Taehyung benar-benar khawatir akan Yoojung. Ia telah memikirkannya semalaman dan itu benar-benar membuatnya lelah. Jadi, tanpa meminta izin dari managernya, ia membolos latihan hari ini dan pergi mengunjungi apartemen Yoojung.
Yoojung membelalak kaget mendapati kedatangan Taehyung ke rumahnya. Pemuda itu memakai topi hitam, masker hitam yang menutupi wajahnya, dan juga hodie hitam. Beruntung Dongha sedang berada di kantor. Yoojung langsung menyuruh Taehyung masuk melihat bagaimana dinginnya diluar.
"Kau tak kuliah?"
"Kelasku nanti siang." Yoojung duduk bersebelahan dengan taehyung di ruang tamu.
Mereka terdiam dan sedikit merasa canggung. Yoojung mengutuki dirinya yang merasa malu mengingat bahwa pertemuan malam itu ia malah menangis dan memeluk taehyung semalaman.
Begitu Taehyung mendudukkan pantatnya pada sofa di ruang tamu ia mendesah pelan. Yoojung duduk di sampingnya dan menatap Taehyung cemas. Tentu saja ia sangat cemas. Meski ia tahu Dongha sedang sibuk akan urusan kantornya dan sangat kecil kemungkinannya jika kakaknya itu tiba-tiba pulang tetap saja ia merasa cemas.
"Aku menghubungimu terus selama beberapa hari ini tapi kau tak pernah menjawabnya. Apakah sesuatu terjadi?"
Yoojung menjulurkan lidah membasahi bibirnya yang kering. "Tidak, semua baik-baik saja."
Berpikir bahwa Taehyung akan percaya akan perkataannya, Yoojung salah. Ia melihat kening Taehyung berkerut dengan pandangan mata yang melihat sesuatu pada dirinya. Sejurus kemudian Taehyung berdiri dan mendekati Yoojung. Membungkukkan badannya dan menjulurkan tangan meraih kerah baju Yoojung dan menariknya paksa menampakkan leher dan tulang selangka Yoojung yang putih pualam. Rahangnya mengeras mendapati sebuah tanda merah di leher Yoojung.
Taehyung sudah merasa aneh semenjak ia bertemu dengan Yoojung dan Dongha untuk pertama kalinya saat peristiwa Yoojung yang menjatuhkan es krimnya malam itu. Ia masih ingat dengan jelas ekspresi wajah pria yang kini ia tahu bahwa pria itu adalah kakak laki-laki Yoojung, Kim Dongha. Sebagai pria ia juga tahu arti tatapan itu.
Cemburu. Ia dapat merasakannya saat itu.
Yoojung menepis tangan Taehyung kasar dan menatap tajam Taehyung. "Apa yang kau lakukan?"
"Apakah ini perbuatan kakakmu?"
Menatap Taehyung yang kini tengah menatapnya penuh selidik membuat Yoojung membuang pandangannya ke lantai. "Bukan urusanmu." Gumamnya.
Yoojung semakin merasa khawatir melihat bagaimana Taehyung kini mulai mengkhawatirkannya dan seakan berusaha masuk dalam lingkaran masalahnya. Sudah cukup ia membawa Taehyung malam itu untuk menenangkannya dalam rengkuhan pemuda itu. Ia tak ingin melibatkan Taehyung lebih dalam dalam lingkaran hitam dirinya dan kakaknya.
"Sebaiknya kau segera pulang." Ujar Yoojung berdiri dari duduknya dan menarik lengan Taehyung. Namun Taehyung melepas pegangan tangan Yoojung dan menggenggamnya.
Tak ingin memaksa Yoojung, Taehyung menghela nafas. namun sepersekon kemudian kejutan kecil mengagetkan Yoojung. Tubuhnya dengan ringan ditarik Taehyung masuk dalam rengkuhannya. Tangan kanan Taehyung menangkup pipi Yoojung lantas mencondongkan wajahnya, memejamkan matanya dan mencium Yoojung.
Gadis itu membelalak kaget. Ia hendak menolak namun usapan lembut tangan Taehyung di punggungnya yang semakin menekan erat Yoojung pada tubuhnya, menenangkkannya. Ia bahkan tanpa sadar ikut memejakan matanya menikmati sensasi aneh yang menggelitik dadanya.
Tehyung melepas pagutannya menyisakan benang saliva tipis antaranya dan Yoojung. Tangannya masih memeluk erat Yoojung sedang tangan kanannya mengusap pipi Yoojung. Mata mereka terkunci dan seakan memberikan kepercayaan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal Snow ✔
Fanfiction[Completed] Asrama Bangtan tiba-tiba kedatangan gadis tak diundang. Gadis itu rapuh dan penuh luka di sekujur tubuhnya. Ia memohon agar anggota BTS mengizinkannya untuk bersembunyi semalam di asrama mereka. Dan benar saja keesokan harinya mereka tak...