bagian 51

66 3 0
                                    

So Yoon kembali ke istana setelah membersihkan kekacauan di rumahnya dan juga dirinya, dia tidak mau wanita yang sekarang sedang menghirup udara segar di taman istana itu bertanya macam-macam. Gadis itu menegakkan tubuhnya dan membuat lengkungan kebahagiaan dengan bibirnya, dia menghapus jejak air mata yang sedari tadi enggan berhenti.

“Agasshi, anda disini? “ seru So Yoon dengan ceria mendekat ke arah Jae Geum. Dia membungkuk sebagai tanda hormatnya.

Jae Geum tersenyum, “So Yoon-ah… kau sudah kembali? Bagaimana keadaan keluargamu? “ tanya Jae Geum riang.

Tanpa dia ketahui pertanyaan itu serupa sayatan luka bagi So Yoon, namun gadis itu tersenyum, “Tentu saja mereka sangat baik, mereka menitipkan salam untuk anda. “

“Jeongmal? Ah… seharusnya aku ikut tadi, pasti sangat menyenangkan jika aku bisa bertemu mereka.” angan Jae Geum.

So Yoon tercekat, ‘Jika kau ikut tadi, mungkin kau akan mengetahui apa yang terjadi padaku dan apa yang akan ku lakukan’ ucap So Yoon dalam hati.

“Wae? Apa ada yang kau pikirkan? “
“Animida agasshi, saya hanya ingin berterima kasih dan meminta maaf pada anda, jika saya menyakiti anda. “
“Aigoo, dengar So Yoon-ah, kau adalah keluargaku jadi kau tidak perlu berterima kasih ataupun meminta maaf, arrachi? “
“Ye, agasshi. “
“Geure, kajja kita kembali! Udaranya sangat dingin disini. “
“Ye agasshi.”

Jae Geum berjalan di depan, diikuti oleh So Yoon,  entahlah hanya saja gadis itu terlalu merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Jae Geum, gadis itu telah banyak menderita dan sebentar lagi dia adalah salah satu alasan penderitaan Jae Geum.

-oOo-

Mentari mulai bersinar cerah dan masuk ke sela lubang ventilasi di kamar Jae Geum, sebuah suara tangisan terdengar jelas sedang meraung di dekatnya dan membuat wanita itu terjaga dari tidur. Dia membuka mata dan mendapati bayi di sampingnya menangis, lalu di lihatnya ke seberang, bahkan seorang pria disana sama sekali tidak membuka matanya, dengan nyaman dia meringkuk mencari kehangatan.

“Oh… seja… ada apa? Kau sudah terbangun? “ ucapnya sambil mengalihkan posisi bayi itu ke pelukannya.

Tangisan bayi itu belum jua berhenti, “Ada apa denganmu, eoh? Kau lapar? “ ditimangnya terus sang bayi lalu beberapa menit kemudian tangis bayi itu berhenti.

“Kau sangat cocok menjadi seorang ibu, “ seru Jo Hyun, pria yang tadi tidur bersamanya. Pria itu sudah dalam posisi duduk dan ada senyum kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya.

Jae Geum yang sedang berdiri mendekati pria itu, “Bagaimana anda bisa baru bangun, padahal anak anda sedang menangis yang mulia… “ kesal Jae Geum.

Jo Hyun malah tersenyum.
“Wae? Apa ada yang lucu? “ tanya Jae Geum.
“Ani… aku sedang bahagia, bagaimana kalau kita lebih berusaha untuk mendapatkan adik bagi Wo Jin, ah bukankah itu bagus, dia akan punya teman bermain. “
“Ck… sudahlah! Ini sudah pagi yang mulia, bukankah hari ini anda harus menghadiri rapat para dewan istana? Saya akan membantu anda bersiap.” setelah mengatakannya Jae Geum langsung meletakkan Wo Jin di boks bayi di kamarnya dan pergi menyiapkan air mandi bagi Kaisar.

Inilah hal yang selalu membuat Jae Geum bahagia setiap paginya, ketika dia membuka mata di sampingnya ada Wo Jin dan Jo Hyun, lalu dia menenangkan Wo Jin saat bayi tampan itu terjaga dan menyiapkan segala sesuatu keperluan Jo Hyun, bukankah mereka sudah seperti keluarga bahagia? 

Kemarin malam saat dia kembali ke kamarnya bersama So Yoon, Jo Hyun sudah berada di sana bersama Wo Jin yang tertidur di gendongannya, dengan menunjukkan cengiran kuda pria itu dengan seenaknya membuat keputusan bahwa dia dan Wo Jin akan tidur di kamarnya. Ayolah… sebenarnya siapa ibu dari bayi itu, bukannya dia merasa leberatan, tidak… tidak sama sekali, dia malah bahagia bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan bayi itu, namun banyak desas desus di istana yang mengatakan bahwa Jae Geum telah menggunakan mudang (dukun)  untuk memikat Jo Hyun dan membuat Wo Jin seolah melupakan wanita yang melahirkannya. Itu hal gila, bahkan Jae Geum tidak pernah memikirkan hal itu, sama sekali.

Life Of The Past ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang