Chapter 10 - The Explanation (ii)

62 16 2
                                    

Minho nampak bingung mendengar jawaban yang baru saja aku lontarkan. Dia hanya diam memperhatikan kami sambil menggigit bibir bagian bawahnya. Kwangsoo memang baru menjelaskan soal Ibu kepadaku. Itu pun hanya potongan-potongan kecil, sedangkan aku sendirilah yang mencoba memahaminya dengan menghubungkan setiap potongan itu.

“Yes Jeff, your Mother. Mrs. Kim Ellen” Kwangsoo menghentikan penjelasannya, lalu menggenggam tanganku dan Minho secara bersamaan untuk yang kedua kalinya. Sama seperti sebelumnya, aku sempat melihat Kwangsoo memejamkan matanya sesaat sebelum dia membawa kami ke suatu tempat. Tapi kali ini kami muncul di salah satu ruangan berdinding putih.

“Apakah itu kau, Jeff?” tanya Minho menunjuk ke arah tengah ruangan, di mana hanya ada satu ranjang yang terletak di ruangan itu.

Mataku membola. Ya, itu aku. Terbaring tak berdaya dengan perban yang melingkari kepalaku dan berbagai mesin yang terpasang di badanku. Mesin elektrokardiograf yang berfungsi untuk mendeteksi detak jantungku tiba-tiba menunjukan garis lurus. Diikuti suara bip panjang yang sangat nyaring hingga nyaris memekakkan telinga. Tak lama kemudian seorang pria berpakaian putih yang aku asumsikan sebagai dokter dan beberapa perawatnya masuk dengan tergesa-gesa ke ruanganku. Ibu yang sejak tadi berteriak panik, dipaksa salah satu perawat itu untuk keluar.

“Saat itulah yang entah bagaimana caranya, Ibumu dapat menghubungiku. Mrs. Kim Ellen memerintahkanku untuk mengikuti suaranya. Ia berjanji akan membantuku jika aku bersedia untuk menolongmu yang hampir kehilangan nyawa. Tanpa berpikir panjang aku pun menyetujui tawarannya”

“Boleh aku tau kenapa Jeff bisa terbaring di sana?” tanya Minho memotong penjelasan Kwangsoo.

“Dia koma selama sembilan bulan karena tertabrak truk saat akan menyebrang jalan di depan Sekolahnya” Minho mengangguk. “Lalu aku menolong Jeff dengan cara masuk ke dalam tubuhnya. Menggantikannya untuk sementara waktu sampai Jeff yang asli kembali”

“Memangnya dia ke mana?” lagi-lagi Minho memotong penjelasan Kwangsoo.

“Jeff masih ada jauh di dalam tubuhnya. Hanya saja karena kecelakaan itu, dia terlalu lemah untuk bertahan. Oleh karena itu aku diminta untuk menggantikannya sampai dia benar-benar pulih. Nama asliku adalah Choi Hyunki. Aku mengaku sebagai David Kwangsoo karena permintaan Mrs. Ellen. Dia memintaku agar jangan mengungkap identitasku sebelum Jeff pulih”

“Kenapa?” kali ini aku benar-benar tidak dapat menahan rasa penasaranku.

“Tidak tau. Sungguh, banyak hal yang masih tidak aku mengerti dari semua kejadian ini. Bahkan aku pun tidak tau jika kau akan pulih dalam waktu yang selama itu. Aku sempat mencoba melawan dengan beberapa kali pergi meninggalkan tubuhmu. Tapi tidak bisa. Aku tidak bisa meninggalkan tubuhmu sama sekali. Karena apa? Karena semua ada dalam kendali Mrs. Ellen.

“Setelah 28 bulan, Jeff yang asli akhirnya pulih. Itulah alasannya kenapa kau jadi bisa melihatku. Karena aku sudah bisa keluar dari tubuhmu. Setelah itu aku memutuskan untuk kembali mencari tubuhku tanpa bantuan Mrs. Ellen. Berjalan berhari-hari menembus kegelapan sampai akhirnya aku dapat menemukan tubuhku. Masih di sana, di tempat yang sama. Dan hei, aku pun akhirnya bisa membuat tubuhku kembali terlihat. Itulah kenapa Minho hyung tiba-tiba menemukanku terbaring tak berdaya di atas sofa, karena tubuhku memang tidak kemana-mana”

Kepalaku terasa ingin meledak mendengar semua penjelasan Kwangsoo. Maksudku Hyunki. Yang benar saja, semua terasa tidak masuk akal. Lebih parahnya, Ibu adalah pemeran utama dari semua keanehan ini. Otakku sampai cenat-cenut karena dipaksa untuk memikirkan hal yang sama sekali tidak pernah terlintas dipikiranku selama ini.

Setelah terdiam beberapa saat, Hyunki melanjutkan penjelasannya. “Tapi aku tidak bisa melakukan lebih selain itu. Aku tidak dapat bertahan lama di dalam tubuhku sendiri. Aku seperti ditolak oleh tubuhku sendiri. Aku terlihat baik-baik saja di sini, padahal sebenarnya tubuhku sedang terbaring tak berdaya jauh di sana. Karena apa? Karena aku masih dalam kendali ibumu JEFF!”

Hyunki melepaskan genggamannya dengan nafas yang terengah-engah. Membuat tubuh kami seketika kembali ke Markas Garasi. Atau mungkin sebenarnya tubuh kami tidak kemana-mana? Minho yang duduk tepat di depanku terlihat bingung. Dia terlihat seperti sedang mencari sesuatu. “Ke mana Hyunki?” tanyanya.

“Hmm?” aku menatapnya bingung. “Dia di sini” ujarku sambil menunjuk ke  arah Hyunki yang sejak tadi duduk di sebelah kiriku.

“Mrs. Ellen memintaku untuk menjadi supervisor bagi tubuh Jeff. Selama masa recovery-nya,  aku harus memastikan tidak ada seorang pun yang berani menyakitinya. Oleh karena itu aura yang keluar dari tubuh Jeff membuat orang-orang tak ingin mendekatinya. Dengan begitu Jeff tidak akan terluka untuk yang kedua kalinya”

“Tapi kenapa kau melakukan itu pada Ayahku juga?”

“Kau terluka karena Ayahmu, Jeff” kata Hyunki coba menjelaskan.

“Itu murni kecelakaan!” bentakku karena tak terima dia menyalahkan Ayah.

“Ya. Tapi Mrs. Ellen tidak lagi mempercayai Ayahmu setelah kecelakaan itu. Dia masih mencintai Ayahmu, tapi tidak untuk mendekatimu”

“Hmm!” aku membuang nafas kesal. Ibu melakukan semua itu karena dia sayang dan tidak ingin kehilanganku. Hei, tapi bukan begitu caranya. Dia membuat Ayah dan orang-orang di sekitarku menjadi takut. Ibu membuatku tidak memiliki seorang pun teman.

“Lalu, kenapa aku tidak dapat melihatmu Hyun?” tanya Minho membuyarkan lamunanku.

“Tidak ada seorang pun yang dapat melihatku selain Jeff. Karena aku adalah Supervisornya. Orang lain tetap dapat mendengar suaraku.” Aku hendak protes bahwa tidak semua orang dapat mendengarnya, tapi Hyunki lebih dulu melanjutkan penjelasannya. “Tapi hanya jika orang itu memiliki hubungan darah denganku.”

“Petualangan tadi hanyalah salah satu cara bagaimana aku menceritakan semua kejadian itu. Hanya pada saat itulah Minho hyung dapat melihatku”

“Bagaimana dengan”

“Kita lanjutkan besok. Kapasitas otakku terlalu kecil untuk menerima semua penjelasan itu sekaligus. Aku bahkan sudah merasakan pusing sedari tadi” ujar Minho memotong ucapanku sambil sesekali memijat kepalanya.

"Baiklah" ucapku pada akhirnya. Ternyata bukan aku saja yang merasa pusing setelah mendengar penjelasan Hyunki.

to be continued....

SUPERVISEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang