Bagian 9

1.5K 203 147
                                    

Aku bingung harus menafsirkannya bagaimana. Semua mimpi ini terasa amat nyata untuk ku. Suster Kim tadi bilang, saat aku membuka mata, aku akan mendapatkan sebuah keluarga yang telah lama aku impikan.

Beliau bilang padaku jika setelah ini aku akan hidup dengan limpahan kasih sayang. Benarkah itu?

Tapi aku lebih merasa bahagia disini, bersama suster Kim. Karena bagi ku, dia lah keluarga ku. Ia sudah seperti orang tua bagi ku. Makanya aku sebal ketika ia memintaku untuk pergi. Aku menolak untuk pergi.

Kemudian dia membawaku ke sebuah tempat yang tak ku kenal. Lalu berkata jika aku harus pulang, aku tidak boleh berlama-lama disini bersamanya. Aku menolak, aku merengek dan menangis pada akhirnya.

Namun beliau hanya diam saja dan membiarkan ku bersikap seperti itu.

"Pulanglah Min ah, keluarga mu merindukan mu." Katanya.

"Tapi keluarga ku cuma suster, tolong jangan usir aku" Mohon ku padanya.

Tapi sekali lagi, suster Kim menggeleng. Ia lantas mendorong ku hingga aku terjatuh ke dalam sebuah lubang. Di dalam sana gelap sekali. Ruangan disini amat gelap dan dingin, aku ketakutan. Sekuat tenaga, aku berteriak meminta tolong. Tapi tak ada jawaban.

Lalu samar-samar aku seperti mendengar suara seseorang. Tapi siapa? Dalam kegelapan itu aku menangis, meratapi nasib ku yang tidak beruntung.

Inikah akhirnya? Aku ditelan kembali dalam sebuah kegelapan?
Hingga aku merasakan ada sebuah cahaya yang menuntun ku untuk berjalan.

Saat sadar aku di hadapkan oleh sebuah anak tangga yang menuju ke atas. Dari atas sana, samar-samar aku kembali mendengar suara seseorang yang memanggil nama ku.

Hati ku berubah menjadi hangat saat mendengarnya menyebut nama ku. Samar-samar aku dengar jika mereka tidak ingin aku pergi.

Hahaha, lucu memang. Tapi senang juga karena ini pertama kalinya aku merasa disayang...

Oh! Andai ini bukanlah mimpi. Jika kenyataan aku pasti sangat senang. Hingga mereka merasa tidak rela dan kehilangan diriku jika pergi.

Langkah kaki ku pun, aku bawa naik ke atas. Lantaran semakin ke atas tangganya ku daki, semakin terang pula cahaya yang menyinari ku.

Di atas juga hangat. Oh! Siapa itu? Batin ku bertanya ketika semakin naik ke atas cahayanya semakin silau. Aku bahkan sampai mengerinyit karena sangking silaunya.

Namun tak jelas siapa orangnya, aku melihat ia tengah mengulurkan tangannya kepada ku. Dan anehnya dia bilang mencintai ku?

Hah?

Aku tak salah dengar kan?

Tapi hati ku merasa berbunga-bunga mendengarnya. Jadinya, aku memutuskan untuk menerima uluran tangannya dan naik ke atas. Tapi....

Lho, lho? Mengapa ini terjadi lagi. Tubuh ku serasa di hempaskan kembali tak tentu arah. Kepala ku pusing sekali, mata ku pun berat untuk di buka.

Sepasang telinga ku mendengar suara-suara berisik memanggil ku. Dan ketika aku membuka mataku aku seperti melihat orang-orang yang begitu menghawatirkan keadaanku.

Andai ini bukan mimpi pasti bahagia sekali...

.
.
.

Kyuhyun tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia dirinya ketika melihat si gadis malang itu kini telah sadar. Meski pun dokter yang memeriksa bilang jika kondisinya masih sangat lemah dan perlu perawatan intensif. Akan tetapi, Kyuhyun sudah bersyukur kini Sehun sudah bisa berkumpul dengan ibunya.

UnfortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang