FOURTEEN

2.1K 251 39
                                    


Pecahan keramik dari vas bunga.

Camelia putih yang berhamburan.

Salah satu pecahan vas kini telah menempel pada pergelangan tangan yang pucat.

Pupil mata membesar kala melihat apa yang akan dilakukan sahabatnya.

Jarak mereka hanya satu meter.

(Name) duduk bersimpuh, pecahan vas menekan kulit nadinya hingga mengeluarkan sedikit cairan berwarna merah.

"Apa yang Kau lakukan!" Kuroo segera menghampiri (Name), merebut pecahan vas dan menyingkirkannya jauh-jauh.

"Lepaskan aku! Kenapa..? kenapa...? Aku hanya ingin bertemu Sei!" berontak (Name), tangisan pecah tanpa diminta.

Kedua tangan memegang bahu wanita itu, Kuroo memaksa netra (e/c) menatap matanya.

"Tenanglah (Name), Kau harus istirahat...," suara Kuroo terdengar lemah.

"TIDAK! Biarkan aku menemui Sei! Tetsurou, jika Sei memang sudah mati, biarkan AKU MENYUSULNYA!"

BRAK

Manik (e/c) mengerjap kaget. Semua berjalan begitu cepat dan tidak sempat terekam di kepalanya.

Saat Kuroo tiba-tiba membuatnya berbaring.

Telapak tangan menempel pada permukaan lantai, menahan tubuh Kuroo yang kini berada diatas tubuh (Name).

"Tetsurou! Apa yang ka--"

Kata-kata protes yang hendak dilontarkan terputus. Netra (e/c) menatap kaget wajah sahabatnya.

Apakah wanita tengah berhalusinasi?

(Name) rasa tidak, karena kulit pipinya kini bisa merasakan air mata Kuroo yang jatuh.

Ini pertama kalinya bagi (Name) saat melihat seorang Kuroo Tetsurou menangis.

"Ini salahku..." Sebuah suara bariton memecah kesunyian.

(Name) mendadak bungkam. Tubuhnya membeku, seluruh syaraf seakan telah lumpuh. Seolah tersihir oleh sesuatu.

"Seandainya aku bisa lebih percaya diri lagi."

"Seandainya dulu aku lebih egois lagi."

"Seandainya aku bisa melamarmu lebih cepat dari Akashi."

"Seandainya aku bisa lebih jujur lagi."

Suara Kuroo yang berbicara sambil menangis terdengar begitu sumbang dan berat saat memasuki indra pendengaran (Name).

Wajah wanita itu menjadi tempat sasaran air mata pria yang tengah menceritakan penyesalannya kini.

"Kau tidak perlu sampai harus keguguran."

"Kau tidak perlu sampai harus tinggal disini."

"Kau tidak perlu sampai harus merasa tertekan seperti ini."

"Kau tidak seharusnya—"

Kuroo menghentikan kalimatnya. Pemuda itu tersadar dan langsung beranjak dari posisinya.

Kini sang Dokter hanya bisa bersandar pada dinding dan menutup wajah yang bersimbah air mata.

"Ini semua salahku ...."

Kalimat terakhir Kuroo sukses membuat (Name) kembali menumpahkan air matanya.

Kenapa?

Kenapa ia menangis?

Kenapa Tetsurou jadi serapuh ini?

Sesuatu seolah telah mengetuk pintu hati wanita itu.

Membuatnya sadar akan perasaan Kuroo yang sesungguhnya.

Kenapa ia bisa sebuta ini?

Tiba-tiba saja sesuatu telah mendorong (Name).

Mendorong gadis itu untuk mendekat dan memeluk Kuroo.

***

.

.

.

Pecahan vas yang terhambur di lantai kayu.

Bersama rangkaian camelia putih yang kini menyebar tidak beraturan

Salju masih turun dan lama kelamaan menjadi semakin lebat.

Kamar gelap yang hanya diterangi cahaya temaran dari lampu teras.

Ruangan itu kini menjadi tempat dua insan yang melepas kesedihan.

Saling berpelukan dan menangis.

Tanpa sepatah katapun.

Yang ada hanyalah air mata.

Hingga akhirnya sang wanita berbisik lirih.

"Maaf Tetsurou, maafkan aku..."

Kuroo hanya diam menanggapi ucapan (Name).

'Ah ini memalukan.'

Tetapi sejak kapan hatinya menjadi begitu hangat?

'Maaf Akashi.'

Kuroo melepaskan diri dari pelukan, manik hazel menatap ekspresi (Name) yang diliputi kesedihan sekaligus kebingungan.

Mungkin (Name) tidak akan pernah melupakan apa yang telah di perbuat oleh dokter sekaligus sahabatnya ini.

Ciuman itu terasa begitu hangat dan lembut.

Waktu yang mereka miliki seolah berhenti. Kuroo menciumnya begitu lama.

Tak ada respon, namun tak ada juga penolakan yang diberikan oleh sang wanita.

Setidaknya untuk malam ini saja.

Meskipun doanya tidak akan pernah terkabul.

Setidaknya untuk kali ini saja.

Kuroo ingin menjadikan (Name) miliknya.

.

.

***.

[fin]


.

.

.

hehehehe

hehehe

hehe

he

Maaf kalo endingnya mabok 😭

....dan agak menjurus (͡° ͜ʖ ͡°) /wat

 /digebug/

Yosh terima kasih buat kalian yg udah mau ngikutin HOPE dari awal sampai akhir, terima kasih terima kasih triple kuadrat  💖💖💖💖💖😭

Terima kasih buat Riko, Sugawara, dan Akashi yg mau jadi pemeran pembantu numpang lewat /g

SEE YA!

Nantikan kisah maz Kuroo lainnya  (͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°) 


HOPE ❄️ || Kuroo TetsurouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang