18•Rival

962 112 26
                                    

Voment jangan lupa. Nggak mau komen seenggaknya touch ikon gambar BINTANG.

Thanks.

Happy reading~
















[G][M][K]



"Presdir, ada tamu untuk Anda."

"Siapa?" Hyukjae mengerutkan kening saat Jeonghan berdiri di depannya.

"Eng.. dia hanya mengatakan jika dia harus bertemu. Kurasa penting."

Diam sebentar, lalu kepalanya mengangguk. "Suruh saja masuk. Oh, tolong pesankan kopi untukku."

"Baik. Permisi."

Tidak lama setelah Jeonghan hilang dibalik pintu, seseorang masuk dan berdiri menghadap Hyukjae.

"Maaf, mengganggu."

"Oh?" kalau boleh jujur Hyukjae terkejut, dia tidak pernah berpikir atau membayangkan akan kedatangan tamu spesial. "Kau membuatku terkejut. Duduklah."

Sang tamu duduk disofa, berseberangan saling hadap dengan Hyukjae. Rautnya tampak santai, tidak garang seperti biasa.

"Butuh bantuan atau kau ingin mengatakan sesuatu? Sepertinya penting sampai kau rela menginjakkan kaki kemari."

Berdeham, Park Jimin, tamu tersebut sedikit gugup. "Aku.. ingin berterimakasih."

"Untuk?" Hyukjae benar-benar tidak mengerti. Kedatangan dan sikap Jimin terlalu tiba-tiba.

"Karena sudah membuatku membuka mata dan berani mengambil tindakan. Mungkin kalau saat itu kami tidak bertengkar, aku tidak akan pernah sadar."

Ah, dia paham sekarang. "Aku ikut senang jika kau sudah menyadarinya. Yoonji gadis yang sederhana dan baik. Kau tidak akan menyesal jika mempertahankannya."

"Eum.. dan aku sepertinya tidak akan lagi ikut campur urusanmu." mereka bertatapan. Tatapan Jimin yang dulu selalu polos dan tampak seperti bocah kembali Hyukjae dapatkan. "Aku tahu rasanya takut kehilangan setelah Yoonji mengatakan aku tidak boleh mencampuri urusannya. Jadi aku akan membiarkan kakakku menyelesaikan semuanya sendiri. Lagi pula orang tuaku setuju kalian kembali. Dan jujur saja sejak kau kembali, dia jauh lebih terlihat manusiawi."

"Manusiawi?"

Kepala Jimin mengangguk. Tatapannya menerawang. "Ya, dia jadi lebih sering tersenyum, lebih ceria, dan tidak ragu mengungkapkan perasaannya. Yang lebih penting lagi, hanya kau yang mampu mengendalikannya."

"Wah, kau benar-benar membuatku speechless." Hyukjae menggumam, setengah terbengong. Lebih-lebih saat Jimin tersenyum begitu manis sampai matanya melengkung.

"Terimakasih, Hyung. Terimakasih untuk semuanya dan tolong bahagiakan kakakku."

"Presdir," Jeonghan kembali muncul setelah suara ketukan pintu. Tapi kali ini dia hanya berdiri di dekat pintu tanpa benar-benar menutupnya. "Ada tamu spesial."

"Suruh saja dia masuk."

"Apa aku mengganggu?" tanya tamu spesial Hyukjae.

"Tidak. Kenapa kau kemari?"

Nara merengut, semakin merengut saat sadar jika adiknya ada disana. "Kau?! Untuk apa dia datang kemari?"

"Baby, jaga ucapanmu. Dia adikmu." Hyukjae membiarkan Nara duduk di lengan sofa yang dia tempati. "Eum.. untuk yang tadi, ya sama-sama. Aku akan berusaha mengabulkannya." katanya pada Jimin.

One More Chance [SEQUEL OF SIMPLE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang