Satu minggu telah berlalu dan kondisi si gadis malang itu berangsur membaik. Ia sudah dapat bersuara namun masih minim dalam berkomunikasi. Dirinya bahkan sudah bisa sedikit demi sedikit menggerakkan bagian tubuhnya. Sekarang ia sedang belajar untuk bisa duduk, meski pun masih harus bersandar.
"Sehunie" Panggilnya lirih pada seorang bayi yang menggeliat di dalam dekapannya. Bayi putih bersih itu tampak sedang mengemut jempolnya. Dia tenang sekali, merasa hangat ketika sedang bersama ibunya.
"Sehunie" Panggilnya lagi lalu senyum mengembang di wajahnya.
Bagi si gadis malang itu, Sehun adalah pusat hidupnya sekarang. Baginya, Sehun adalah segalanya..."Selamat siang waktunya Sehunie minum susu dan makan siang untuk mu"
Itu adalah Kim Jaejoong, yang notabenenya adalah ibu kandung dari si gadis malang tersebut. Sungmin tersenyum ketika melihat wajah seseorang yang ia kenal sebagai suster Kim. Seorang suster baik hati yang mau membantu dan mengasihaninya dalam mengurus dirinya mau pun Sehun.
"Selamat siang, layanan doa datang"
Ah! Itu suara Jung Yunho. Seorang pendeta yang acap kali berkeliling di jam-jam istirahat seperti ini untuk mendoakan kesembuhan dan kesehatan para pasien. Kembali lagi, si gadis malang itu tersenyum ketika melihat wajah teduh Jung Yunho, yang notabennya adalah ayah kandungnya sendiri.
"Selamat siang! Waktunya periksa"
Nah, itu adalah Jung Changmin. Sungmin kenal dokter muda itu. Dia adalah seorang dokter yang sangat baik. Dokter Jung, begitu ia memanggilnya. Orangnya hangat dan ramah. Pernah sekali Sungmin berandai akan alangkah senangnya dia jika memiliki seorang kakak seperti sosok dokter Jung. Pasti dia akan selalu dilindungi dan disayangi. Pasti rasanya bahagia sekali bukan...
Jangan sedih lagi Sungmin ah, dokter Jung itu adalah memang kakak kandung mu. Seorang kakak yang memang sosoknya sangat kau rindukan.
"Minni ah, kita makan siang dulu yuk. Sehabis itu minum obat dan untuk sementara Sehunie juga mau minum susu" Ucap Jaejoong yang sangat berhati-hati untuk membawa Sehun.
Pasalnya si gadis malang itu akan berubah panik dan sedih jika Sehun di bawa jauh darinya, meski pun hanya untuk disusui.
Si gadis malang itu berubah protektif. Yang tadinya dia ramah dan tersenyum saat menyambut mereka bertiga, ia lantas langsung jadi tidak mau menyerahkan Sehun pada Jaejoong yang sudah siap dengan beberapa botol ASI yang ia dapatkan dari Bank ASI.
"Minni ah kau lapar kan, begitu pun dengan Sehun. Bagaimana kalau kalian sama-sama makan. Aku akan memimpin doa" Bujuk Yunho yang menunjukkan sebuah alkitab di tangannya.
"Itu benar kau harus makan dulu setelah itu aku akan memeriksa mu dan memberikan mu obat. Katanya kau ingin cepat sembuh, agar bisa bermain dengan Sehuni" Bujuk Changmin.
Si gadis malang itu tampak bergetar dan sangat sedih ketika tangan Jaejoong terulur untuk mengambil Sehun dari dekapannya.
"Jjjangan" Cicitnya, "Sehunie nya jangan di bawa pergi" Katanya dengan suara serak."Tidak, Sehun tidak dibawa pergi kok. Ini tuh kan!" Jaejoong mencoba tersenyum meskipun hatinya sudah tak kuat. Tapi sebisa mungkin ia harus menahan air matanya.
"Sehunie dan Kau akan tetap disini. Coba sekarang sentuh mulutnya, uri Sehunie sudah lapar. Dia butuh susu" Ucap Jaejoong kemudian memberikannya ASI lewat botol.
Memang bayi putih bersih itu tidak secara langsung dapat disusui oleh ibunya. Karena akibat kecelakaan yang dialami Sungmin yang membuatnya tidak dapat menyusui Sehun.
"Nah sekarang Minni juga makan. Coba lihat wah! Makan siangnya enak sekali!" Seru Changmin. "Cepat makan lalu minum obat arachi"
"Ae, mana bisa begitu bukankah kita harus baca doa terlebih dahulu" Sela Yunho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfortune
FanfictionUntuk membebaskan Kyuhyun dari semua tuduhan, kakeknya terpaksa membuat sebuah skenario konyol dengan menikahkan sang cucu dengan seorang gadis bisu yang ternyata tak lain adalah si korban. Fanfiction Disclaimer fanfiction ini diterbitkan untuk hib...