Wadah Berlubang

336 30 3
                                    

kepada diri yang berusaha memperbaiki

pada hati yang berharap sakit segera pergi dari diri

pada saudara terkasih, yang kuharap kita bertemu di jannah nanti

Kini..

aku berusaha mengingat sebuah ungkapan atas kelalaianku dan sia-sia amalku

sekian lama diri menumpuk amalnya,

berpikir bahwa yang dilakukan adalah sudah benar,

sampai hati merasa besar, 


Tak sadarkah berapa banyak amalan yang saat kau petik

Lalu hilang, lenyap, dan tak membekas.

bagaimana itu terjadi..

Ingatkah,


Saat kau memakai hijab,jilbab, yang menutupimu

namun kau menggunakan wewangian dan tak terlindung dari tatapan ajnabi


Saat pandanganmu menunduk,

Namun hatimu selalu membayangkan pujaan hati,


Saat kau bersedekah, 

Lalu kau mengingatnya dan mengumbarnya dalam secuil lisanmu,


Saat kau sholat tepat waktu dan tak terlewat,

Namun tak ada ke khusyuan dalam sholatmu


Saat kau berbuat baik kepada orang lain, 

Namun kau mengabaikan keluargamu, dan memaki orang tuamu


Saat kau mengingatkan orang lain dalam sosial mediamu, 

Pujianlah yang diharap, bukan ridho Allah yang jadi tujuanmu


Ternyata, diri ini hanya mengumpulkan amal 

pada wadah yang berlubang, 


Ternyata diri yang kuanggap baik ini, 

Tak lebih dari sebuah kelalaian hati


Kepada diriku yang telah ku tahu buruknya,

Mari kita melangkah dan mulai kembali,

Aku pendosa, mengharap ampunan-Nya..

Surga dan ridho-Nya..


PENDOSA TANPA NODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang