bagian 18

97 10 0
                                    

Nona muda itu menunggangi kuda untuk sampai di pusat daerah dengan aktifitas perdagangan yang super padat itu, dia baru tahu kalau tempat pantai itu cukup jauh dari kota dan akses perjalanannya juga tak mudah, mereka sangat pintar memilih tempat yang tak akan dikunjungi orang karena letak yang tak strategis, tapi sepertinya anggapan itu salah ketika dia bisa melihat pria berwajah manis tadi di atas tebing memperhatikan aktifitas ilegal mereka.

Beberapa saat setelah perjalanan yang cukup melelahkan mereka sampai di dekat pasar Hanpil yang merupakan pusat pedagangan terbesar di Daemosun, nona muda bernama Ra Hong itu memutuskan berhenti dia ingin menikamati suasana pasar dengan berjalan kaki di kelilinginya pasar dam menikmati segala aktifitas yang terjadi disana, suara bising pedagang yang sedang menawarkan barangnya berpadu dengan suara pembeli yang menawar harga.

Ra Hong tersenyum, senyum bahagia yang selama ini di sembunyikannya dalam topeng es yang ia buat untuk mengancam semua orang, wajah itu nampak berseri dengan lengkungan pada bibirnya, matanya juga memancarkan kehangatan.

“Bukankah ini menyenangkan Yun??? “ tanya gadis itu pada pria yang sedari mengawalnya, dia terus menunjukkan senyum melihat pedagang yang menjajakan dagangannya.

Yun sang pengawal tak mengerti, sepanjang yang ia tahu nona muda ini tak pernah tersenyum bahkan pada mimpinya tapi sekarang ada senyum dan binar kebahagiaan nampak jelas terpancar di wajahnya, dia ikut tersenyum.

“Ye, agasshi. “ gadis itu semakin bersemangat, dia terus menebar senyum pada setiap pedagang yang menawarinya barang untuk di bawanya sebagai buah tangan, ya dia sedang menolak secara halus tentunya.

Sampai seorang gadis yang datang dari arah berlawanan menabraknya dan menyebabkan kedua gadis itu terjatuh ke tanah pasar yang becek, chima keduanya kotor karena tanah yang basah.

“Aigoo… mianhamnida agasshi. “ dengan rasa bersalah gadis yang menabrak Ra Hong meminta maaf, gadis itu merasa menyesal telah membuat kotor Chima hijau milik gadis cantik itu.

“Kau baik-baik saja?“ Ra Hong malah membuat gadis itu bingung, bagaimana nona bangsawan itu malah mengkhawatirkannya.
Pengawal Ra Hong sudah menatap tajam pada gadis yang membuat nonanya terjatuh.

“Animida agasshi, saya yang bersalah karena menabrak anda. “
Ra Hong hanya tersenyum sambil merapikan Chimanya yang kusut dan membersihkan lumpur dari sana dengan tangan berharap noda coklat di Chimanya menghilang tapi namanya juga tanah bercampur air pasti sudah meresap dan enggan hilang.

“Tidak apa-apa, bukankah kau tak sengaja? “
Dengan kaku gadis itu mengangguk, dilihatnya Chima hijau Ra Hong yang sudah sangat kotor, “Agasshi, Chima anda… “ dengan ragu gadis itu menunjuk noda coklat yang nampak pekat, “Saya akan bertanggung jawab atas ini, mohon di terima. “

Ra Hong tersenyum, “ Tidak perlu, ini hanya noda lumpur biasa. “

Tiba-tiba seorang pria berwajah tampan berlari menghampiri mereka, nafasnya nampak pendek-pendek, “Jae Geum-ah kau tak apa-apa?? “

“Ye arabeoni.. Tapi baju nona ini kotor. “ gadis itu Jae Geum yang sedang berlari menghindari Gu Im.
“Dia adik anda? “
“Ye… cheongseumnida agasshi, ah kau bisa pergi ke rumah kami, saudara perempuanku punya Chima baru yang bisa menggantikan Chimamu yang kotor. “
“Animida…  ini hanya noda kotor biasa, saya dapat membersihkannya di penginapan nanti. “
“Anda mencari penginapan?? “ tanya Gu Im.
“Ye… “
“Ah kami menyediakan penginapan di puri, anda bisa ikut kami, anggap saja ini sebagai permintaan maaf kami. “

Ra Hong kembali tersenyum, senyuman yang dapat melelehkan es kutup yang beku, “Kamapseumnida Na-ri. “
“Kau… sudah ku bilang jangan berlarian seperti anak kecil, dasar. “ celoteh Gu Im memarahi Jae Geum dengan semangat membara, lalu tersenyum canggung pada gadis di depan mereka.
Dengan kepala menunduk, bibir manyun dan ujung jari telunjuk yang di tabrakkan Jae Geum berusaha membuat amarah Gi Im mereda, “Mianhaeyo.”

Life Of The Past ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang