Tata, Yumi dan Kiki berjalan memimpin di koridor sekolah yang dilalui mereka, sedangkan Lita dan Tegar di belakangnya.
"sorry banget gar, kalo tau lo bakalan minta di ajarin pasti gue bawa buku catetan gue, kenapa gak kasih tau?" Tanya Lita dengan perasaan agak menyesal.
"Gimana mau ngasih tau, kalo gue minta nomor ponsel lo aja gak inget, minta ke Tata sama Yumi mereka gak ngasih."
Ucapan Tegar membuatnya sedikit menyesal, tapi apa daya Dia hanya tidak ingin kejadian sebelumnya terulang lagi di sekolah barunya ini."Bukannya gue gak ngasih Gar, tapi-"
Ucapannya di serobot langsug oleh Tegar."No problem, kalo gitu lo mau kan gue anter pulang?"
Senyuman di bibir Tegar tidak pudar, Lita enggan menjawab merasa beruntung saat Dendi memanggil mereka untuk mendekat.
Yumi memberika minum untuk Doni dan mengelap keringat di keningnya, membuat Aryo berteriak heboh.
"Tau gini mending mereka berantem aja. Jodoh gue ayo dong kayak mereka."
Andre yang mendengar kalimat tersebut melemparkan anduk bekas mengelap keringat di wajahnya tepat sasaran mengenai wajah Aryo yang sedang mengeluarkan jurus memelasnya pada Lita.
Mereka terkekeh ikut tertawa dan mengolok Aryo yang ingin menjadi jodoh salah satu cewe disana yang tak lain adalah Lita.
Hingga sebuah suara yang ramai membuat mereka agak mundur. Mereka adalah anggota OSIS MPK yang baru selesai Sharing antara pengurus baru dan pengurus yang baru lengser.
"Hey Je sekolah juga?"
Seorang cowo yang mereka kenal karena dia mantan ketua osis periode kemarin dan kini sedang menyapa Lita yang notaben nya adalah murid baru."Iya kak, baru ngerjain tugas sejarah."
Jawab Lita dengan senyum lebarnya."Udah selesai kan? Mau pulang kan? Bareng aja."
Cowo itu akrab dengan panggilannya yakni Kak Juna atau Junjun."Udah selesai kok, nggak ah kapok. Emang sekarang gak sama pacar Kak Jun?"
Tanya Lita menggoda juna."Dia udah pulang duluan ada bimbel. Udah ayok!"
Jawab juna dengan melihat jam tangannya."Kirain gak ada pacar,tadinya Jeje mau daftar heheh."
Lita terkekeh berhasil menggoda Juna yang kini menatapnya dengan sesipit mungkin.Namun mereka sedari tadi hanya menyimak dan bertanya-tanya bagaimana mereka bisa saling mengenal dan seakrab itu.
"Ya udah semuanya Lita pulang duluan. Bye."
Logat Lita di pertanyakan dia tidak memakai lo-gue tapi memakai namanya sendiri."Iya hati-hati ya Lit."
Namun hanya Yumi yang mengatakan kalimat tersebut, sedangkan Aryo Dendi Tata Kiki menatap cengo."Gue sama Jeje duluan semuanya."
Pamit Juna pada mereka dibalas dengan anggukan tanpa suara.Kepergian Lita dengan Juna membuat mereka bertanya-tanya.
"Apa Lita punya kepribadian ganda?"@_@
Kini di mobil mereka mengobrol banyak hal.
"Mereka menyukai kamu Je."
Ucapan Juna membuat Lita menyerngit bingung dan menggeleng."Dari tadi kakak lihat mereka mengagumi kamu. Dimulai dari Tegar yang sangat kentara banget, Aryo yang memanggil kamu jodoh tapi matanya mengatakan pengharapan, Dendi dia menatap kamu penuh kekaguman, dan Kiki diam-diam dia memerhatikan kamu. Doni dia dari tadi menatap Yumi yang menatap kita berdua, Tata menatap Andre penuh kekepoan. Dan cuma Andre yang menatap kakak dengan sorotan penuh selidik."
Akhiran kata kepala juna menoleh pada Lita yang tampak kebingungan.
"Andre? Gak mungkin Kak. Lagian kak Jun pasti tahu apa yang bakalan Jeje lakuin kalo memang benar itu terjadi."
Senyuman misterius kini muncul di bibirnya matanya menatap Juna penuh arti."Sampe kapan kamu bakalan kayak gini Je?"
"Maksudnya?"
"udah jangan di pikirin! Udah sampe, sana masuk!"
"Makasih kak jun." ucap Lita tulus pada Juna.
"Iya, nanti senin bareng aja, kakak juga gak bakal pagi-pagi amat kok."
"tapi kan-"
"inget rumah kita searah dan rumah pacar kakak sekarang gak searah, oke."
Lita mengangguk dan tersenyum pada juna, segera membuka pintu mobil dan mengucapkan terimakasih.
Mobil juna melaju dan terdengar sudah berhenti dan saat itu Lita melihat Juna sudah keluar dari mobil sedang melambaikan tangan kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POURQUOI?
Teen FictionJika kamu akan mengatakan suka bahkan cinta... Maaf saja kamu tidak akan mendapatkan apa-apa. Hidupku sudah bahagia tanpa adanya cinta... Yang ada hanya percuma saja.