CHAPTER 16

611 92 9
                                    

Yoojung membenci pemuda bernama Kim Minjae itu. Siapa dia? Entah seakan lelaki itu lebih mengetahui hidupnya ketimbang dirinya sendiri.

Kenapa Minjae mengatakan seolah Dongha memang bukan kakak kandungnya. Perkataannya terdengar meyakinkan mengingat ia pun kehilangan ingatannya, ditambah perlakuan kakaknya yang tidak bisa disebut sebagai perlakuan kakak terhadap adiknya.

Ah, ralat. Beberapa perlakuan Dongha meman terkadang aneh dan mengerikan. Namun terkadang Yoojung juga dapat merasakan sisi seorang kakak ketika bersama Dongha.

Meninggalkan café itu dengan segera adalah hal bagus. Ia tak ingin mendengar segala argumen yang dilontarkan Minjae mengenai dirinya dan kakaknya. Ia tak berhak menilai kehidupan pribadinya. Mereka memang teman SMA dulu, namun itu tak lantas menjadikan Minjae berhak berbicara di hadapannya seolah ia adalah orang paling benar di dunia. Dasar pria menyebalkan!

Yoojung menghentakkan kakinya memasuki rumah. Lelah-lelah keluar rumah demi menghampiri Minjae di café, padahal ia juga ingin menanyakan banyak hal, malah si pria menyebalkan itu menembaknya dengan rentetan kalimat yang memuakkan. Jika saja ia seberani Sohyun mungkin ia sudah melempar gelas kopinya, menyiram sisa kopi dinginnya untuk membalas perkataan kurang ajar Minjae.

Apa? Dia bilang dirinya hanyalah gadis dingin yang sok jual mahal?

Itu lebih baik daripada tebar pesona seperti dirinya. Ia pikir menjadi populer lantas membuat pria itu memiliki derajat yang lebih tinggi darinya. Sebegitu bangganya kah mendapat perhatian dari seluruh gadis di kampusnya?

Yoojung menghempaskan diri di sofa ruang tengah. Kakaknya belum pulang. Tentu saja. Memikirkan obrolannya dengan Minjae di café tadi memang menguras emosinya. Namun itu sedikit membuatnya memikirkan akan beberapa hal. Terlebih lontaran Minjae yang menanyakan apakah jangan-jangan kakaknya menyukainya. Ia tak memikirkan sampai sana. Ia tahu, Minjae hanya asal bicara saat itu. Namun, jika lelaki itu mengetahui apa yang pernah Dongha lakukan terhadapnya, mungkin pria itu akan membenarkan perkataannya.

Kim Dongha. Yoojung yakin sekali bahwa ia adalah kakak laki-lakinya dan keluarga satu-satunya yang ia miliki. Memang siapa lagi Dongha? Bahkan di album keluarga ia banyak menemukan foto dirinya dan Dongha saat masih kecil. Atau foto besar di dinding ruang tamu yang memajang fotonya bersama Dongha saat masih kecil. Bukankah itu sudah cukup sebagai bukti bahwa Dongha memang kakak kandungnya.

Yoojung mendesah resah akan ketidaktahuannya. Mengapa ia harus hilang ingatan? Dongha mengatakan bahwa ia mengalami kecelakaan mobil yang menyebabkannya hilang ingatan. Ia percaya. Karena 2 tahun yang lalu yang ia ingat adalah ia terbangun dari koma lamanya selama satu bulan dan melihat Dongha di sisinya sedang menggenggam tangannya erat.

Selama 2 tahun ini Yoojung memang sudah memendam rasa penasarannya akan masa lalunya. Terlebih lagi Dongha selalu mengatakan dengan tegas bahwa ia memang tak perlu mengingat masa lalu. Namun pertemuannya dengan Minjae belakangan ini membuatnya kembali dirundung rasa penasaran.

Apakah benar yang dikatakan Minjae bahwa ia adalah anak tunggal? Entah mengapa tiba-tiba ia merasa menyesal harus meninggalkan café secepat itu. Jika saja ia bisa sedikit menahan emosinya berhadapan dengan pemuda dengan perkataan frontal itu, mungkin ia bisa mengetahui sedikit lebih banyak tentang masa lalunya.

Entah merasa terpanggil atau bagaimana, Yoojung berdiri dari duduknya dan bergerak menuju kamar Dongha. Ia menempelkan tubuhnya bersandar pintu kamar kakaknya yang tertutup itu dengan telinga yang menempel seakan ingin menguping sesuatu dari dalam sana. Tentu saja yang ia dapati hanya keheningan semata.

Yoojung mendesah resah. Pikirannya sudah cukup kacau dengan tekanan batin yang ia alami akibat perlakuan Dongha terhadapnya. Dan Minjae sukses membuat dirinya merasa semakin tertekan. Padahal ia tak pernah ambil pusing mengenai masa lalunya yang hilang meskipun ia penasaran juga. Namun kini seolah gejolak hatinya mengatakan ia harus mengingat segala hal dalam memorinya yang terpendam. Segala hal yang dapat memperjelas kehidupan rumit yang dihadapinya sekarang. Memperjelas segala perlakuan sinting kakaknya terhadapnya.

Crystal Snow ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang