02.

852 111 19
                                    

Ini sudah lebih dari satu jam Yuto diam di kasurnya. Matanya menatapi jam digital yang ada di samping ranjangnya dalam diam. Tangannya bergerak menyentuh pigura yang ada di atas meja kecil itu.

Foto yang sejak sepuluh bulan tertelungkup itu kembali ditegakkan. Ada fotonya dan orang yang dirindukannya di sana. Tersenyum bahagia di antara hamparan bunga-bunga.

Itu dulu. Sebelum mereka - coret, Yuto - membiarkan sosok yang terpaut lima tahun lebih tua darinya itu pergi.

Ting!

Satu pop-up sebuah aplikasi perpesanan terpampang di layar ponselnya.

Babe Hui ♡

Bahkan kontaknya belum berubah sejak sepuluh bulan yang lalu. Dengan gesit ia mendudukkan dirinya dan membuka pesan itu.

Babe Hui ♡

Aku tahu kau masih di atas kasurmu.
Bangun.
Meskipun kau jatuh, kau harus tetap berusaha untuk berdiri lagi.
Jadi bersemangatlah 😀

( 10. 30 AM )

Yuto tersenyum. Hui tetap sama. Meskipun Yuto tahu seberapa brengsek dirinya dulu saat melepaskan pria manis itu.

🏵🏵🏵

Hui menghela nafas pelan untuk kesekian kalinya. Matanya tidak lepas dari ponsel yang ada di atas meja. Ia mendengar suara dehaman pelan, kemudian Hui tersenyum saat sosok yang ada di depannya menatap wajahnya.

"Kenapa?" Tanya Hui sambil memiringkan kepalanya.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?"

"Tidak," Hui tersenyum. "Apa kau akan pulang malam lagi?"

Pria yang duduk di seberang Hui hanya tersenyum, satu tangannya terulur untuk mengacak surai merah bak buah strawberry itu dengan gemas.

"Yak-! Yang Hongseok! Jangan acak rambutku," keluh Hui.

Pria itu tertawa lalu merapikan surai yang baru saja diacaknya sambil sesekali mencolek pipi tembam si surai merah strawberry itu. Lalu salah satu ibu jarinya bergerak untuk mengusap pipi tembam yang lebih tua.

Lalu setelah sukses membuat Hui merona, pria bermarga Yang itu melanjutkan sarapannya yang tertunda. Menyisakan Hui yang mengumpati dirinya sendiri karena masih saja merona karena tingkah laku pria di depannya.

"Jangan malu seperti itu. Nanti jika kita sudah menikah - aduh!" Hongseok mengusap kepalanya yang dipukul dengan sendok oleh Hui.

"Sakit," keluh Hongseok sambil mengusap kepalanya yang baru saja dipukul oleh Hui. "Padahal aku belum selesai bicara."

"Aku tidak dengar," kata Hui sambil menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya. "Cepat selesaikan sarapanmu atau kau akan terlambat berangkat ke kantor."

Hongseok tertawa lalu menyelesaikan suapan terakhirnya. Setelah selesai dengan aktifitas makannya, Hongseok meraih jas nya yang tersampir di kursi dan memakainya. Menyempatkan diri untuk mengecup pipi tembam milik calon pendampingnya itu sebelum mengacak surai strawberrynya dengan gemas.

"Nyonya Yang, jaga rumah dengan baik dan tunggu aku pulang. Jangan tidur di sofa lagi,"

Si rambut strawberry itu mendongak dan membulatkan matanya dengan garang - namun terlihat lucu itu pada Hongseok. Karena pria itu mencuri satu kecupan di bibirnya yang membuat wajahnya memanas secara otomatis.

🏵🏵🏵

Aing ngetik apaan nih? :(

Btw aku ga peduli mau kalian baca apa engga wkwk, soalnya yang minat Pentagon gaada 0,00000-%~

See you next chapter.

Violet - Hui × YutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang