Kau pernah? Ngerasain yang namanya rindu?
Aku rindu.
Setiap lagu di playlistku yang lama terputar, wajahmu muncul di benakku.
Entah kenapa, aku ingin bertemu denganmu.
Setiap ada hal, sekecil apapun, mengingatkanku tentangmu, rasa itu tak dapat ditepis.
Kamu ingat? Ketika kita tertawa karena kesalahan kita? Kita malah di push up 100 kali. Dan hanya kamu yang menentang.
"Perempuan sepertimu tak seharusnya menerima hukuman itu"
Aku terkejut. Begitu heroiknya kamu saat itu. Tapi, aku ini bukan perempuan lemah! Aku berhasil melakukan push up 100 kali, ya... walaupun dengan tangan yang agak sakit keesokan harinya.
Kamu ingat? Saat kita berdebat tentang mesin waktu? Kau dengan teguh memegang pendirian bahwa mesin waktu itu ada. Sedangkan aku, selalu memberikan argumentasi bahwa mesin waktu itu tidak ada. Tidak ada yang tahu kan?
Kamu ingat, saat diklat dulu? Dan aku mencalonkan diri sebagai ketua kelompok? Aku tak bisa menjadi ketua yang baik, dan akhirnya kamu yang mengatur kelompok. Ingat, saat aku hampir terjatuh karena anemia? Kau menahanku dengan kuat dan memintaku untuk beristirahat.
Kau ingat saat aku ketakutan? Aku selalu berkata bahwa ada yang memperhatikanku. Dan kau menakutiku, karena kau memang dapat melihat 'mereka'.
Kau ingat saat kau ditilang? Uangmu habis. Kau meminjam uangku untuk membeli minuman karena kau sangat haus.
Kau ingat saat kita tak tidur semalaman karena bermain game?
Kau ingat saat kita mengobrol tentang lagu yang kita sukai?
Kau ingat saat kita sakit bersamaan?
Kau ingat?
Bahkan, lagunya. Masih membekas. Tak akan hilang.
Sekarang, kau sudah mempunyai kekasih.
Aku, selalu meyakinkanmu, tentang menjalin hubungan dengan kekasihmu. Dan kau sudah yakin.
Aku tak bisa berbuat apa-apa hingga semuanya berantakan.
Aku tak dapat akrab lagi dengan dirimu, tak seperti yang dulu. Setiap pertemuan diakhiri dengan pertentangan, sengit sekali. Aku selalu ingin menyadarkanmu. Tapi, sulit sekali mengatakan hal sejujur ini.
"Aku khawatir padamu"
Bukan sebagai kekasih, bukan sebagai teman. Sebagai sahabat. Sebagai seseorang, yang ada di hidupmu. Setidaknya, lihat aku disini! Lihat aku! Aku selalu disisimu. Setidaknya, sisihkan waktu untuk ku. Terlepas dari kekasihmu. Aku ingin bercerita. Dengar aku. Aku berjanji akan tersenyum. Aku janji. Aku akan melakukan apapun. Tapi, lihat aku! Aku selalu mengkhawatirkanmu. Kau juga, iya kan? Kumohon, katakan iya.
Aku tak sanggup menahan tetesan air mata ini. Maaf, aku menangis. Padahal, kau hampir bertengkar dengan temanmu karena air mataku. Maaf. Maaf. Aku terlalu rindu padamu. Kumohon, jangan pergi. Tetaplah bersamaku. Kumohon. Kumohon.
Dengan ucapan terima kasihmu pagi itu, aku menangis. Pertemuan terakhir kita siang itu, aku menangis, tanpa sepengetahuanmu. Kau, memantapkan diri untuk berubah. Setelah lama tak bertemu, kau berbeda. Dewasa. Kau sudah bukan anak kecil lagi. Maaf, aku terlalu khawatir. Kau, tetap saja, belahan jiwaku. Sahabatku.
Aku melepasmu. Entah hingga kapan. Tentu saja, dengan rindu dan harapan. Aku berharap kau jadi lebih baik lagi. Aku rindu padamu.
Yell for me! Berjuanglah!
Jadilah jadilah lebih kuat
Janji senyumanJadi, lihat aku!
Yell for Me - Little girls secret
(Terjemahan seadanya)

KAMU SEDANG MEMBACA
Sea of Story
Short StoryKumpulan Cerita Pendek buatan saya. Fiksi ataupun nyata. Trigger Warning ditandai dengan❗ ▪︎Suicide