Bagian - 5

1.4K 205 146
                                    

Sejak ia pulang dari rumah sakit, sikap Kyuhyun berubah seratus delapan puluh derajat. Sungmin jadi merasa bingung, apa yang terjadi sebenarnya pada pemuda itu. Jujur, ia merasa Kyuhyun jadi aneh.

Hari ini sikap Kyuhyun pun masih sama anehnya dari seminggu yang lalu. Jika sebelumnya ia akan rewel tentang makanan, maka sudah seminggu ini pula, Kyuhyun diam dan memakan apa saja yang dimasakkan oleh Sungmin.

Lalu keanehan lainnya adalah ketika itu di kulkas tidak ada apa-apa. Hanya ada kimchi, lobak, dan mentimun. Sungmin yang saat itu baru saja pulang dari RS, terpaksa memasak sarapan nasi goreng kimchi untuk Kyuhyun.

Anehnya, pemuda itu diam saja, tidak marah lantaran makanan itu bukanlah seleranya. Kyuhyun pun tidak meminta gadis itu  pergi ke luar untuk membelikannya makanan lain seperti sebelum-sebelumnya.

Pernah juga  Kyuhyun tiba-tiba membawa pakaian kotor untuk di loundry. Padahal biasanya itu adalah tugas dari Sungmin untuk mencuci. Dan hari ini, Kyuhyun masih juga sama anehnya.

Gadis yang tengah hamil itu melirik takut-takut ke arah Kyuhyun yang saat ini sedang sarapan pagi satu meja dengannya.

"Ada apa?"

Sungmin tersentak, bahkan sendoknya sampai jatuh saat Kyuhyun bertanya padanya.

"Aish, kenapa kau itu sangat ceroboh. Ck"

Sungmin meminta maaf lantaran mengira dirinya membuat kesalahan lagi. Ia sudah akan membungkuk untuk mengambil sendok yang jatuh tadi namun Kyuhyun mencegahnya.

"Jangan diambil, itu sudah kotor. Pakai yang baru saja" Katanya, lalu mengambilnya sendok yang baru.

Sungmin benar-benar bingung akan sikap Kyuhyun padanya. Sebentar bersikap baik, sebentar berteriak kesal. Maunya itu apa...
"Ya! Ambil cepat, tanganku pegal!"

Sadar jika melamun, lantas ia pun mengambil dengan ragu sendok yang disodorkan Kyuhyun untuknya.

"Ada apa lagi? Lekas habiskan sarapan mu!"

Tuh kan, Kyuhyun aneh, benar-benar aneh hingga sampai mengajaknya sarapan bersama meja makan.

.
.
.

Rutinitas gadis malang itu sampai hari ini pun masih sama seperti biasanya. Ia sudah terlalu lama terbaring sakit. Kini saatnya untuk bekerja lagi.

Iya harus semangat hari ini. Lantaran ia sudah absen terlalu lama. Sungmin itu dibayar perjam dari pekerjaannya membantu di warung bibi Jung, belum lagi ia sudah melewatkan kesempatan banyak untuk mendapatkan uang lebih dari memasang mata boneka dan mengantarkan susu setiap pagi.

Jika saja ia tidak sakit mungkin saat ini jumlah tabungannya sudah bertambah beberapa puluh ribu won.

Hah...

Belum lagi hutangnya pada dokter Heechul saat ia di rumah sakit. Wanita itu memang menolak Sungmin untuk mengganti uangnya. Namun tetap saja, yang namanya hutang harus dibayar kan.

Makanya pagi ini ia melangkahkan kakinya kemari. Siapa tahu bisa mendapatkan pekerjaan sampingan lagi. Lumayan upahnya, biar pun kecil tapi kalau ditekuni lama-lama bisa menjadi bukit kan.

Langkah pelannya kini terhenti pada deretan kios-kios di pasar. Manik rubahnya memperhatikan setiap kios yang sekiranya membutuhkan bantuan.

"Ada apa nona mau beli tahu?"

Seorang nenek bertanya padanya, Sungmin menggeleng, lalu ia mulai mengambil catatan kecil yang selalu ia gantung di lehernya. Dan mulai menuliskan sesuatu.

"Apakah nenek membutuhkan seorang pekerja? Aku bisa bekerja apa saja"

Sang nenek yang awalnya bingung saat disodorkan kertas, kemudian ia pun paham.

UnfortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang