S1/29

4.5K 639 9
                                    

Hey! What's wrong with my readers and voment? Please don't be siders.

Click star please!⭐

"Chanyeol!"

Orang yang gue panggil itu berlari terburu-buru ke arah gue, "Kenapa lla?"

Gue mempoutkan bibir gue dan menunjuk ke atas.

"Ambilin teh nya dong! Aku ga sampe."

Chanyeol menghela nafas sambil melepas kacamata nya. "Aku pikir apaan," setelah itu dia menuruti permintaan gue tadi.

"Hehe, makasih!"

Gue lalu mulai menyeduh teh, entah kenapa sore kaya gini gue pengen banget minum teh.

Tiba-tiba gue merasakan sebuah tangan yang melingkar di perut gue, ga usah di tanya gue tau ini siapa.

"Hey, bukan nya kamu ngoreksi tugas kan?"

Chanyeol menaruh dagu nya di bahu gue, "Nanti aja, aku cape. Pengen manja-manjaan dulu sama kamu."

Gue terkekeh dan memukul pelan kepala Chanyeol pake sendok teh, doi ngaduh kesakitan.

"Ngalus mulu ya kerjaan nya."

Chanyeol menjauhkan wajah nya dan menatap gue, "Kerjaan aku ngajar kali, bukan ngalus."

"Ih, ga usah sok bego!" gue menjiwit pipi Chanyeol, dia cuma terkekeh.

"Hehe, tapi kamu mau ga kerjaan aku selain ngajar?"

Gue mengeryitkan dahi, "Apa?"

"Kerjaan aku selain ngajar itu mencintai dan ngejaga kamu sampe akhir hayat." Chanyeol senyum di akhir kata. Gue cuma ketawa, lalu menghadap ke arah dia.

"Kamu tuh ngegombal paan sih? Ga masuk akal tau!"

Kini giliran Chanyeol yang mempoutkan bibirnya, "Ish, lagian aku udah usaha! Hargain dong!"

Uh, suami gue.

"Iya sayang, iya. Maaf ya, kamu sweet kok tadi."

Chanyeol geleng dan tetap mempoutkan bibirnya, "Ga tulus ih ngomong nya."

Gue sebel dan ngejiwit hidung Chanyeol pelan, "Ih! Ngeselin ya! Ya udah aku jujur nih."

"Park Chanyeol, can't do romantic moment, but always can make me comfortable with he's style. Always make me happy everytime, and always do the best for me." lanjut gue, setelah itu satu ciuman mendarat di pipi nya.

Chanyeol senyum-senyum sendiri, gue lalu mengambil teh buatan gue tadi dan duduk di meja makan.

"Aku rasa yang tadi kamu tulus dari hati, iya kan?" tiba-tiba Chanyeol duduk di sebelah gue.

"Hah? Tulus? Enggak kok, aku bukan tulus. Aku Zilla."

Chanyeol langsung membelalakan matanya, "Zilla! aku serius!"

"Hahaha, iya sayang. Tulus kok, kan sama suami sendiri. Ga boleh bohong."

Chanyeol mengusap rambut gue perlahan, lalu mencium dahi gue lama.

"Love you, wifeu!"

===


"Eh buset, antrian nya panjang amat." gumam gue saat baru masuk ke dalam minimarket buat ambil duit.

Tapi ngantri ga apa kali ya? Toh gue udah terlanjur dateng.

Gue lalu mengantri di belakang.

Sepuluh menit sudah gue berdiri mengantri di sini, udah cape. Tapi nanggung, tinggal dua orang lagi di depan gue.

Orang di depan gue akhirnya selesai, giliran gue maju nih. Baru aja gue mau maju, ada orang yang nyerempet duluan.

"Misi, saya duluan ya. Buru-buru."

Gue terdiam beberapa saat lalu menarik orang tersebut untuk mundur, "Ga bisa dong, saya yang daritadi ngantri kok!"

"Bentar doang kok mbak!" lelaki berjas di depan gue ini masih sibuk dengan atm nya, gue lalu menarik tangan nya paksa.

"Ya enggak bisa dong, ma-"

Wht?!

"Jimin?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jimin?!"

"Zilla?!"

Kita berdua terkejut mematung, beberapa detik kemudian. Cowok di depan gue ini memeluk gue.

"Anjing, Lo beneran Zilla?!"

Gue melepas pelukan nya dan memukul kepala nya pelan.

"Mulut lo ya! Udah gede juga masih sama!"

Jimin nyengir, "Iya, maaf ya sayang. Tapi lo beneran Zilla?"

"Iya, ini gue, Jim! Wah, ga nyangka lo sekarang jadi ganteng kek gini ya?"

Kita ketawa, Jimin. Teman masa kecil gue, gue dulu paling sering main sama dia daripada sama temen cewek. Kita satu taman kanak-kanak dulu.

Kita juga sempet satu kelas di SMP, tapi baru aja beberapa minggu sekolah. Jimin harus keluar karena ikut keluarga nya pindah ke luar kota.

Dan hari ini, gue ga nyangka bisa ketemu temen masa kecil gue yang gue inget sampe sekarang.

Park Jimin.

Drama; pcy ✖ pzl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang