5] Gosip Grup

8K 431 48
                                    

AKSHARA [섯]

🐞

"Seandainya lo lihat gue akting pengen eek demi ngehindarin Kak Aksa, Sel. Lo pasti bakal jijik sama kayak gue sendiri. Lo tau, Sel, pas gue minta maaf ke dia? Rasanya tuh gue pengen banget jejelin sepatu gue ke mulut dia. Gue udah ngomong panjang lebar, Selllll! Tapi dia dengan seenak udel cuma bilang 'Oh'. Oh doang, kampret! Wah! Kalo gue nggak sayang nyawa nih udah gue tendang tytyd dia! Gila aja, lutut gue sampe lecet begini lho! Sampe lecet! Tapi dia nggak ada barang sedikitpun ngehargain gue, paling enggak bantu gue berdiri kek! Berengsek banget emang si Aksa!" cerita Shara panjang lebar.

Gisel tidak heran dengan Shara yang kerap bercerita panjang lebar. Gisel sudah mengenal Shara hampir dua tahun jadi Gisel tahu akan sifat Shara. Shara itu orangnya paling nggak bisa diam. Kecuali mungkin jika Shara diberi seratus susu kotak rasa pisang, kemungkinan besar Shara akan menutup mulutnya.

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Mereka berdua tengah berada di koridor menuju parkiran.

"Terus kalo Bang Gara tau lutut lo lecet, gimana?" tanya Gisel sambil melihat kedua lutut Shara yang sudah diplester.

Shara menepuk jidatnya. "Hah, iya! Gimana ya? Gawat nih Bang Gara kalau marah. Marahnya itu bisa buat telinga gue budeg tiba-tiba."

"Lo balik sama siapa?" tanya Shara.

"Dijemput Pak Bambang."

"Nebeng dong, Sel. Gue main bentar ke rumah lo supaya Bang Gara gatau lutut gue," pinta Shara memelas.

"Lutut kamu kenapa?"

Mata Shara membulat ketika mendengar suara Garathra Makhdisapetra, abang keduanya yang tercinta.

"Sha, gue balik dulu ya. Pak Bambang udah ada di parkiran. Bang Gar, duluan ya." pamit Gisel lalu melesat kabur dari Shara dan Gara.

"Bang, aku laper, makan dulu---

"Lutut kamu kenapa?" potong Gara cepat.

Gara membungkukan badannya. Melihat kedua lutut Shara yang diplester. Tangannya mengusap plester tersebut bergantian. Kemudian kepalanya mendongak ke atas, "Sakit?" tanya Gara.

Shara menggeleng pelan. Berusaha untuk tidak mengkhawatirkan Abangnya.

"Mau ke rumah sakit?" Shara menggeleng cepat. Gila saja! Luka kecil seperti ini harus ke rumah sakit segala.

"Bisa jalan enggak? Kalau buat jalan sakit, Abang gendong," tawar Gara.

"Bisa kok. Ini buat lompat juga bisa," Shara mempraktekan ucapannya.

"Shara!"

Shara langsung kicep saat Gara menatapnya tajam. Memperingati bahwa nggak usah banyak gerak mengingat kedua lututnya terluka. Tidak banyak bicara Gara segera menggandeng tangan adik cantiknya itu.

"Mau makan apa?" tanya Gara.

Shara cemberut. "Lepas dulu gandengannya. Itu malu diliatin anak-anak. Entar dikira pacaran lagi,"

Memang betul banyak yang sedang memperhatikan mereka. Lebih tepatnya memperhatikan Gara. Siapa juga yang tidak mengenal Gara sih di Bentani ini? Ranking satu paralel IPA sejak kelas 10 sampai kelas 12 sekarang. Mantan ketua osis Bentani. Terkenal dengan sifatnya yang dingin namun tegas. Cuek tapi perhatian.

Banyak sekali siswi-siswi yang mengagumi Gara setelah Aksa. Dan juga tidak banyak yang tahu kalau Gara itu adalah kakak Shara. Karena selama ini baik Shara ataupun Gara tidak berkoar-koar dengan mengatakan mereka adalah saudara. Lagipula tidak adak kemiripan sekecil pun antara wajah Shara dengan Gara. Jadi jika Gara menggandeng tangan Shara seperti tadi, maka akan menimbulkan gosip yang bermunculan tidak jelas. Selama Gara sekolah di Bentani, Gara belum pernah digosipkan dekat dengan cewek satu manapun.

AksharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang