16

2.2K 143 2
                                    

Pagi hari Bambam bangun lebih awal untuk membangunkan Jackson. Dia beranjak dari tempat tidurnya meninggalkan Mark yang masih setia dengan alam mimpinya. Bambam berjalan dengan pelan karna sakit yang kemarin masih agak terasa nyeri di perutnya.

Cklek

Bambam membuka pintu kamar Jackson, dan mendapatkan si kecil masih bergelung dengan selimutnya.

"Sayang~~ bangun nak.. sudah pagi, Jackson berangkat sekolah kan.." Bambam sedikit mengguncang badan Jackson.

"eungghh..." Jackson hanya menggeliat dan tidur lagi.

"eyy sayang... bagun sayang... sudah pagi.." Bambam berbicara tepat disamping telinga Jackson.
Dan dengan perlahan Jackson pun mengerjap-ngerjapkan matanya.

"eunghh.. Mommy... macih pagi mom.."

"Bangun dulu sayang.. Jackson harus semangat.. jangan malas-malasan.. ayo bangun.." Bambam mengelus rambut Jackson.
Akhirnya Jackson bangun juga,

"Nah begitu dong sayang.. ya sudah mendingan sekarang Jackson bangunin daddy ya.. Mommy mau masak untuk kalian.." dan hanya dibalas anggukan kecil oleh Jackson. Setelah itu Jackson langsung beranjak dari tempat tidurnya meninggalkan Bambam yang masih duduk di tepi ranjang Jackson.

Bambam merapikan tempat tidur Jackson. Anaknya ini memang tidak bisa tenang jika tidur.😅

"akhh..." pekikan Bambam lolos dari mulutnya dia merasakan perutnya berkontraksi lagi, Bambam memegangi perutnya yang serasa ingin jatuh sekarang juga.
'tidak! kau harus kuat bam, aku tidak boleh lemah, aku harus kuat,aku harus memasakan untuk suamiku dan anaku!' batin Bambam yang sedang menahan sakit di perutnya. Bambam berjalan sambil memegangi perutnya yang besar itu dengan kedua tangannya. Dia menuruni anak tangga dengan sangat hati-hati.

"ssshhh... hiks... " Bambam sudah berusaha membendung air matanya, tapi usahanya sia-sia akhirnya isakannya berhasil lolos begitu saja. Bambam menggigit bibir bawahnya untuk menahan isakannya, agar tidak didengar oleh Mark dan Jackson. Sampai di dapur Bambam langsung mengerjakan apa yang akan dilakukannya. Sambil menahan sakit diperutnya, Bambam berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Selang beberapa menit Bambam sudah menyiapkan sarapan di meja makan. Bambam berjalan untuk ke sofa yang ada didepan tv, dia ingin istirahat sejenak, karna rasa sakit diperutnya sudah menjalar ke pinggangnya, sehingga membuat Bambam semakin meringis kesakitan.

"Mommy~~ Jecen cudah mandi, dan cekalang Jecen ingin cucu mom.." Oh ya Tuhan... cobaan apa lagi ini, belum sempat Bambam mendudukan dirinya disofa, dia sudah harus berjalan lagi ke dapur untuk membuatkan susu Jackson. Kuatkan Bambam Ya Tuhan...

"I-iya sa-sayanghh... sshh..." Bambam berusaha kuat didepan anaknya ini. Bambam menggigit bibir bawahnya lagi untuk menahan rasa sakitnya. Akhirnya mau tidak mau Bambam berjalan lagi ke dapur.

Jackson sudah di meja makan, jadi Bambam tidak perlu jauh-jauh ke depan tv untuk membawakan susu Jackson. Bambam berjalan sedikit tergopoh saat akan menyerahkan susu ke Jackson.

"Mommy buluan mom... Jecen ingin cucu..." Ingin rasanya Bambam menjerit sekarang tapi apalah daya.. dia tidak bisa, dia tidak mau terlihat lemah didepan anaknya.

"I-iya s-sayang... awhh..." Bambam memekik dengan pelannya, sangattt pelan. Takut Jackson mendengarnya.
Bambam pun menaruh susunya di meja makan. dengan wajah yang pucat, telinga merah dan mata yang sudah berair.

"Gomawo Mommy..." Bambam hanya menganggukan kepalanya. Jackson yang melihat Mommy.nya agak penasaran

"Mom.. mommy menangis?? Jecen nakal ya mom? maafin Jecen ya mom.. Jecen cudah menyuluh-nyuluh mommy.. Jecen janji tidak akan nakal lagi mom.."

"akhh.... hiks..." Bambam sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya.

"Mommy..!!" Jackson berlari menuju Bambam yang sudah duduk lemas di lantai.

"J-jack-son... akhhh... tolonghh.. mommy nak.. akhh... hiks.. p-pang-gilkan... da-ddy... hiks... mommy .. ssshhh... akhhh... sakitthh..." Dengan kalimat yang terbata-bata Bambam minta tolong kepada Jackson agar dia memanggilkan Mark di kamar.
Tanpa pertanyaan apapun Jackson langsung berlari menuju kamar Mark.

Brakk... Brakk

"Daddy...!!! buka pintunya Daddy..!!! Mommy cakit.. hiks... Daddy..!!!" Jackson berteriak memanggil Mark. Tapi yang ada didalam tidak bergeming. Tidak ada jawaban apa-apa.
Tapi Jackson tetap menunggu didepan pintu kamar Mark.

Bambam berusaha bangkit dari lantai, dia berjalan dengan sedikit membungkukan badannya karna menahan sakit diperutnya. Dia memegangi perutnya.
Sampai didepan ruang tv, Bambam mencoba duduk, tapi yang ada didalam perutnya berontak, semakin Bambam duduk malah semakin menambah rasa sakit di perutnya. Bambam bingung harus bagaimana.
"Aaaarrrgghhh........ sakiiiiitttt...... hiks.. hiks... hyuuunnggg..... aakkhhhh...." Bambam sudah tidak kuat lagi, harus sampai kapan dia seperti ini.

Brakk... Brakk... Brakk...

Jackson mencoba kembali menggedor(?) pintu kamar Mark.
Cklek

"Astaga, sayang... ada apa hm? kenapa pintunya dipukul?"

"Daddy... cepat... mommy cakit.. hiks... hiks.." Menangis sudah Jackson di pelukan Mark. Dan Mark pun langsung berlari ke bawah.

"Astaga Bambam!!" Mark melihat Bambam sedang mengguling-gulingkan badannya diatas sofa dan sesekali Bambam meremas perutnya sendiri. karna Bambam sudah tidak bisa menahan lagi.

"Kita ke rumah sakit sekarang, Jackson tolong daddy ne, tolong bukakan mobil untuk daddy.." dengan cekatan Jackson mengambil kunci mobil di meja ruang tengah, tapi untungnya mejanya tidak terlalu tinggi sehingga Jackson masih bisa menggapainya.
.
.
.

Mark menggendong Bambam ala bridal style menuju mobilnya dan mendudukan Bambam di kursi penumpang. Bambam terus meronta kesakitan. dan Jackson hanya melihat mommy.nya dengan menangis.

"Akkhhhh.... hyuungghh... sakiitthh... hiks.. sakiittt... hiks.. hyuunnghh.. akhhh.... sakiiittt..." terus Bambam terus meronta seperti itu selama perjalanan. Mark bingung, panik, cemas, khawatir, dan rasa campur aduk di hatinya. membuat rasa sakit didalam hatinya. tidak tega melihat Bambam seperti ini. Jika Tuhan menghendaki Mark rela dia saja yang sakit daripada melihat Bambam tersiksa seperti ini.

"Daddy... mommy pingcan daddy.. hiks... mommy... hiks.." Jackson mengguncang tubuh Bambam yang sudah pingsan

"iya sayang,, sabar ya sayang.. kita sebentar lagi sampai.." Mark semakin cemas karna Bambam pingsan.
.
.
.
.

SKIP

Dokter Jinyoung membawa ke ruang UGD. Mark terduduk lemas didepan ruang nista tersebut dengan Jackson disampingnya. Mark menangis tidak tahu harus bagaimana lagi hanya itu yang bisa Mark lakukan.

Cklek

Mark berdiri menghampiri dokter Jinyoung

"Hyung.. hiks.. bagaimana Bambam.. hiks.." Mark menangis didepan Jinyoung. Jinyoung yang melihat Mark seperti ini menjadi tidak tega, apalagi ditambah dengan Jackson yang juga ikut menangis. Rasanya Jinyoung juga ingin menangis.

"Mark, sebaiknya Bambam dirawat inap saja.. kasian Bambam dia baru mulai ditahap awal. Masih ada 3 tahap lagi untuk dia berkontraksi. Aku tidak tega melihatmu seperti ini dan Jackson. Kasihan Bambam juga dia harus keluar masuk rumah sakit."

"Hyung,, apa itu tidak terlalu lama? bahkan satu tahap saja Bambam sudah sakit seperti itu.. aku tidak tega melihatnya hyung.." Mark duduk di kursi ruang tunggu, mendengar kata Jinyoung tadi semakin membuat Mark rapuh.


TBC

Chap panjang.. Kalo ada typo maafken.. 🙏🙏😊😊

Mom & Dad [MarkBam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang