Sandra menanti dengan was-was. Bayangkan, ia yang belum pernah sekalipun memasuki kantor polisi di dunia manusianya dulu,sekarang malah harus terjebak di sini; di dalam ruangan, seorang diri, menunggu detik-detik introgasinya.
"Nama?" tanya seorang petugas di hadapannya.
"Kasandra Magdalena."
"Umur?"
"Delapan belas tahun sembilan bulan."
Petugas itu mencatatnya. Tapi tidak seperti polisi fana yang mencatatnya dengan komputer atau mesin tik, polisi ini mencatatnya dengan sebuah pena bulu yang mengambang di udara dengan sehelai perkamen melayang di depannya.
"Alamat?"
"Jl. Bandengan Utara, no–"
"Aku hanya butuh lokasi umumnya." potong polisi itu cepat.
"Maksudmu?" tanya Sandra bingung.
"Penanggalan menggunakan tahun," polisi itu membuka agenda –lagi-lagi membuatnya takjub, dengan lambaian tangannya. Matanya bergerak cepat menyusuri baris demi baris, berkas itu kembali tertutup saat ia kembali memulai dialog, "Apa kau berasal dari bumi?"
"Ya." Sandra akhirnya mengetahui maksud polisi itu.
"Abad?"
"Dua puluh satu."
"Baiklah," kata polisi itu sambil bersandar di kursinya, "sekarang kau bisa menjelaskan alasanmu berpindah zaman."
Sandra tahu inilah saat yang dinantikannya. Inilah kesempatannya untuk menjelaskan. "Saya hanya ingin membantu roh bernama Devone untuk bereinkarnasi dengan mengunjungi masa lalunya. Tanpa maksud dan tujuan tertentu sama sekali, saya tersesat ke zaman ini. Ini bukanlah kemauanku, dan saya akan sangat berterima kasih kalau Anda bersedia mengembalikan saya ke zaman yang seharusnya." Ia berharap bisa secepatnya meninggalkan tempat ini.
"Mengunjungi masa lalu roh? Kau pikir itu diperbolehkan tanpa paspor waktu?"
Sandra berpikir sebentar, lalu seakan mendapat jawaban terbaiknya, ia menjawab dengan santai, "Aku tidak tahu."
Polisi itu mendesah sebelum berkata, "Walaupun tampaknya kau tidak bermaksud jahat, tapi tetap saja perbuatan yang kau lakukan itu melanggar hukum. Dan kau akan mendapat sanksinya."
Inilah yang sedari tadi ditakutkan Sandra. Sanksi seperti apa yang akan diterimanya? Apakah ia harus berdiam dalam salah satu sel dalam bangunan yang berdiri di atas awan ini? Jika saja ia tak terjebak dalam kebingungan ini, mungkin itu bisa menjadi ide yang menarik. Tinggal di kastil yang melayang di antara awan dengan segala peralatan ajaib sambil memandangi langit biru yang begitu luas, siapa yang tidak mau? Namun dengan status tahanan memberondongnya, semua itu tidak lagi terlihat menarik.
"Berdasarkan pasal yang kau langgar, seharusnya hukumannya tidak terlalu berat." Polisi itu kembali membuka arsipnya."Kau hanya akan berdiam di sini selama 3 kalpa."
"Tiga kalpa? Berapa lama itu dalam hitungan tahun?"
"Hhmm," Polisi itu mengetuk-ngetuk jarinya di meja, "mungkin sekitar 2500 tahun. Setelah itu kau bebas."
"2500 TAHUN?" Sandra tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya.
Polisi itu melambaikan tangannya atas sikap terkejut Sandra yang dianggapnya berlebihan. "Itu tidak selama seperti yang kau bayangkan."
Oh tidak! Apa yang akan terjadi saat aku bebas nanti? Apakah bumi masih ada hingga saat itu tiba? Dan bagaimana dengan usiaku saat kembali ke bumi? Apakah aku akan berakhir seperti dongeng momotaro yang kembali dari istana naga?
YOU ARE READING
Soul of Promise
FantasySandra, seorang gadis delapan belas tahun dengan kemampuan supranaturalnya, bertemu dengan seorang arwah tampan tak beridentitas. Demi kesehatan finansialnya, Sandra telah berjanji dalam hatinya untuk tidak lagi berurusan dengan hal-hal gaib dan mem...