Nemesis - Wonwoo (3)

1.9K 290 21
                                    

Dendam memang selalu membawa hal buruk bagi kehidupan seseorang.

Membawa rasa dengki, dosa, juga kekecewaan yang entah kapan akan menghilang.

Tapi, jangan lupakan satu hal.

Dalam keburukan sebesar apapun, akan selalu terselip sebuah kebaikan yang sering kal tak disadari.

........

"Bunuh.... Bunuh...."

Wonwoo melihat sekitarnya. Tempat yang tak pernah ia pijak, dengan orang-orang yang tersenyum mengerikan mengepungnya.

Tatapan mata itu seolah menusuknya, begitu mengerikan. Rasa takut dan sesak merasuki tubuhnya, membuat pusing di kepalanya kian menjadi.

"BUNUH..... BUNUH...."

Rasa panik yang kian menjadi itu menghampiri tatkala kerumunanitu kian mendekatinya. Apa yang sebenarnya terjadi hingga kekuatannya-pun tak dapat muncul saat ini?

"APA MAU KALIAN???!!!" ,bentaknya sambil berusaha sebai mungkin untuk tetap fokus dengan sekitarnya.

"BUNUH YANG PALSU, TEMUKAN YANG ASLI!!!!"


"WONWOO!!!!"

Wonwoo terbangun dari tidurnya. Keringat mengucur deras dari keningnya. Ia terengah-engah, dadanya naik-turun begitu cepat. Mimpi sialan itu datang kembali menghampirinya.

"Apa yang terjadi padamu???" ,Wonwoo memalingkan wajahnya, mendapati Y/N yang sedang menatapnya khawatir.

Ia bangun dari posisi tidurnya. Tangannya menghapus bulirankeringat yang membasahi keningnya. Sial, jantungnya berdetak begitu cepat.

"Wonwoo...??"

"Aku tak apa" ,ucap Wonwoo sambil tersenyum seadanya. "Bisa kau keluar? Aku ingin mandi"

Y/N hanya bisa mengangguk canggung kemudian meninggalkan kamar Wonwoo. Helaan nafas kasar keluar dari mulut Wonwoo ketika pintu kamarnya tertutup. Rasanya tidak enak mengusir Y/N.

Ia menggaruk kepalanya kesal. Hidup di dunia manusia memang tidak enak, tak seperti kehidupannya yang serba simpel dan praktis. Ia masih bingung dengan perasaannya sendiri.

Memang ia dendam pada Y/N, ia ingin membunuh Y/N yang membuat posisinya sebagai anak Hades terancam. Tak mungkin dia pergi meninggalkan zona nyamannya hanya untuk sesuatu yang tak berarti bukan?

Tapi di sisi lain, hatinya menyimpan keraguan. Apakah dengan membunuh Y/N semua akan beres? Apa Y/N memang mengancam posisinya? Apakah Y/N pantas untuk kematian?

Kemudan kenapa dia bahkan tak bisa menyentuh Y/N seperti dulu saat pertama kali ia melihatnya? Kemana perginya dendam besar yang ia bawa ke dunia ini?

Apakah ini akibatnya tak pernah melihat perempuan lain selain ibunya sehingga ia merasa aneh pada wanita lain yang bersama dengannya dalam kurun waktu yang cukup lama? Hmmmm... Wonu bingung.

"A..aku merasa seperti manusia sekarang..." ,gumamnya sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

.

"Seperti biasa ya, pria itu selalu dikerumuni wanita" ,ucap Jimin sambil menunjuk meja yang berjarak 3 bangku dari meja Y/N.

Y/N hanya bisa tersenyum maklum. Mau bagaimana lagi ya, siswi-siswi di sini memang kekurangan asupan cogan. Bayangkan saja, orang dengan tampang seperti Jimin saja masuk list 'most wanted'.

Sebenarna Jimin memang pantas sih masuk ke dalam list itu, tapi yah... kalian tahu lah yang namanya saudara. Y/N mana mau mengakui ketampanan kakaknya yang di atas rata-rata.

Seventeen's ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang