11. Kepo

5 0 0
                                    

Satu set sudah terlewati kini mereka masih bermain memasuki set ke dua. Sesuai kesepakatan, Lita hanya di perbolehkan untuk bermain satu set saja.

Walaupun satu set, Lita merasa puas bermain. Dia giliran menjadi toser dengan Bio dan hasilnya tim mereka unggul poin hingga berakhir dimenangkan timnya untuk set sebelumnya.

Rambutnya yang tidak di ikat berubah menjadi kecoklatan, nafasnya dibuat untuk stabil dan teratur, sedangkan tangan kanannya mencengkram erat perutnya yang terasa melilit sedangkan tangan kirinya Dia gunakan untuk mengelap keringat di keningnya.

Yumi dan Tata sudah kembali membawa satu botol air mineral dan diberikan kepada Lita yang tampak kelelahan.

"Lo gak papa Lit?" Tanya Yumi khawatir melihat keadaan Lita sekarang.

"Gak papa kok, masih capek aja."

"Diminum itu airnya, untung yang dingin sisa satu jadi spesial tuh Lit." Ucap Tata diangguki oleh Lita yang hanya menyimpannya di samping tubuhnya.

Setelah mengatur nafas dan pandangannya mulai membaik, Lita mengambil botol air kemasan yang masih terasa dingin itu. Namun saat akan menegaknya, sebuah tangan menghentikan pergerakannya.

"Yang ini aja, itu air dingin gak baik buat kesehatan apa lagi abis panas-panasan dan masih keringetan." Tangannya menerima air itu dan meminumnya, pusing itu kembali melanda kepalanya.

"Kita ke UKS sekarang." Perintah orang yang kini melihat ada yang beda di kening Lita.

"Tapi Kak."

"Gak nerima penolakan, bangun sendiri atau di paksa buat bangun?"
Bagaikan ancaman, Lita pun mencoba untuk bangkit dan berjalan dengan perlahan dengan Juna berada disampingnya.

Orang yang memberikan air mineral biasa itu adalah Juna, dia dengan leluasa bisa membuat Lita menuruti perkataannya dan meninggalkan pertanyaan-pertanyaan bagi teman-temannya.

"Ada hubungan apa sih sama mereka berdua? Kok gue kepo banget yaak." Ucap Tata diangguki oleh Yumi yang terlihat jelas bahwa Juna sangat perhatian pada Lita sang murid baru dengan mengabaikan pacarnya yang menatap sinis dari seberang koridor.

♡♡♡

Bel pulang sekolah terdengar sangat nyaring di telinga seorang cewe yang mengerjapkan kedua matanya.

Dia merasa kaget, bagaimana tidak kini di UKS hanya ada dirinya sendiri tidak ada yang menjaganya.

Tubuhnya menjadi duduk dan mencoba meraih sepatu di lantai, namun tubuhnya menegak saat kedua pintu UKS terbuka dan dirnya merasa lega itu adalah Juna.

Dia mengambil sepatu Lita dan menyuruh Lita memakai sandal miliknya, hanya bisa menurut dan tak bisa menyangkal itu yang bisa Lita lakukan.

Sementara itu Yumi dan kawan-kawannya yang akan memberikan tas dan buku milik Lita berhenti di depan UKS saat Juna membawakan sepatu milik Lita dan meminta tas Lita, dia pun menarik tangan kanan Lita.

"Tunggu disini aja!" Perintah Juna hanya di angguki oleh Lita.

Yumi yang terlihat kepo pun mendekati Lita.

"Kok Kak Juna bisa perhatian sama lo Lit? Lo ada hubungan apa sama Kak Juna?"

Lita menoleh dan tersenyum pada Yumi.

"Kata Kak Jun kalo ada yang nanya dan pertanyaan itu persis sama yang lo ucapin barusan, gue harus jawab sebagai kakak kelas yang baik sama adik kelasnya."

Yumi di buat bungkan oleh Lita. Tatapan mata Lita menjadi berbeda dari sebelumnya, Tata merasakan hal itu dan mengamati gerak-gerik Lita.

Dari pengamatannya, mata Lita terlihat ada kegelisahan, kepalanya menjadi menunduk setelah menjawab pertanyaan Yumi dan kedua tangannya saling mengepal dengan menggengam botol kecil minyak kayu putih yang Juna berikan padanya, seperti ada ketakutan yang muncul di tubuh Lita.

Saat ini Juna sudah melajukan motornya dan Lita yang kini memakai almamater milik Juna pun berbicara.

"Mereka gak curiga kan pas dari lapang?"

"Mereka ngikutin sampe UKS dan saat kamu tidur, kakak usir mereka dan minta Tata buat surat dispensasi sakit gak bisa ikut pelajaran."

Lita mengangguk dan bernafas lega.

"Lain kali, jangan paksain diri kamu lagi! Kalo kamu drop, kamu gak bakal bisa kontrol emosi kamu."

"Iya. Tapi Tata dan Yumi mereka gak bakalan berhenti buat dapet kejelasan hubungan kak jun sama aku."

"Biarin mereka cari tahu sendiri."

"Gimana kalo mereka tahu kalo aku-"

"Gak bakalan. Percaya sama kak Jun ini."
Lita mengangguk dan memerhatikan jalanan yang dilalui mereka. Perlahan tapi pasti helm yang Lita pakai kini terjatuh di bahu kanan Juna.

Saat dilihat dari spion, ternyata Lita sudah terlelap dengan memegang erat tas Juna didepannya.

...

Berbeda dari sebelumnya, kini mereka berkumpul di UKS sebagai tempat untuk berkumpul.

Mereka mencari tahu hubungan Lita dengan Juna, jika Lita tidak bisa memberi tahu mereka maka mereka akan mencari tahu kebenarannya.

"Dapet." Ucapan Tata membuat mereka menatapnya.

Tata memutar Laptop yang baru saja di utak-atik olehnya.

"Ternyata rumah mereka satu arah dan bertetangga, jadi wajar kalo mereka akrab gitu." Ucap Yumi diangguki para cowo.

"Tapi gue rasa ada yang aneh dengan sikap Lita tadi, lo ngerasa kan Yum?"

"Iya gue ngerasa. Tapi biarin dulu aja, gue yakin dia masih pusing abis ketimpuk bola tadi."

"oke."

POURQUOI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang