Berubah Manis

5.2K 308 8
                                    

Kau tak perlu mencari alasan mengapa aku pergi begitu saja bukankah itu sama halnya seperti mencintaimu yang tak membutuhkan suatu alasan
🌙


Happy reading!!
Pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan jejaknya








Seorang gadis bersurai pendek ini nampak gugup dan wajahnya memucat,terlihat sesekali ia menyamankan dirinya dari posisi duduk di kursi kayu restoran cepat saji. Suatu pagi yang panas untuknya.
Ke dua maniknya bergerak gelisah dan tersenyum canggung pada orang yang duduk di hadapannya. Berbeda dengan laki-laki ini yang malah berekspresi datar dan terkesan biasa saja. Hingga gadis itu memulai pembicaraan.

"EHMM To-Toneri-kun emh soal kau yang tadi malam-"

Ada nada getar dari ucapan sang gadis tapi segera pria itu memotongnya.

"Hinata-chan, aku tau itu terlalu mendadak untukmu dan aku juga minta maaf padamu anggap saja aku tak pernah mengatakan hal itu padamu"

Mata gadis ini melebar dan ia berjengit dari duduknya. Fikirannya terus berfikir keras, apa yang membuat laki-laki yang ada dihadapannya ini mengurunkan niatannya.

"ke-kenapa?"

Satu kata tanya itu memuat semua isi di kepalanya.

"karena kau akan menolak ku"


DEG


Hinata terkesiap mendengar jawaban yang terlontar dari Toneri. Bahkan semalaman dia tak bisa tidur memikirkan cara agar menolak Toneri dengan cara halus tanpa menyakiti hati pria itu. Tapi sekarang laki-laki itu sendiri yang malah membatalkan niatan sakralnya untuk hidup dengannya.

"ano Gomene Toneri-kun, aku yakin kau akan mendapatkan perempuan yang lebih baik dari pada aku"

"ya doakan saja Hinata-chan"

"ta-tapi bagaimana kau semudah itu berubah pikiran?"tanya Hinata penasaran dengan nada takut-takut

"seseorang menyadarkan ku bahwa kau bukan takdir yang ku maksud"

DEG


'seseorang?'batin Hinata bertanya tanya

"kau akan tau orangnya Hinata-chan, dia sangat patah hati tau bahwa aku melamarmu dan dia membuatku kagum dengan caranya mempertahankanmu"

"dia siapa?"

Bukannya menjawab tapi Toneri malah tersenyum dan mengambil cangkir berisi coffee itu lalu meminumnya.

.
.

.
.

.
.

.
.

.
.

Dahi Shikamaru mengerut melihat wajah kusut Naruto. Duduk di sofa hotel dengan menopang dagunya sambil menatap kosong botol sake yang berisi setengah itu di meja.
Padahal Shikamaru ingat beberapa hari yang lalu suasana hati temannya itu sedang berbunga tapi nampaknya bunga itu tlah layu sekarang.

"ada masalah apalagi?"

Naruto mengalihkan pandangannya sebentar ke pria Nara itu lalu menatap lagi botol sakenya.

"bisa kita ke dokter"

"kau sakit?"

"disini sakit sekali"ucap Naruto sambil menyentuh dadanya dengan telapak tangan kirinya.

Painful Love (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang