01.

1.2K 126 11
                                    

Mereka bertemu pertama kali di halte yang tidak jauh dari apartemen Yuto.

Awal pertemuan mereka klise. Yuto tidak sengaja menyenggol pundak kecil itu hingga buku-buku serta kertas-kertas yang ada di dekapannya jatuh dan sempat membuat beberapa orang protes karena sosok kecil itu menghalangi pintu keluar. Refleks Yuto membantunya membereskannya.

Yuto sempat tertegun sekilas memandangi sosok itu. Wajahnya manis dan seketika poros rotasinya hanya berputar pada si mungil yang ada di depannya. Entahlah, tubuhnya seketika membeku saat itu juga saat pertama kali mendengar suaranya yang lembut.

"Um- Maaf, boleh aku ambil? Aku sudah terlambat," ujarnya sambil menunjuk kertas-kertas yang ada di tangan besar Yuto.

Namun, Yuto bahkan tidak bergerak sedikitpun. Ia masih terpaku dengan sosok mungil itu.

"Hey, aku sudah terlambat. Kau ingin mengembalikan kertas itu padaku atau tidak?"

Dengan dua kali mengerjapkan mata Yuto kembali menguasai dirinya dan mengembalikan kertas-kertas itu. Sosok di depannya tersenyum lalu berdiri dari posisi berjongkoknya diikuti dengan Yuto.

Lalu tanpa mengatakan apapun sosok itu berlalu meninggalkan Yuto yang masih diam di tempatnya. Ia memutar tubuhnya dan menatap punggung mungil itu. Violet, adalah kata pertama yang muncul di kepalanya saat menatap wajah sosok itu.

🏵🏵🏵

Suara helaan nafas berat berulang kali terdengar. Yuto gusar. Amat sangat gusar saat sosok yang dirindukannya hanya diam sejak tigapuluh lima menit yang lalu.

Mereka sama-sama diam dan tampak tidak ingin memulai pembicaraan.

"Ada apa memanggilku?" Pada akhirnya sosok di hadapannya yang memulai pembicaraan.

Yuto mendongak, menatap wajah sosok itu. Senyuman tipis muncul di sudut-sudut bibirnya.

"Aku merindukan Kakak," jawabnya jujur.

Hening. Setelah jawaban itu meluncur keduanya kembali terdiam. Tidak ingin melanjutkan pembahasan itu.

"B-bagaimana kabar Kak Hongseok?"

"Dia baik," jawabnya singkat namun dengan seulas senyum tulus.

Senyum yang selalu disukai oleh Adachi Yuto semenjak mengenalnya.

"Kak Hui," panggil Yuto pelan.

Hui, sosok itu, mengangkat wajahnya dan menatap Yuto yang terlihat gugup. Tangannya bergerak menyentuh telapak tangan besar itu dan menggenggamnya.

"Jangan gugup, ada apa?" Tanya Hui sambil mengelus punggung tangan itu dengan ibu jarinya.

"Bisakah kita mengulang semuanya dari awal?"

Hui sedikit terkejut dengan kata-kata yang keluar dari bibir yang lebih muda. Senyum kecil menghiasi bibir sosok yang dirindukan oleh Yuto.

"Tidak, kita tidak bisa mengulang semuanya. Kau tahu 'kan? Kami sudah merencanakan pernikahan,"

Satu air mata meluncur dari pelupuk mata Yuto. Tangannya menggenggam telapak tangan kecil milik masa lalunya dengan erat dan menciuminya. Hui hanya menghela nafas dan membiarkan pemuda itu menangis.

Karena ia tahu sesakit apa kenyataan itu menampar pemuda Nagano itu. Dan Hui sudah terlebih dahulu merasakan kenyataan pahit seperti yang dirasakan Yuto.

🏵🏵🏵

Hai, karena ini short story jadi aku updatenya sekitaran 300-500 words per chapter.

Huft, angst-angst gimana gitu.

Soalnya lagunya juga mellow sih ehe.

Hope you like!

Violet - Hui × YutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang