Zilla POV
"Kak!"
"Hmm?" jawab Kak Lay tanpa mengalihkan pandangan nya dari laptop di depan nya.
"Ngapain sih? Kok kelihatan nya sibuk banget. Sampe gue di kacangin."
Gue menghampiri Kak Lay dan duduk di samping nya.
"Ini barusan gue di kirimin laporan dari kantor. Harus di periksa hari ini juga"
"Oh." respon gue sambil senderan di bahu Kak Lay.
Uhh, kane.
Udah ada setengah jam gue senderan, tapi Kak Lay belum selesai aja.
Gue bangun dari posisi gue, "Kak, cari makan yok. Laper."
"Bentaran ah, ini udah mau selesai."
Gue cemberut. "Kuy lah bang! Gue laper!" ucap gue sambil goyang-goyangin badan Kak Lay.
"Aduh, iya iya. Bentaran!"
Gue tetap memaksa Kak Lay dengan 1001 cara. Sampe akhir nya dia mau dan pergilah kita ke suatu mall.
Iya, pengen makan di mall. Ini yang mau little park kok, bukan gue. Hehe.
"Mau makan paan?" tanya Kak Lay. Gue mendongak menghadap Kak Lay.
Astaga.
Kenapa gue baru sadar dia ganteng banget hari ini!"Hoi!"
Kak Lay membuyarkan lamunan gue. "A-apa kak?"
"Lo mau makan apa?"
"Makan apa aja lah, yang penting enak terus gratis. Hehe."
Kak Lay nyentil jidat gue. "Bisa aja."
Gue sibuk ngomong-ngomong sama Kak Lay sambil jalan, karena gue terlalu sibuk menatap wajah Kak Lay, gue sampe ga sadar gue nabrak anak kecil.
"Aduh, maaf ya. Tante ga sengaja." ucap gue khawatir sambil membantu anak kecil itu bangun.
"Ga apa tan, hehe." Anak kecil itu lalu kembali berlarian lagi.
"Lo gandeng gue aja, biar jalan lo ga ngawur!" Kak Lay mengambil tangan kiri gue dan menggandeng nya.
Uhh, udah tampan, baik lagi.
"Iyain dah."
Cukup lama gue muter-muter mall, sampe akhir nya gue memilih untuk makan sate. Ya sebener nya Chanyeol ngelarang gue buat makan yang setengah mateng ataupun di goreng. Tapi gue pengen banget.
Ya mumpung ga ada Chanyeol, gue puas-puasin aja. Hehe.
Gue makan sambil ngomong-ngomong sama Kak Lay, kadang Kak Lay bersihin saus kacang yang ada di sekitar mulut gue.
Duh, baper tida ya?
Jangan lah, wkwk. Tapi emang Kak Lay dari dulu perhatian banget sama gue, dan ternyata itu ga berubah walaupun gue udah nikah. Hehe.
"Lo ga punya doi kak?" tanya gue.
"Doi? Ada. Ini sekarang lagi di depan gue."
Gue memukul lengan Kak Lay pelan. "Ga usah gombalin gue!"
Kak Lay terkekeh. "Iya, canda. B aja kali."
"Gue belum ada doi lla, masih nyari." sambung Kak Lay yang akhirnya menjawab pertanyaan gue.
"Ih, gue heran deh sama cewek-cewek yang lo kenal. Kok mereka ga tertarik sih sama kakak? Kakak kan baik, tajir, tampan, baik hati, suara nya enak lagi. Kok mereka ga mau sih?" omel gue.
"Ya belum waktu nya kali lla, sans aja napa. Kalau jodoh pasti ketemu kok."
Nah, lihat! Bahkan dengan sabar nya Kak Lay ngomong kek gitu. Coba kalau gue ga sedarah sama dia, dah mau gue jadi bini nya.
Handphone Kak Lay tiba-tiba berbunyi.
"Chanyeol." ucap Kak Lay datar, dia lalu mengangkat dan me-loudspeaker panggilan tersebut.
"Hallo?"
"Kak? Lo ama Zilla pergi lagi?"
"Iya, gatau nih istri lo minta makan di luar. Padahal di rumah banyak makanan."
"Oh, Zilla mah emang gitu kak. Btw kapan pulang?.."
"Gue harus bicara sama lo kak."
Gue menatap Kak Lay, dari nada pembicaraan nya kek nya ini serius banget.
"Oke, habis gini gue pulang."
Kak Lay mematikan telepon tersebut dan beranjak berdiri. "Lo udah selesai kan? Ayo kita pulang."
"Ih, emang ada paan sih? Kan gue juga belum shopping."
Kak Lay membantu gue berdiri. "Lo minta nya ke sini buat makan doang, bukan shopping."
"Elah kak, bentaran napa. Beli apa dulu gitu, ga enak pulang-pulang tangan kosong."
Kak Lay tiba-tiba memegang kedua bahu gue.
"Please sekarang kita pulang."
Dahi gue mengkerut, ada apaan sih sampe Kak Lay khawatir kek gini?
Maaf kalau part ini gaje, ini akibat gue masih unmood dan berduka (':
Vote+comment! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama; pcy ✖ pzl [END]
Fanfiction[17+] [SEQUEL OF MR. CHANYEOL] Hidup itu udah kaya drama, selalu ada konflik dan pesan di dalam nya. Terus selalu di akhiri dengan akhir yang ga pernah lo duga.. Entah itu akhir yang bahagia, atau akhir yang malah bikin lo nyesek. Bahasa non-baku ✔ ...