Prolog

89 7 3
                                    


Thalia, gadis kesepian yang sangat merindukan sosok lelaki yang menciptakannya, yang mengendongnya ketika ia belum begitu mengenal dunianya sendiri.
Dia hanya mampu melihat deretan foto yang di pajang di dinding ruang tamu keluarga. Dirinya sangat mengharapkan suasana rumah seperti dulu, Ayah,Ibu,dan dirinya. Tertawa dan berbagi kisah bersama.

Apa yang terjadi pada keluarga nya sekarang begitu membuatnya terluka. Setiap saat, Thalia  berharap agar Ayah dan ibunya bisa bersama kembali dan keluarga mereka menjadi keluarga yang harmonis seperti dulu lagi.

Luka itu masih membekas. Membekas dengan sebuah pertanyaan yang begitu mudah bagi orang,tapi begitu sulit untuk dirinya. Mengapa waktu ibu masih mengandung adiknya, ayah meninggalkan mereka sendirian? . Hingga akhirnya, Ibu melahirkan adikku secara prematur, karena karena sangat mengkhawatirkan ayah yang tiba-tiba saja menghilang. Hidup Thalia terasa sepi dan hatinya terasa begitu hancur. Seorang laki-laki yang sangat Ia sayangi, bisa tinggalkan dirinya dalam keadaan seperti itu.

Sangat melekat di benak Thalia kejadian sebelum ayah pergi, Ayah dan Ibu sempat bertengkar. Ia hanya mampu menangis di balik pintu kamar sambil menutup kedua telinganya.
Bagaimana bisa ayah tidak memikirkan kondisi Ibu pada saat itu yang sedang mengandung?.

"Ayah dimana kamu? Aku merindukanmu!

SentimentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang