Pagi hari Mark sudah bersiap-siap akan ke kantor lebih awal karna ada rapat dengan cliennya. Si kecil Jackson juga sudah bersiap-siap, Bambam juga sudah menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya.
"sayang, aku berangkat ya.. kau jangan lupa istirahat jika lelah, terus jangan lupa hubungi aku jika ada apa-apa denganmu, araseo?" Mark memperingati Bambam berkali-kali. Dan hanya dibalas dengan anggukan oleh Bambam.
"Mommy~ Jecen pelgi dulu ya.. mommy jaga dili baik-baik di lumah.. alaseo?" Jackson pun juga ikut memperingati Bambam. Dan Bambam hanya tersenyum gemas melihat tingkah anaknya.
"iya sayang,, mommy mengerti.."
Bambam mengantarkan Mark dan Jackson ke depan rumah mereka sampai masuk ke dalam mobil.
.
.
.Setelah beberapa menit dari kepergian Mark dan Jackson Bambam gusar dia bingung ingin melakukan pekerjaan apa. Bambam berjalan menuju kamar Jackson untuk membereskan kamar si kecil.
"Hhh~~" Bambam membuang nafasnya kasar.
"Baby~~ mommy mau membereskan kamar kakak mu dulu ne.." Bambam memegangi perutnya dan mengelusnya.
Setelah selesai membereskan kamar Jackson, Bambam menuju dapur untuk sekedar minum.
"awhh... " Bambam memegangi perutnya, karna tiba tiba saja perutnya sakit. Bambam sesegera mungkin berjalan ke kamarnya ingin menghubungi Mark. Dengan sekuat tenaga Bambam berjalan dan menaiki tangga akhirnya dia sampai di kamarnya lalu Bambam mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja kecil.
Di luar dugaan Bambam, ternyata nomor Mark tidak aktiv. Bambam bingung harus bagaimana, tidak mungkin juga Bambam harus menelfon Youngjae.. apalagi sekarang juga Youngjae sedang hamil anak kedua mereka."hiks... sakithh... hiks... hyungg..." Bambam sudah menangis kesakitan. Dan Bambam mencoba kembali menghubungi Mark tapi.. tetap saja hasilnya nihil. Bambam sudah mengerang kesakitan dan memegangi perutnya. Bambam sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakit yang menjalar di perutnya.
"Akkhhh.... hyungg..... sakiiiiiitthh...." Bambam masih meronta-ronta kesakitan. Berkali-kali sudah Bambam menghubungi Mark tapi masih sama. Nomor Mark tidak aktiv. Dan seketika Bambam ingat dengan Jinyoung hyung a.k.a Dokter Jinyoung. Ya, Bambam sesegera mungkin menghubungi dokternya itu.
Akhirnya usaha Bambam tidak sia-sia, Dokter Jinyoung masih bisa dihubungi. Tapi Bambam sudah tidak tahan lagi dengan sakitnya itu.
"Akkhhhh.... sshh... sakiiiiittthhhh... hiks... aakkhhh... hiks..." Selang beberapa menit Bambam mendengar ada suara mobil berhenti dihalaman rumahnya. Bambam yakin itu pasti Jinyoung hyung.
Dan Bambam masih berusaha untuk berdiri dan berjalan agar bisa membukakan pintu untuk dokter Jinyoung. Dengan menggunakan tenaga yang masih tersisa Bambam berjalan menuruni tangga dengan hati-hati.Tok.. Tok.. Tok..
Terdengar suara ketukan pintu dari luar, Bambam berjalan dengan tergopoh-gopoh untuk bisa membukakan pintu.
"Se-sebentarhh.... akkhhh... hiks.." Sebentar lagi Bambam bisa membukakan pintu untuk dokter Jinyoung.
Cklek
"Astaga! Bambam..!" Dokter Jinyoung mendapati Bambam yang sudah tersungkur lemas di depan pintu ruang tamu, dan tanpa basa basi Dokter Jinyoung mengangkat tubuh Bambam dan membawanya ke dalam mobil lalu membawa Bambam ke rumah sakit.
.
.
.Rumah sakit
Dokter Jinyoung membawa Bambam ke ruang UGD, dengan dibantu para perawatnya."Hhh~~ suster ini masih pembukaan satu, jadi pasien belum bisa melahirkan sekarang.." Dan jadilah Jinyoung hanya memeriksa Bambam.
"Tapi ini juga sebenarnya masih belum memasuki pembukaan satu, hanya saja bayinya sedang berkontraksi" Dokter Jinyoung pun menjelaskan kembali pada perawatnya.
"Hyunnggg.... hiks.. sakiiiittt.... hiks..." Bambam masih merintih kesakitan.
"Bamie, maaf kami belum bisa membantumu untuk persalinan sekarang, karna bayimu hanya sedang berkontraksi saja.. jadi tunggulah sampai kau benar-benar ke tahap terakhir.. dan ini juga masih belum bisa dikatakan pembukaan satu.. maaf bamie.." Bambam hanya mengangguk pasrah..
"hyung... bo-boleh.. hiks.. a-aku.. mi-minta.. hiks.. to-tolonghh.. hiks... akkhhh.... hiks..." Bambam meringis kesakitan. dan wajah Bambam sudah dibanjiri oleh air mata dan juga keringat.
"Boleh Bam.. minta tolong apa hm?"
"To-tolongh.. hiks.. be-ber-itahu M-Mark.. hiks.. ssshh... akhh.." Bambam berbicara dengan nada yang sangat mengkhawatirkan. Lalu dengan cepat Jinyoung menelfon Mark.
.
.
.Dikantor Mark
PRANGGG!!!
Mark terlonjak kaget saat foto dia bersama Bambam tiba-tiba saja jatuh. Mark merasakan tidak enak dalam hatinya.
"astaga!! aku lupa mengaktivkan ponselku.. aarrgghhh!!! kau bodoh Mark Tuan..!" Mark mengumpati dirinya sendiri karna dia lupa mengaktivkan ponselnya setelah selesai rapat tadi. Dan benar saja saat ponsel Mark diaktivkan dia mendapat pesan dari istrinya dan panggilan tak terjawab, dan yang membuat Mark kaget saat Mark mendapat pesan dari Dokter Jinyoung dan juga panggilan tak terjawab dari dokter Jinyoung.
"Bambam!!" Seketika Mark ingat Bambam, mungkin saja sekarang Bambam sedang berjuang melahirkan anaknya. Dasar Mark Tuan pabo!
Lalu Mark berlari mengambil kunci mobilnya dan meninggalkan kantor. Tidak lupa juga dia memberitahu kepada sekretaris Hoseok.Mark mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tidak bisa dibilang lambat lagi. dia sangat khawatir dengan keadaan Bambam sekarang. Apa dia memanggil namaku? Apa dia sanggup melahirkan 2 bayi sekaligus, tanpa adanya diriku disampingnya? Apa Bambam sanggup? Apa Bambam kuat? itulah kalimat yang ada dipikiran Mark saat ini. 'Aarrrggghhhh Mark bodoh!! Kau sangat Bodoh Mark!!' sesekali Mark juga mengumpat kepada dirinya sendiri karna kelalaiannya dalam menjaga Bambam.
.
.
.
.
SKIPSesampainya di rumah sakit, Mark berlari menyusuri koridor rumah sakit. Dan di depan ruang UGD Mark melihat dokter Jinyoung sedang berbincang dengan perawatnya.
"Jinyoung hyung~~" Mark memanggil dokter Jinyoung. dengan nafas tersengal Mark menghampiri Dokter Jinyoung.
"Hyung~ hosh hosh... bagaimana Bambam? apa dia baik-baik saja? apa dia sanggup melahirkan 2 bayi sekaligus? apa dia memanggilku? maafkan aku hyung, aku lalai dalam menjaga Bambam.. maafkan hyung..." itulah Mark bertanya dengan bertubi-tubi dan dia akhirnya menyesalinya sendiri. Dokter Jinyoung pun hanya memandang Mark datar.
"tidak usah berlebihan seperti itu. kau harusnya tidak mematikan ponselmu Mark. kau tahu? Bambam sudah menghubungimu berkali-kali tapi hasilnya?? Nihil. sekarang kau ikut aku." Dan akhirnya Mark mengikuti Dokter Jinyoung.
TBC
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mom & Dad [MarkBam]
RomanceLangsung Baca Aja.. biar penasaran 😂 JANGAN LUPA VOTE & COMMEN! 👍😘😘 WARNING!!!! BXB CAST: Mark Tuan Bambam Anggota GOT7