Jangan terlalu banyak berharap, karena nanti kau bisa kecewa. Iya, Sungmin sudah berhenti untuk berharap sejak lama.
Si gadis malang itu berpikir jika itu adalah hal yang sia-sia. Terlalu banyak berharap malah akan semakin membuat hatinya bertambah kecewa.
Ia sudah berhenti berharap sejak dirinya di buang oleh orang tuanya. Ia sudah bosan berharap ketika di panti tak ada satu pun orang tua yang mau mengadopsinya.
Ia lelah berharap ketika kehidupan yang lebih baik tidak pernah berpihak padanya. Dirinya sungguh tidak beruntung, lantaran selalu di dera oleh kemalangan.
Jadi satu-satunya jalan baginya adalah berhenti berharap dan hanya menerima semua ketidakberuntungan yang selalu datang kepadanya.
Akan tetapi, disaat dirinya telah pasrah dan menerima ketidakberuntungannya timbul lah satu harapan yang muncul darinya saat tahu ada kehidupan lain di dalam dirinya. Bayi si gadis malang itu...
Untuk sekali ini saja Tuhan, bolehkan ia berharap agar bayinya dapat tumbuh sehat serta lahir dengan selamat.
Bolehkah...
Manik rubahnya mengerjap ketika ia merasakan sinar silau yang berusaha menganggu tidurnya. Pusing, kepalanya terasa pusing sekali ketika ia mencoba untuk duduk. Untuk kesekian kalinya, si gadis malang itu kembali mengerjap. Guna menyelaraskan pandangannya.
"Ini dimana?" Batinnya bertanya, ketika yang ada dalam penglihatannya hanyalah sebuah hamparan padang rumput yang luas lagi hijau.
Si gadis malang itu celingukan, sesaat setelah desiran angin sejuk menyapa dirinya. Ia pun mencoba berdiri. Tak ada orang lain di sana. Dirinya sendirian.
"Aku dimana?" Ucapnya bersuara.
Si gadis malang itu kemudian berjalan tak tentu arah. Sejauh mata memandang hanyalah hamparan padang rumput hijau nan luas.
Udaranya terasa segar lagi sejuk. Langit sorenya juga cantik, berhiaskan lembayung berwarna jingga dan oranye.
Entah kenapa Sungmin betah disana. Berbaring di hamparan rumput sembari menikmati cantiknya lembayung di sore hari. Hatinya terasa damai sekali. Dan dirinya mulai mengantuk...
"Sungmin-a, Sungmin-a, Sungmin-a..." Tak berselang lama, telinganya menangkap suara lembut yang mengusik tidurnya.
"Kau sudah bangun?"
Sepasang manik rubahnya mengerjap, dan merasa kaget saat mendapati ada seseorang yang ia kenal tersenyum kepadanya.
Tunggu sebentar, ia tidak sendirian di tempat ini.
"Suster Kim" Panggilnya, bersuara...
"Omona, Kau masih mengingat ku nak!" Seru sesosok wanita tua itu kepadanya, lalu memeluk erat si gadis malang.
Tentu saja, ia mengingat wanita baik hati itu. Beliau adalah seorang kepala panti asuhan tempatnya di rawat. Suster Kim pula orang yang merawatnya hingga akhir hayatnya. Tak berselang lama, hanya sekitar lima tahun, lalu suster Kim meninggal.
Dari situlah si gadis malang kian bertambah malang... Lantaran selalu di tinggal oleh semua yang ia kasihi. Namun,
Sungmin dilanda kebingungan saat ini. Astaga! Keping hitamnya membola ketika menyadari sesuatu yang ia lupakan. Kecelakaan tadi, lalu bayinya, dan Kyuhyun, apakah dirinya telah meninggal ?
Pusing kembali menderanya, Kepalanya terasa berputar cepat sekali. Tubuhnya bahkan kini terhempaskan oleh pusaran angin dan berakhir di sebuah taman bermain.
Si gadis malang itu kini mendapati dirinya dalam sosok seorang gadis kecil. Tidak! Gadis kecil ini adalah dirinya di masa lalu...
"Sungminie, umma pergi ke telepon umum sebentar ndee. Jangan kemana-mana arachi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfortune
FanfictionUntuk membebaskan Kyuhyun dari semua tuduhan, kakeknya terpaksa membuat sebuah skenario konyol dengan menikahkan sang cucu dengan seorang gadis bisu yang ternyata tak lain adalah si korban. Fanfiction Disclaimer fanfiction ini diterbitkan untuk hib...