Azfar #3 Persyaratan

13.3K 742 7
                                    

Lima menit sudah perempuan itu memakan bakso di mangkuknya. Fara mengunyah bakso yang ia beli hingga kedua pipinya mengembung seperti tupai yang menyimpan kacangnya. Nabil tercengang melihat wajah Fara yang tetap terlihat cantik meski dengan kuah bakso di sekitar pipinya yang mengembung.

"Far, lo gak bisa lebih selow gitu makannya?" Nabil memiringkan kepalanya.

"Ghyak bhyishya lyah. Ghu-" Fara berbicara tidak jelas karena mulutnya yang penuh membuat Nabil terpaksa memotong perkatannya.

"Udah-udah jangan ngomong lagi, gue mau ke toilet dulu ya, Hati-hati makannya!," Teriak Nabil sebelum pergi meninggalkan Fara yang masih sibuk mengunyah. Fara hanya menjawabnya dengan anggukan dan kembali mengunyah makanannya.

Beberapa detik kemudian Fara terbatuk-batuk, ia tersedak dan langsung melakukan pertolongan pertama dengan memukul-mukul dadanya. Ia mencoba meraih botol minumnya dan ternyata sudah kososng.

Ia langsung berdiri dan segera berlari dengan cepat menuju lemari pendingin di ujung kantin untuk mengambil air minum. Karna jalannya yang tak seimbang dan terburu-buru membuat tubuhnya menubruk seseorang yang sedang mengantri mengambil air di depannya.

Fara yang tiba-tiba menabrak membuat tubuh cowok itu juga tak seimbang dan terjatuh ke lantai juga diikuti Fara yang terjatuh menimpanya. Saat itulah samar terdengar suara retakan tulang salah satu dari mereka.

Fara tersadar setelah seseorang yang di timpanya memekik dengan keras.

Meski tau ia menindih seseorang tapi bisa bernafas lega karna bakso yang tadi membuatnya tersedak kini keluar dari kerongkongannya. Setelah itu, ia baru memekik karna telah membuat seseorang yang di tindihnya berteriak dengan keras.

Fara mencoba bangun dan duduk berjongkok di samping cowok itu, "Ah, anu, ma-maaf gue gak sengaja. Lo baik-baik saja, kan?" tanya Fara gelagapan karna cowok yang tak lain adalah Azka memekik dengan sangat keras.

"Kalo lo emang peduli dengan keadaan gue, lebih baik lo bantu gue bangun daripada ngoceh!" Azka menoleh pada Fara dengan Alis bertaut.

Tapi, setelah itu matanya menbulat dan wajahnya memerah lalu Azka memalingkan wajahnya ke arah lainnya. Ia lalu menghela napas kasar setelah melihat sesuatu yang baru pertama kali dalam hidupnya ia lihat. Mungkin tidak juga.

"Ce-cepat bantu gue bangun!" Azka menepuk-nepuk lantai memberi kode pada Fara.

Fara tersadar dan membantu Azka untuk bangun. Ia mengalungkan tangan Azka pada lehernya dan memopongnya agar bangun dari posisinya saat ini. Fara menggunakan seluruh tenanganya karna Azka sangat berat. Wajahnya memerah karena memaksa tenaganya lebih dari biasanya.

Setelah Azka sudah berdiri, Fara melepas rangkulan lengan Azka dari pundaknya juga rangkulan tangan Fara pada pinggang Azka. Sontak Azka menarik leher Fara agar lengannya tetap merangkulnya. Tubuhnya juga hampir oleng.

"Jangan lepas, sepertinya tulang lutut gue retak," ujar Azka sedikit meringis kesakitan.

"Hah?! eh tunggu, yang pernah gue baca di internet ya, kalo orang kecelakaan ga boleh sembarangan bantu, harus medis profe-"

"Ah ga usah banyak ngoceh, buruan bawa aja gue ke uks!" bentak Azka membuat Fara bungkam dan memopong Azka menuju uks sekuat tenaga.

Fara menoleh menatap Azka, ia bisa melihat dengan jelas raut wajah Azka yang merasa kesakitan. Masih SIBA dia sudah membuat masalah besar. Kacau.

Sekedar informasi saja, bukan hanya kantin, ruang olahraga dan taman yang bisa dipakai bersama, tapi UKS, BKS dan Ruang guru pun di pakai bersamaa.

AZFAR ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang