2

4 2 2
                                    


Sometimes the heart sees what is invisible to the eye.

♡♡♡

"Ahhh akhirnya gue bisa terlepas dari utusan khayangan itu. Makasih buat Lita." Ucap Tata yang begitu mendramatisir.

"Itu juga berkat Lita yang bisa jawab soal dari Bu Retno, jarang-jarang loh kita bisa pulang lebih awal tau gak Lit." Uap Tegar yang sedang menghapus papan tulis.

Yap kelas mereka sekarang menyisakan beberapa orang dan mereka sangat bahagia karena ada yang bisa menjawab soal dari Bu retno yang biasa disebut Buret itu, pasalnya selama ini Buret itu sering melebihi jam pulang hingga setengah jam karena tidak ada yang bisa menjawab kuis darinya dan ini adalah pencapaian rekor perdana.

"Ah elu mah konek mulu gar, sejak kapan seorang KM XI-MIA-8 mau membersihkan papan tulis. Jangan mau dikibulin Lit." Ucap tata yang membuat Lita mengangguk dan malah membuat Tegar kini misuh-misuh tak jelas.

"Lo ga usah cemburu gitu kali Ta" Ucapan Kiki sohib Tegar yang kini sedang memainkan games di handphonenya, dan mendapat tatapan sinis dari Tata.

"Gue tau kali Ta." Dan perkataan Kiki mengakhiri kehadirannya yang langsung pergi menuju UKS menyusul Yumi yang sudah ada disana sejak Buret keluar kelas.

Lita kini sudah selesai membereskan buku buku miliknya dan segera berjalan menuju pintu, namun...

"Lita"  Kakinya sontak berhenti, dihadapannya ada Tegar yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Iya?" jawab Lita heran.

"Lo mau gak-- ah ga jadi gue."  Tegar tidak melanjutkan perkataannya malah dia menatap Kiki sekarang.

"Lah elu sohib macam apa sih letoy banget."
Lita tidak mengerti kemana arah pembicaraan Kiki, tapi yang pasti itu ditujukan untuk Tegar yang kini menatap Kiki tajam.

"Si Tegar mau ajak lo makan sekaligus nyoba kafe yang baru buka."
Ucap kiki yang kini menatap lita dan tegar bergantian. Lita bingung cara untuk menolaknya, hingga satu kalimat meluncur dengan mulus.

"Maaf Tegar, tapi gue udah ada janji sama Yumi dan Tata." Ucap Lita menatap ponselnya yang kini menyala dan nama Yumi tertera dalam panggilan masuknya.

"Nope kok Lit." Ucap Tegar pada Lita yang menatapnya dengan tatapan maaf.

"Gue duluan ya." Lita segera pergi meninggalkan kelas setelah tegar memberikan jalan dan mengatakan gapapa.

Selepas Lita pergi keluar kelas, Kiki turun dari meja yang sebelumnya didudukinya. Dia menepuk bahu Tegar dua kali.

"Udah gue bilang lo harus agak santai jangan buru-buru,nanti yang ada Dia nya malah gak mau sama lo."
Ucapan Kiki diangguki oleh Tegar yang dari tadi menatap tempat duduk Lita di bagian tengah paling belakang.

@_@


"Gimana kalo nama kita bertiga adalah TripleTI or Triti" ucapan yumi membuat Lita dan Tata menyerngit bingung.

"Tumben lo lola Ta. Jadi nama gue kan Miranti, Lita itu Jelita dan lo Agatha. Secara tidak langsung akhiran nama kita  itu T jadi gitu deh" Ucapan Yumi membuat Tata dan Lita menyetujuinya dan langsung berbincang kembali.

Selama hampir satu jam TriTi diam di UKS membicarakan banyak hal, hal yang ditangkap Lita adalah seorang Miranti Ayumi Tri atau Yumi adalah seorang Ketua Umum PMR dia yang bertanggung jawab akan eskul itu, sedangkan Agatha Berliana Dewi merupakan Sekretaris Umum di eskul tersebut. Pantas saja Lita boleh-boleh aja ikut diam di UKS dan tidak ada siapa-siapa ternyata.

Dan kemarin mereka baru saja menghadiri acara yang diadakan Dinas Kesehatan di Puskesmas terdekat dan acaranya dihadiri oleh perwakilan anak SMA termasuk sekolah ini.

Mereka juga mendapat informasi dari grup kelas bahwa Lita di jahili oleh teman sekelas saat lita dipanggil ke perpustakaan untuk mengambil buku paket yang sudah disiapkan dan saat sampai di kelas semua penghuni tidak ada satupun, menyisakan tas lita yang hanya satu.

Sontak Lita mencari-cari Lab Biologi hingga Lita mendapat bantuan dari seorang siswa saat Dia berdiri di mading dan menatap peta lokasi sekolah itu, cowo itu  mengantarkan Lita sampai di Lab Biologi yang pintunya sudah tertutup rapat menandakan kegiatan belajar sedang berlangsung dan saat Lita akan berterimakasih siswa itu sudah pergi dan menghilang di belokan koridor.

"Jadi kemaren lo di tolongin sama salah satu siswa sini, siapakah gerangan?" Kepo Yumi yang menaik turunkan kedua alisnya membuat Lita terkekeh geli.

"Jadi dia kayaknya kelas XI juga tapi gak tau juga." Cengiran Lita membuat Yumi menggeleng.

Namun tak lama setelah itu Lita menanyakan suatu hal membuat Tata langsung menatap Yumi lekat.

"Tapi kenapa tatapan mata lo ke gue seakan ada yang mengganggu lo, apa gue ada salah sama lo?"
Tanya Lita penasaran, Tata yang mendengar pertanyaan Lita dan melihat temanya itu hanya terdiam langsung mengeluarkan kata-katanya.

"Jadi belom lama ini si Yumi tuh tahu kebenaran yang sebenernya, dan hal itu ngebuat mereka putus dan dia ada disekolah ini juga kayaknya Yumi belom move on."
Jawaban dari tata tidak membuat Lita puas, sepertinya bukan itu.

"Oke Lita gue udah anggap lo temen deket gue tapi gue mohon jangan bilang ke siapa-siapa-"
Ucapan Yumi terpotong oleh suara handphone yang berdering dan saat menjawab telpon terlihat raut wajah khawatir Yumi dan dia langsung membawa tasnya sebelum itu dia minta maaf dan bilang duluan tanpa mengatakan apa yang terjadi.

Kini Lita dan Tata sedang menunggu angkot, sebenarnya mereka berdua beda arah pulang tapi Tata mengatakan sebagai teman yang baik dia akan menunggu Lita duluan.

"Tapi ta kayaknya bukan itu yang mengganggu perasaan gue, seolah Yumi menyembunyikan suatu hal." Perkataan Lita membuat Tata mengangguk.

"Dia emang gitu Lit, tadi Dia juga udah mau ngasih tau lo cuman ada yang nelpon dan kayaknya darurat. Tapi gue yakin dia pasti akan ngasih tau kok yang mengganggu lo itu." ucapan Tata membuat Lita bingung tak mengerti.

"Udah sana pulang udah jam 5 lebih nanti ortu lo nyari." Ucap Tata saat melihat angkot berhenti dihadapan keduanya, perkataan Tata membuat Lita tersenyum sinis.

"Kayaknya itu gak akan terjadi ta, gue duluan." Pamit Lita pada Tata, namun Tata penasaran akan perkataan Lita sebelumnya.

@_@

POURQUOI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang