Cinta memang tak bisa diprediksi akan jatuh cinta pada orang yang mana, Tapi aku tak masalah jika orang itu adalah kamu.
🍭
Happy Reading!!!
Tinggalkan jejak!!!
Mau ngasih tau aja bentar lagi menuju ending🎉🎉🎉🎉🎉🎉Tak bisa tidur, itulah keadaan Hinata saat ini. Ke dua maniknya menatap langit langit kamar hotel sambil berbaring di ranjangnya lalu sesekali melirik bocah laki-laki berusia 5 tahun itu yang sudah tertidur lelap disampingnya.
Ia masih terbayang semua ucapan yang terlontar jelas dari sahabatnya. Rencana kami-sama adalah misteri baginya, ketika bagaimana keras ia berusaha melupakan cinta pertamanya jika ia memang tak dikehendaki untuk move on ya tentu sangat sulit untuk dijalani.
FLASH BACK
"kau percayalah padaku, karena aku yakin melepasmu pada laki-laki Namikaze itu. Aku percaya pada hatinya, perasaannya"
Mata Kiba seakan berkilat mengucapkan kata kata itu dengan mantab, tangan nya yang masih menggenggam jemari Hinata berusaha meyakinkan gadis yang sedang bimbang itu.
"tapi Kiba-kun a-aku masih ragu" ucap gadis itu pelan seakan tak ada harapan baginya.
"kau masih ragu tentu mungkin karena dia yang berusaha keras menebus dosa masa lalunya pada mu dan sekarang tugas mu adalah menerimanya kembali"
Tak mudah bagi Kiba untuk dapat meyakinkan Hinata yang terlanjur menganggap Naruto telah membohongi dirinya selama bertahun tahun.
"Tapi Hinata, semua ini tergantung pada dirimu. Terserah kau mau menentukan pilihan mu tapi aku juga tak mungkin hadir lagi dalam kehidupan cintamu karena aku tau perasaan mu saat ini untuk siapa, sekalipun kau mengelaknya"
Hinata berusaha melengkungkan bibirnya tapi terasa kaku karena memang dia tak bisa mengelaknya lagi.
FLASH BACK END
Mata lavendernya terpejam lalu membuka perlahan seraya menoleh pada bocah yang masih terlelap di sampingnya, mengingatkan juga kejadian beberapa jam yang lalu.
FLASH BACK
Hinata melangkahkan kakinya dimana laki-laki dewasa dan anak kecil sedang duduk disana. Dirinya tersenyum tipis melihat si pria yang nampaknya sudah pantas menjadi seorang ayah.
"nah Rei-kun, ini minuman untuk mu ya. Jus mangga"ucap Hinata sudah di depan bocah laki-laki bersurai putih itu.
"trimakasih mom ups bibi"jawab bocah itu lucu sambil melirik Naruto yang mengangguk dan mengacungkan jempol.
Disana Hinata tersentak dengan panggilan sang bocah lalu dirinya meyakinkan lagi pendengarannya.
"Rei-kun, kau tadi bilang apa?"
"trimakasih bibi"jawabnya dengan pandangan polos
Hinata tertegun ditempatnya. Siapa yang mengajari sang bocah untuk memanggilnya bibi.
"lho kok Rei-kun bilang-"sebelum Hinata protes tapi laki-laki bersurai pirang ini memotongnya.
"hmm sudah lah Hinata, memang begitu kan seharusnya. Rei sudah mengerti kau ini bukan ibunya, jika kau masih terus membuat Rei menganggap kau adalah ibunya itu akan membuatnya merasa bersedih jika dia tau nanti maka lebih baik jika dia tau lebih awal"
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love (Lengkap)
FanfictionEntahlah aku hanya merasa kesepian meskipun kamu disampingku sekalipun. perasaan itu mungkin telah memudar ataukah memang sejak awal tidak sedikitpun rasa itu ada bersamamu. Naruto hanya milik Masashi kishimoto Perhatian!! typo dimana-mana