1

5 3 11
                                    

"Kuharap suatu saat kamu akan menyukai seseorang yang tidak menyukaimu karena dia sedang menyukai orang lain, lalu kemudian kamu mulai mengerti betapa sakitnya aku kemarin."

♡♡♡

"Ah gila gue suka banget apalagi adegan mereka berdua abis naik langsung di peluk gitu anjir."


"Melting gue nonton mereka, feel nya dapet banget."


"Iya ya, mana mereka cocok lagi."

Suara yang ricuh didalam angkutan umum tak membuat cewe berseragam putih abu yang duduk di paling pojok itu mengalihkan pandangan dari yang dilaluinya.

Meskipun bukan pemandangan hijau menyegarkan melainkan rumah dan bangunan-bangunan, tak membuat mata cewe itu mengalihkan pandangannya.

Hingga suara pengemudi angkot menghentikan suara perbincangan anak SMP yang sedang membahas salah satu tarian luar negeri itu berhenti dan menatap satu sama lain karena merasa terganggu.

"Didepan ada?"

Jeda beberapa saat hingga cewe yang sedari tadi diam membuka mulutnya.

"Ada mang!"

Sesaat angkot belum terhenti sepenuhnya, cewe itu bangkit dan segera turun dari angkot dan memberi ongkos yang sudah disiapkan di saku seragam putihnya.

Matanya menatap segerombol anak sekolah yang berseragam sama dengannya berdiri di pinggir jalan, dia berjalan menuju arah sana dan berdiri di paling belakang tanpa peduli ada yang dikenalnya atau tidak, dibarisan paling depan ada Polwan yang sedang mengatur lalu lintas hingga polwan itu merentangkan tangannya dan segerombol anak sekolah itu pun menyebrang melanjutkan perjalanannya, begitupun cewe itu mengekor paling belakang, tatapannya menunduk melihat langkah kakinya sendiri dan sesekali melihat sekeliling.

Langkah kakinya terhenti saat dihadapannya kini ada sebuah gerbang bertuliskan:

"welcome in SMAN 1 CEMPAKA"

Dia menarik nafas panjang dan membuka matanya, sesaat dia melihat banyak siswa siswi yang melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan membuatnya sadar lantas mengangguk pelan dan bergumam "Lita pasti bisa melewati semuanya."

Selangkah kakinya maju kedepan dan belum sempat kakinya menapak lahan aspal itu, terdengar suara klakson yang sangat keras dan panjang hingga dia oleng dan memejamkan mata sembari memegang dadanya.

"Makanya jangan diem aja lo."
Suara cewe yang terdengar dingin dan menusuk itu membuatnya tersadar dan menghela napas meskipun salah satu tangannya masih terkepal kuat.

"Makasih "
Ucapannya tidak mendapatkan jawaban secara lisan meskipun hanya mendapat anggukan dan ditinggalkan.

@_@

Tubuhnya masih tidak beranjak sedikitpun padahal bel istirahat terdengar 5 menit lalu, dia masih duduk dengan earphone terpasang dikedua telinganya dengan matanya terpejam seperti sangat tenang.

Hingga sebuah tusukan dilengannya membuatnya terkejut dengan otomatis menarik tangan yang sudah mengusiknya itu dan dia baru sadar ada suara yang meminta dilepaskan dengan teriakan yang sangat menggegerkan.

"Aduh-aduh lepasin-lepasin ampun-ampun."
Dia melepas earphone dan segera melepaskan tangan kanannya yang telah mencengkram kuat tangan orang itu.

Kini mereka duduk dan terdiam cukup lama hingga cewe yang duduk sendiri itu pun mengeluarkan suara.

"Udah lah Yum gue yang salah juga kok. Lagian mulai sekarang kalian kan duduk sebangku."

Orang yang sedang dibujuk sahabatnya untuk mau berkenalan dengan anak baru itu menghela nafas pelan dan langsung mengulurkan tangannya untuk membalas jabatan orang yang kini duduk disampingnya yang tak lain adalah yang dia selamatkan tadi pagi di gerbang sekolah.

"Yumi."
Tatapannya masih datar, sesaat tatapan mata mereka bertemu dan orang yang bernama yumi itu memutusakan kontak matanya dan langsung melepaskan jabatan tangannya.

"Makasih dan maaf buat kalian bukannya gue-" Ucapannya terhenti saat yang duduk dihadapannya kini mengibaskan kedua tangannya untuk berhenti berkata.

"Kita udah tahu kok. Lo kan anak baru yang telah 2 hari disini dan kita juga udah tahu kalo lo kemarin di jahili anak kelas ini pas di Lab, gue selaku sekretaris kelas ini mengucapkan ....."

"SELAMAT DATANG DI KELAS XI-MIA-8"

Dia berteriak dengan heboh dan terdengar anak kelas itu pun masuk dan meminta maaf karena ulah mereka kemarin.

"Jelita maafin gue ya, kemarin itu emang udah jadi tradisi kita buat menyambut anak baru di kelas ini." Ucap cewe tinggi.

"Oke gapapa kok."
Anak baru yang dipanggil Jelita itu mencoba mengerti walau kejadiannya masih belum bisa di lupakan.

"Jadi guys jangan ada yang sakiti anggota keluarga kita kali ini oke. Awas aja kalo kalian berani!"
Ucap cowo yang bernama Tegar Gumilar selaku ketua kelas ini, dan sorakan modus pun terlontar hingga kelas riuh membuat anak baru itu tersenyum ternyata teman barunya kini menerimanya.

"Eh kita manggil lo apa nih, Jelita or Jelianty secara kan nama lo Jelita Jelianty?" Dan Lita itu pun memberi jawaban singkat.

"Cukup Lita aja." Namun sepertinya hal itu tidak disetujui oleh cewe dengan rambut sepunggung yang duduk didepannya dan bernama Tata yang bernama asli Agatha itu mengacungkan tangannya.

"Ah pasti nama itu udah kepake di sekolah lo yang dulu kan, gimana kalo mulai saat ini nama panggilan lo jadi Jeje?"
Sontak Lita yang awalnya menatap Tata pun menyerngit dan tersenyum kaku.

"Gapapa juga sih gue mah cuma usul."
Ucap Tata yang tatapan matanya menuju Yumi.

"Ga usah cari gara-gara lo yah."
Ucap Yumi dibarengi dengan desisan tajamnya membuat Tata hanya mampu menyengir pada Yumi dan tatapan maaf pada Lita.

@_@

POURQUOI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang