Setelah menghabiskan waktu seharian untuk jalan-jalan, Yuto mengajak Hui untuk mampir di salah satu cafe yang terasa hangat di sore hari. Yuto tersenyum senang saat matanya menangkap telapak tangannya yang bertautan dengan telapak tangan kecil milik sosok berambut ash blue di sampingnya.
Iya. Tadi Hui meminta Yuto untuk menemaninya ke salon guna mengganti warna rambutnya. Yuto hendak mengusulkan warna brown caramel saat Hui dengan mantap ingin menyamakan warna rambutnya dengan calon suaminya.
Hatinya berdenyut sakit begitu menyadari fakta bahwa Hui tidak akan pernah bisa menjadi miliknya lagi setelah ini. Atensinya teralihkan saat Hui melepas genggaman tangan keduanya dan duduk di seberangnya.
"Kak?" Panggil Yuto dengan telapak tangan yang kembali bertautan dengan milik Hui.
Yang lebih tua hanya berdeham pelan. Matanya menatap manik mata Yuto yang hitam kelam. Manik mata yang paling disukai oleh seorang Lee Hwitaek sejak awal perkenalan mereka. Dan Yuto tidak bisa untuk mengalihkan pandangannya. Hui terlalu sulit untuk diabaikan.
"Aku tahu ini salah. Tapi aku ingin memiliki Kakak lagi," ujar Yuto sedang sekali tarikan napas.
Hui hendak membalas namun rematan pelan di tangannya seketika membuat lidahnya kelu. Otaknya menyerukan kata penolakan namun hatinya tidak mendukung sama sekali. Akhirnya ia hanya melemparkan sebuah senyum kecil pada Yuto dan mengusap punggung tangan yang lebih muda dengan ibu jarinya.
Keduanya sama-sama diam. Terlalu bingung untuk memulai pembicaraan.
Beruntungnya smartphone Hui berdering dengan nyaring. Mau tidak mau ia harus melepaskan tautan tangannya dengan Yuto dan menjauh, mengangkat telepon dari calon suaminya. Setidaknya karena telepon itu aura canggung itu terputus.
Yuto menghela napas lega. Ia menatap punggung sempit Hui yang sedang menerima telepon.
Dulu, sebelum hubungan mereka berakhir, Yuto akan selalu menghubungi Hui di setiap waktu senggangnya. Terlalu sering merindukan Hui diwaktu tersibuknya sekalipun. Mengingat itu Yuto meringis.
Tidak lama kemudian Hui kembali. Ada gurat kekecewaan di sana. Dengan tanggap Yuto meraih telapak tangan Hui yang masih menggenggam smartphonenya.
"Kenapa Kak?" Tanya Yuto sambil menatap wajah bertekuk milik Hui.
"Hongseok harus pergi ke luar negeri hari ini. Dia baru sempat menghubungiku dan sekarang dia sudah di bandara," Hui menghela napasnya berat. "Padahal aku bisa saja menyusulnya sekarang, tapi dia menolak,"
Gurat kekecewaan itu ditutupi dengan seulas senyum kecut yang kentara. Yuto tahu betapa kecewanya pria di depannya saat ini. Ibu jarinya bergerak pelan di atas punggung tangan Hui, menenangkan pria itu.
"Ada aku, Kak," kekeh Yuto pelan.
"Itu tidak membuatku merasa baik," gumam Hui pelan.
Kini Yuto yang tersenyum kecut. Ah, rasanya ia merasa gagal untuk tetap bisa membuat Hui tersenyum seperti dulu.
Bukankah Yuto sudah gagal sejak melepaskan Kakak kesayangannya itu?
Hui mendongak ketika Yuto berdiri dan menariknya untuk bangkit. Ketika bibirnya hendak terbuka, menyuarakan pertanyaan, Yuto malah menarik lengannya pelan. Mengajak Hui keluar dari cafe yang bahkan mereka belum memesan apapun tadi.
🏵🏵🏵
"Wah? Kalian?"
Yuto melambaikan tangannya pada seorang pria pendek dengan helaian rambut blonde di belakang counter. Hui ingat tempat ini. Game center yang biasanya mereka kunjungi saat Yuto merajuk tidak mau berangkat kuliah.
"Apa yang membawa kalian ke sini?" Tanya pria itu sambil tersenyum senang.
"Dia sedang stress, Kak E'dawn," jawab Yuto sambil menggulirkan matanya pada Hui.
"Stress karena akan menikah?"
Hui mengerucutkan bibirnya tidak suka. Oh, ya ampun. Dia jadi teringat pada Hongseok yang tergesa-gesa pergi dan tidak mengijinkannya untuk mengantar.
"Sudah. Kak, aku butuh yang waktu itu," kata Yuto sambil mengedipkan sebelah matanya pada E'dawn yang terkekeh mengerti.
"Black card. For you two guys. Second floor. And having fun there," ucap E'dawn.
🏵🏵🏵
Woyooo! Aku update nih wkwk.
Pertama,
WOE OTP KITA DI FF INI BERLAYAR WKWKWKW SUKAK AKU SUKAAAAAAK 😍😍😍😍😍😍😍
HUITO WKWKWKWKWKWKWKWKWK
Udah ah capeq. Insya Allah aku bakal cepet nyelesein semua ff karena aku ada semangat dari selfie nya Hui × Yuto wkwkw.
See ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet - Hui × Yuto
Short Story[ WARN! B×B and 18+ ] Too much cheese :') Warna yang terlihat darinya berwarna violet. Warna tenang yang membuat kecanduan. Warna yang terus saja mengisi otaknya. Warna sendu yang membuatnya tampak cantik. Warna yang mendominasinya bagaikan ladang b...