Ini adalah aku, kesepian. Tak diharapkan, bahkan orang tuaku 'membuang'ku ke tempat ini! Tak mengakui bahwa mereka masih memilikiku. Aku hampir bunuh diri. Toh, untuk apa aku ada di dunia kalau tak ada yang menginginkan diriku?
Sampai aku mengenal tempat ini, yang setidaknya dapat mengisi hatiku. Walaupun tak begitu penuh.
Buku di tangan kananku, pena di tangan kiriku. Aku sendirian ke kebun belakang asrama , mendengar suara-suara aneh yang mungkin datang dari beberapa hewan disana. Aku menunggu Fajar. Dia teman terbaik yang aku miliki.
Buku dan pena di tanganku sudah berpindah tempat ke tanah karena Fajar yang tiba-tiba mendorongku. Raut wajahku sangat kesal karena tanah kebun masih becek karena hujan kemarin malam. Fajar, lelaki setinggi 179 cm itu hanya menggaruk kepalanya yang aku yakin, tidak gatal. Dengan sorot mata tajamnya, ia hanya tertawa karena berhasil menjahiliku.
Walaupun aku sering kesal dengan Fajar, setidaknya, Fajar juga baik padaku. Aku tak mengerti dengan kebaikannya. Lelaki dengan tubuh atletis berkulit putih pucat itu yang wajahnya, termasuk kategori diatas rata-rata, masih sering bertemu denganku. Ah tapi entahlah, aku hanya dapat menduga-duga segala kemungkinan.
Aku mendorong Fajar dengan keras hingga terjatuh. Aku hanya menutupi mulutku, pura-pura terkejut. Fajar mengulurkan tangannya padaku, memintaku untuk membantunya berdiri. Aku mengulurkan tanganku dan aku berakhir dengan tubuhku kotor oleh tanah becek.
Tiba-tiba Fajar berdiri dengan raut muka terkejut. Ia memintaku untuk berdiri juga. Dan, oh tidak... Penjaga asrama, Bu Has, datang dengan wajah penuh kemarahan. Kami menunduk. Bu Has mengambil buku dan penaku lalu membersihkannya dengan hati-hati. Seketika, wajahnya melembut dan bibirnya bergerak. Ia membelai rambut coklatku, yang tergerai hingga ke pinggang. Fajar menarikku pelan, menunjuk ke arah ruang makan asrama. Aku segera mengikuti Fajar yang berlari girang karena akan sarapan.
Setelah mandi, kami pergi ke ruang makan, dimana teman-temanku sudah berkumpul. Fajar melambai kepada mereka, lalu duduk disampingku. Kami bersebelas ditambah Fajar dan Bu Has makan bersama. Bercengkrama menggunakan tangan kami. Aku bahagia dengan kehidupan sederhana ini.
Fajar pamit pulang, dia akan bersiap-siap berangkat ke sekolahnya. Kesebelasanku juga bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Bedanya, Fajar harus menempuh ratusan langkah dari sini ke rumahnya lalu ke sekolah, sedangkan kesebelasan hanya perlu menempuh puluhan langkah!
Oke, ini agak aneh, Fajar selalu melempar baju ke Gilang setiap pamit pulang. Karena setiap Fajar ke asrama, ia akan selalu meminjam baju Gilang sebagai baju ganti. Gilang, ketua kami hanya mengangguk-angguk paham dengan perilaku aneh Fajar.
Setelah makan, kami bersiap di kamar masing-masing yang dimana, satu kamar hanya diisi oleh dua orang. Jadi, aku hanya sendirian di kamarku. Aku memasukan buku tulis dan tempat pensil ke tas lalu berlari menuju kelasku.
Bu Pit, guru kami, memasuki kelas. Hal yang pertama Bu Pit sampaikan adalah, himbauan untuk menutup jendela pada malam hari. Ditakutkan adanya kelelawar penghisap darah. Ah, mana ada! Di buku yang aku baca, mereka hanya ada di Benua Amerika. Memangnya ada vampir disekitar sini? Aku hanya tertawa di dalam hati.
***
Hari ini, pagi ini, lagi, aku menunggu Fajar dengan buku dan pena di dadaku. Sudah satu minggu Fajar tidak ke asrama. Tubuh kecilku menggigil menahan dingin. Aku duduk di bangku kebun, yang selalu Bu Has siapkan khusus untukku dan Fajar. Hingga matahari sampai di ufuk timur, Fajar tetap tidak datang.
Aku mengutuk diriku sendiri. Bagaimana bisa aku tak mengetahui apapun tentangnya? Terkecuali namanya. Aku mengenal Fajar saat melihatnya mencuri sawi di kebun asrama. Aku berlari mencari Bu Has untuk melaporkannya. Dia menarik tanganku sehingga kami berhadapan. Fajar membungkuk dengan muka memelas agar aku tak melaporkannya ke siapapun. Aku menyilangkan tanganku, meminta imbalan. Ia memberitahuku bahwa ia akan menjadi temanku. Aku setuju dan kami bersalaman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sea of Story
Short StoryKumpulan Cerita Pendek buatan saya. Fiksi ataupun nyata. Trigger Warning ditandai dengan❗ ▪︎Suicide