengah aku berlari kearahnya, kakiku tidak bisa menahan lagi berat tubuhku.
AKu bisa masih melihat seringaian yang menjijikan andrew, dan hal itu membuatku sangat muak dan kembali mencoba untuk berdiri dan berlalri ke arahnya lagi walau sedikit lebih pelan, hingga akhirnya jarak kami hanya lima langkah, tanganku mengepal dengan penuh kebencian dan melayangkannya tepat di wajah si gila ini.
Ia terlihat kaget, dan tersungkur, alhasil tubuhku perlahan dapat bekerja seperti semula lagi. Terdengar suara Reece dari belakangku, "Athaya! oh god, thank you, you are save!" Aku hanya bisa diam, tubuhku masih lemas, aku bia melihat jasad Andrew yang sudah tidak bergerak lagi. untuk sementara. "You okay?" Pertanyaanku membuat Reece segera menggendongku dan berlari keluar dari rumah neraka ini. aku tidak bisa apa-apa, tapi aku bisa merasakan bahwa energiku kembali masuk ke dalam tubuhku.
Reece terus berlari, aku bisa mendengar suara teriakan Blake dari arah lain, juga beberapa orang yang masuk ke dalam pasukan Reece, aku tidak bisa bergerak, tepat saat kami berhasil keluar dari rumah gila ini, terdengar suara dentuman yang sangat kencang, yang bisa aku lihat hanya wajah reece yang ketakutan dan mungkin sedikit rasa lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
LONDON
FanfictionLondon itu tak seindah seperti yang kau bayangkan, pria aneh ini terus menghantuiku. Mereka yang membuat sahabatku pergi. Ini bukan khayalan melainkan kenyataan. #29 - new hope club (3/1/19)