《°First°》

2.7K 227 31
                                    

GS!



Matahari bersinar dan mulai mengintip dari selah-selah tirai putih yang terpasang di jendela sebuah apartemen di kawasan kota Seoul, mengganggu tidur lelap seorang gadis manis bermata sipit.

"Ughh..." Erang Minhyun sambil mengusap mata sipitnya.

Saat ingin bangun dari tidur cantiknya ia merasakan sepasang lengan memeluk pinggangnya dengan erat. Minhyun tersenyum melihat pemandangan seorang pemuda bersurai karamel sedang tertidur dengan lelapnya sambil memeluk pinggang rampingnya.

"Niel-ah ayo bangun" Ucap Minhyun sambil mengusap lengan Daniel yang bertengger di pinggangnya.

Namun tak ada tanda-tanda si pemilik lengan akan bangun. Minhyun mulai memperhatikan wajah tampan tunangannya itu. Ya.. tunangan, Kang Daniel adalah tunangannya yang tampan dan mempesona.

"Hei pangeran tampan, matahari sudah bersinar saatnya bangun dan mulai mengurus kerajaan" Minhyun terkekeh sendiri setelah mengatakan itu semua.

"Hngg.. sebentar lagi noona, aku masih mengantuk" Ucap Daniel sambil mengeratkan pelukannya.

"Hei hei hei, lepaskan pelukanmu Kang aku akan mandi dan menyiapkan sarapan untukmu. Kau bilang hari ini ada rapat kan, ayo cepat bangunnn"

"Nanti saja baby, ini masih terlalu pagi untuk bangun" Jawab Daniel dengan suara beratnya.

"Daniel sayang lepaskan ya~ Minhyunie ingin mandi heung~~" Minhyun melancarkan aksi imutnya untuk meluluhkan Daniel. Tapi yang dituju malah sibuk berselancar ke alam mimpi.

"Nyelll~~~ ayo bangunn" Masih berusaha, Minhyun beraegyo sambil menusuk-nusuk pipi Daniel dengan telunjuknya.

Masih belum ada pergerakan berarti dari sang tunangan. Minhyun mencebikan bibirnya lucu, mulai kesal karna diabaikan.

"Nyell, cepat bangunnn" Masih tetap mencoba sambil mengusal di dada bidang Daniel.

Daniel tetap diam dan mendengkur dengan tenangnya.

'Ish! Aku benci Kang Daniel!" setelah berkata seperti itu, Minhyun melepaskan pelukan Daniel dengan paksa dan berjalan dengan menghentakkan kakinya menuju kamar mandi.
.
.
Kalian penasaran dengan Daniel? pemuda bergigi kelinci itu hanya mengernyit pelan lalu kembali tertidur. Sepertinya Daniel sangat lelah hingga untuk sekedar mengetahui tunangan manisnya sedang merajuk pun iya tak sanggup untuk membuka mata.

Di kamar mandi.

"Dasar si bongsor gigi kelinci! Awas saja nanti dia berbicara denganku, tidak akan aku jawab"

"Tidak akan kubiarkan dia menyentuhku, apalagi menciumku. Rasakan kemarahanku Kang Daniel" Minhyun masih sibuk dengan omelannya.

Setelah puas berbicara sendiri dengan bayangannya di depan cermin kamar mandi, Minhyun memulai ritual mandi paginya.
.
.
.
.
Tepat pukul 07.00 Minhyun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang tampak segar dan wangi buah-buahan yang menguar. Dengan tatapan kesalnya ia melirik Daniel yang masih asyik tertidur sambil memeluk guling dan badan bongsornya terbungkus oleh selimut. Membangkitkan mode marah Minhyun.

"Kang Daniel! jika kau tidak bangun sekarang juga, aku akan benar-benar marah padamu!" Minhyun mulai menyuarakan kekesalannya.

Daniel yang sebenarnya sudah sadar dan masih mengumpulkan nyawanya langsung terbangun. Tentu saja. Minhyunnya yang manis sangat jarang mengancamnya seperti itu, paling parah ya seperti tadi. Membentak lucu dan menghentakkan kakinya dengan lucu juga yang terlihat sangat menggemaskan di mata Daniel

"Ugh.. aku sudah bangun sayang" Ucap Daniel dengan suara khas orang baru bangun tidur.

"Cepat mandi kalau begitu, ini sudah jam 7 dan kau masih bermalasan di tempat tidur"

"Berikan aku morning kiss, setelah itu aku akan langsung mandi.. ya Minhyunnie" Ujar Daniel beserta senyuman menggodanya yang malah terlihat lucu karna wajah baru bangun tidur dan rambut acak-acakannya.

"Andwae! Aku kesal padamu, tidak ada pelukan dan ciuman untuk hari ini" Wajah Daniel seketika muram mendengar perkataan Minhyun.

"Cepat mandi! Atau aku akan mogok bicara padamu seharian ini" Setelah selesai mengomel, Minhyun keluar kamar menuju dapur menyiapkan sarapannya dan Daniel tentu saja.

Bagaimana keadaan Daniel?

Dengan wajah polosnya dan bibir sedikit terbuka, Daniel hanya bisa terdiam sambil mengerjapkan matanya.

"Sepertinya noona sedang mendapatkan tamu bulanannya.."

Poor you Daniel







kkeut

SAMOYED WITH FOX | NIELHWANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang