Dua Belas✔

3.2K 146 0
                                    

Adhya dan Fradila jalan beriringan menuju kelas sedangkan Kenzi sudah lebih dulu berbelok menuju gedung sekolahnya. Beberapa siswa-siswi menyapa keduanya atau sekedar tersenyum. "Abang duluan ya!" pamit Adhya yang langsung menaiki tangga menuju gedung XII IPS.

Kini Fradila berjalan sendiri, sesekali ia membalas sapaan atau senyuman siswa-siswi di koridor. "BAA!!" pekik seseorang dari belakang berniat mengejutkan Fradila namun tanpa terkejut ia terus meneruskan langkah kakinya tanpa menghiraukan orang tersebut.

"Ra." panggilnya namun tidak dihiraukan. "Ara.." panggil nya lagi, namun lagi-lagi tidak dihiraukan.

Ia mengusap kasar wajahnya dan langsung menarik lengan Fradila hingga Fradila menatapnya, ia mengusap kasar wajahnya lagi dan terus mencekal lengan Fradila. "Al lepas.." ketus Fradila sambil berusaha melepaskan.

Bukannya melepaskan Alvio malah mendekatkan dirinya dan Fradila, "Al ngapain?" tanya Fradila dengan takut.

"Kamu kenapa?" tanya Alvio yang menatap Fradila dengan wajah khawatir.

"Lepas Al.." ucap Fradila yang masih berusaha melepaskan cekalan Alvio.

"Jawab dulu Ra."

"Kamu kenapa?" lanjutnya mengulang pertanyaannya.

Fradila menggeleng pelan, merasa cekalan Alvio melonggar ia langsung menarik tangannya dan berlari. "ARA!" pekik Alvio.

Siapa sadar bahwa sedari tadi mereka jadi tontonan siswa-siswi yang berada di koridor. Alvio mengacak rambutnya frustasi, "lo kenapa sih Ra?!" gumamnya.

Fradila berlari menaruh tasnya di loker dan terus berlari hingga ia sampai di rooftop tempat favoritnya sedari dulu. Ia duduk di salah satu bangku yang memang sudah tak terpakai lagi, entah kenapa ia jadi seperti ini. Baru saja ia merasa bahagia lagi-lagi ada saja yang ingin menghancurkan semuanya.

Semilir angin menerpa wajahnya, rambutnya yang terurai pun terangkat bersama hembusan angin. "Lo sering ke sini?" tanya seorang cowok dengan pakaian yang bisa di bilang sangat tidak rapi, dua kancing atas terbuka begitu saja memperlihatkan kaos hitam yang dikenakannya, ikat pinggang yang tidak di pakai dan rambut yang sangat berantakan.

Fradila menaikkan sebelah alisnya, "gue Derka kelas XI IPS 2." ucapnya memperkenalkan diri.

"Gue Fradila." singkat Fradila memperkenalkan diri, Derka mengangguk. "Gue kenal lo." ucap Derka yang ikut duduk di samping Fradila.

Fradila mengerutkan keningnya. "Siapa yang gak kenal lo coba? Anak pemilik yayasan.'' ucap Derka sambil terkekeh, Fradila yang mendengar itu ikut terkekeh juga. "Lo ngapain di sini?" tanya Fradila yang mulai bisa menerima kehadiran Derka.

"Gue lagi merenungi nasib." jawabnya sambil mengambil nafas dalam. "Lo sendiri?" tanya Derka menatap Fradila yang memejamkan matanya menikmati hembusan angin.

Fradila membuka matanya, "gue lagi nikmati hidup gue aja." jawab Fradila dengan asal.

Derka terkekeh, "ngaco ah, kayak orang mau mati aja lo."

"Kalau bisa sih gitu." jawab Fradila dengan pandangan lurus ke depan.

"Lo ada masalah?" tanya Derka.

"Kenapa?" tanya Fradila balik.

"Ya keren aja gitu, orang kayak lo ada masalah." jelas Derka.

Fradila tersenyum, baru kali ini ada orang yang memandang ia seperti itu. "Namanya juga hidup pasti bakal ada masalah entah itu masalah keluarga, masalah penyakit atau masalah hati." ucap Fradila dengan kedua lesung yang masih nampak.

Gone✔ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang