Gue pulang dan lihat Kak Lay dan Chanyeol ketiduran di sofa, Kak Lay ketiduran di bahu Chanyeol sementara Chanyeol ketiduran di atas kepala Kak Lay.
Diam-diam gue tersenyum dan akhir nya membuka borgol mereka, gue merasa bersalah saat lihat bekas merah di tangan mereka.
Gue mengosok(?) tangan Kak Lay dan Chanyeol dengan minyak gosok, pelan-pelan supaya ga ganggu tidur mereka. Tapi nyata nya mereka malah bangun.
"Itu udah di lepasin, seneng ga?" tanya gue sehabis menggosok tangan Kak Lay, dia langsung menjauh dari Chanyeol.
"Emang harus, ngapain seneng."
Gue mendengus dan beralih menggosok tangan Chanyeol lagi, dasar keras kepala.
"Lain kali kalian tengkar lagi aja, biar gue borgol lagi sekalian sama kaki nya." ucap gue, Chanyeol langsung bergidik ngeri.
"Kek psycho kamu yang." sahut Chanyeol yang kemudian gue lempar dengan tatapan mematikan.
Setelah itu gue beralih dan menyajikan cake serta minum yang tadi sempat gue beli di Cafe itu, keadaan nya hening.
"Yeol."
Suara Kak Lay mengalihkan pandangan gue dari majalah yang gue pegang.
"Gue minta maaf ya, harus nya gue ga usah segitu nya." lanjut Kak Lay, Chanyeol ngangguk.
"Maafin gue juga ya kak, gue juga salah karena ngebentak-bentak lo dan ga jelasin dengan benar."
Senyum gue terukir saat melihat dua lelaki di depan ini bermaaf-maaf an. Setelah itu gue menggoda mereka.
"Cie, baikan. Gitu dong, kan enak lihat nya."
Mereka berdua lalu melemparkan senyum ke arah gue, mampus dah. Di senyumin dua cogan itu rasanya, aduh.
⭐⭐⭐
Lisa, Jennie sama Anna ga jadi dateng minggu depan. Tapi hari ini! Huhh, gue ga sabar sama ls w1 yang gue idam-idam kan. Ya walaupun bisa beli sendiri, tapi kan sekarang duit nya buat keperluan lahiran gue yang lebih penting.
Bel berbunyi, saat gue membuka pintu, gue lihat tiga sohib gue merentang kan tangan.
"Ahh!" teriak kita berempat sambil berpelukan, pisah hampir setahun sama mereka ternyata ga ada yang berubah. Mereka masih sama-sama rempong.
"Ya tuhan sayang ku, kamu sekarang gemuk ya!" ucap Jennie yang gue hadiahi jitakan di kepala.
"Gue ini lagi hamil, bukan gendut bego!" omel gue.
"Iya bumil, btw. Udah berapa bulan? Gue udah nunggu-nunggu loh!" ucap Lisa, gue senyum.
"Tujuh bulan say, habis gini. Sabar ya."
Gue lalu mempersilahkan mereka masuk, setelah itu Chanyeol keluar dari kamar.
"Wuah! Pak Chanyeol makin ganteng aja ya!" seru Anna saat lihat Chanyeol, kok si Anna jadi ikut rame kek gini ya?
"Oh kalian, makasih ya. Kalian apa kabar?" tanya Chanyeol lalu duduk di sofa sebelah gue.
"Baik pak! Sehat lahir batin kok!" Jawab Lisa, excited.
"Udah ga usah formal formal, panggil Chanyeol aja."
Sohib gue ngangguk, kita lalu mulai berbincang mengenai kehidupan mereka setelah lulus sekolah. Gue agak sedih sih, karena ketiga temen gue bisa ngelanjutin kuliah sedangkan gue enggak, lebih tepat nya belum bisa.
Kita asik berbicara sampe suara pintu kebuka mengalihkan perhatian kami.
"Eh kak? Lo mau ke mana?" tanya gue, Kak Lay agak kaget pas liat temen-temen gue.
"Mau keluar bentar, btw nih temen-temen lo ya?"
"A-ah iya kak! Gue temen nya Zilla, gue Jennie, sebelah kiri gue Lisa, sebelah kanan gue Anna." sahut Jennie, padahal gue belum jawab.
"O-oh iya. Gue Lay saudaranya Zilla, salam kenal ya. Maaf ga bisa lama-lama gue buru-buru." Kak Lay juga memperkenalkan diri, ga lupa dengan senyum nya.
Setelah itu Kak Lay menepuk bahu gue dan Chanyeol. "Gue pergi dulu ya, pulang enggak nya nanti gue contact aja."
Kak Lay keluar dari apartemen, pandangan temen-temen gue masih setia di pintu utama.
"Kenapa?" suara Chanyeol memecahkan keheningan.
"Gila, ganteng banget." ucap Lisa.
"Hidup lo faedah ya lla, di kelilingi cogan." sahut Jennie yang di anggukin sama Anna dan Lisa.
Gue terkekeh, "Sadar monyet-monyet ku tercinta, kalian kan juga udah ada pacar masing-masing!"
Chanyeol geleng-geleng, dia lalu milih buat masuk ke kamar.
"Gue bener-bener mau mengumpat aja ya rasa nya! Lucky banget jadi lo, punya suami ganteng kek Chanyeol, saudara cool kek Lay, belum lagi gerombolan cogan yang kata lo dateng ke sini." kata Lisa di lebih-lebih kan.
"Ck, lo belum tau ya. Gue juga di kenalin sama satu teman mereka juga, nama nya Xiumin! Ganteng, bentar."
Gue lalu menunjukan potret Xiumin yang sempat gue foto kemarin, ketiga temen gue udah mau menjerit tertahan.
"Enakan? Jadi kalau gue udah bosen sama Chanyeol, gue bisa pilih salah satu buat di jadiin pengganti nya."
Kita lalu tertawa, ga lama ada suara teriakan dari Chanyeol.
"Zilla, jaga omongan kamu!!"
Kita hening, lalu ketawa lagi. Paan sih, receh amat ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama; pcy ✖ pzl [END]
Fanfiction[17+] [SEQUEL OF MR. CHANYEOL] Hidup itu udah kaya drama, selalu ada konflik dan pesan di dalam nya. Terus selalu di akhiri dengan akhir yang ga pernah lo duga.. Entah itu akhir yang bahagia, atau akhir yang malah bikin lo nyesek. Bahasa non-baku ✔ ...