(enam)

361 11 0
                                    

Saat keluar dari kamar mandi Tiara bertemu dengan Fadia yang akan masuk ke kamar mandi dengan mata yang merah seperti habis nangis.

"Fad lo kenapa? Kok mata lo merah?" tiara mengunci kedua pundak fadia.

"Udah deh ra, lo nggak usah sok peduli sama gue." fadia menepis kedua tangan tiara.

"Karna lo sahabat gue jadi gue peduli sama lo." Tiara menggenggam tangan fadia.

"Udah cukup ra nggak usah akting di depan gue!!" bentak fadia.

"Fad gue nggak ngerti maksud lo apa? Lo kenapa gini sama gue?" tiara sudah berkaca kaca karena nggak biasanya sikap fadia seperti ini.

"Lo mikir dong raa, lo habis nglakuin apa? Mana janji lo ke gue!! Ha?" fadia membentak tiara lagi.

"Sumpah fad gue nggak ngerti maksud lo, gue salah apa? Lo bilang sama gue fad biar gue tau." tiara sudah meneteskan air matanya.

"Udah deh nggak usah nangis di depan gue, air mata lo nggak bisa nebus rasa sakit gue." fadia mendorong tubuh tiara.

Tiara hanya bisa diam melihat perilaku fadia, tubuhnya bergetar hebat dan tangisnya mengalir tanpa henti.

"Lo kenapa fad? Gue punya salah apa sama lo?" batin tiara.

Tiara pun berlari ke taman sekolah yang saat itu sepi tidak ada orang karena semua siswa sisiwi sedang menikmati pensi.

◾◾◾◾◾

Aji terduduk lesu di belakang panggung, pandangan kosong dengan perasaan yang tidak karuan.

"Lo kenapa ji kok lesu?" shifan mendekati aji.

"Gue nggak papa." jawab aji singkat.

"Eh tiara mana ya ji, lo lihat dia nggak?" pertanyaan shifan mengingatkan aji kepada tiara yang tadi berlari meninggalkannya.

Tanpa menjawab pertanyaan dari shifan aji berdiri dan berniat untuk mencari tiara.

"Gue tanya fadia, pasti dia tau." batin aji lalu dia berlari meninggalkan shifan.

Aji pun sampai di kelas dan untung saja fadia benar ada disana.

"Fad l-lo kenapa nangis?" aji melihat tubuh fadia bergetar dan suara isakan tangisnya terdengar jelas.

"Kenapa lo peduli sama gue?" fadia bertanya dengan suara yang terbata.

"Ya masa gue nggak boleh peduli sama sahabat gue." ucap aji lembut.

"Udah deh lo pasti mau cari tiara kan? Gue nggak tau dia kemana!" fadia membentak aji.

"Ya gue mau tanya tiara ada dimana tapi pas lihat lo nangis gue nggak jadi tanya." aji menggaruk kepalanya.

"Enak ya tiara, slalu dapet perhatian dari lo." fadia mendorong badan aji lalu berjalan menjauhi aji.

Aji tidak mengerti apa maksud omongan fadia itu.

Namun aji tidak terlalu memikirkannya, dia kembali teringat oleh tiara.

"Lo dimana ra, gue khawatir sama lo." aji mengacak acak rambutnya.

Aji memutuskan untuk duduk, dan menaruhkan kepala di atas meja.

Tiba tiba katon masuk ke dalam kelas dengan nafas yang terengah engah.

BUKTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang