JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA
Makasih buat semuanya yang sudah mau baca cerita ini...
Nesyarera
***
Nino akhirnya pingsan karena terlalu mabuk, dan itu sukses membuat Bian -yang tak lain sahabat serta bartender Bar itu- mau tak mau harus turun tangan menangani Nino. Dia membawa Nino ke kamar yang ada di Barnya lalu meninggalkannya seorang diri untuk pulang ke rumahnya. Sungguh, Bian sudah sangat lelah dan dia ingin sekali merebahkan dirinya di ranjangnya.
"Aku pulang, jangan buat masalah!"
Hanya itu kalimat yang terucap darinya tanpa peduli apa lawan bicaranya mendengarnya atau tidak. Baginya sudah cukup dia peduli dan membantu Nino, dia ingin pulang.
2 jam setelah kepergian Bian, Nino yang masih berada di salah satu kamar di Bar itu mulai menggeliat saat perlahan kesadarannya mulai kembali. Dengan kepala yang masih berputar dan pening karena efek mabuk yang masih belum hilang, dia mulai membuka matanya dan langsung mengernyit.
"Di mana ini?" Lirihnya.
Dia mencoba bangkit, tangannya mencekram kepala yang terasa sakit. Matanya mengedar, mencari apa yang bisa menjelaskan di mana sebenarnya dia berada. Nino menghela nafas saat melihat tulisan nama Bar milik Nino.
"Sial!" Umpatnya.
Dia bangkit dari ranjang, lalu beranjak dengan sedikit sempoyongan karena masih mabuk. Nino benci mabuk, jadi wajar saja jika di saat ini efek alkohol begitu terasa walaupun dia sudah tertidur.
***
Pagi ini di rumah Reyhan dan Diana, suasana rumah terlihat cukup tenang. Tidak terlalu banyak kegiatan dan orang yang berseliweran di sana. Hanya ada Reyhan yang terlihat baru saja bangun dari tidurnya. Entah mengapa dia merasa tubuhnya terasa tidak baik hari ini. Dia menghela nafas saat menoleh ke ranjang sampingnya dan tak menemukan sosok Diana -Istrinya, tapi seketika senyumnya mengembang saat melihat note kecil di atas nakas samping tempat tidurnya.
Dia bangun setengah duduk lalu mengulurkan tangannya untuk meraih note kuning itu. Reyhan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang lalu membaca note itu.
Maafkan aku karena tak membangunkanmu, sepertinya kau sangat lelah. Tidurmu juga nyenyak sekali, aku tak tega menganggu ^^. Aku ada latihan pagi ini, untuk persiapan penampilanku bulan depan. Jadi aku harus berangkat lebih pagi, tapi aku sudah menyiapkan sarapan untukmu di meja makan. Jangan lupa makan oke.
Istrimu - Diana Hermawan ^^
Hati Reyhan berbinar membaca note singkat itu, hingga tanpa sadar senyuman terukir di bibirnya. Reyhan merasa Diana sudah menerima statusnya sebagai istrinya. Walaupun dia sendiri tak tahu bagaimana perasaan sebenarnya Diana padanya. Reyhan tak perduli! Baginya Diana yang menerimanya saja sudah lebih dari cukup. Bahkan sangat lebih.
Setelah merasa lebih baik, akhirnya dia memutuskan untuk bangun dari ranjang. Reyhan melangkahkan kakinya keluar kamar menuju ruang makan. Langkahnya masih terasa lemah, kepalanya agak berat hari ini. Mungkin benar apa kata Diana, kalau dia sedang kelelahan.
Ketika sampai di ruang makan, matanya langsung berbinar saat melihat makanan yang sudah Diana siapkan untuknya. Tanpa menunggu lagi, Reyhan segera duduk di meja makan dan memulai acara makannya. Dia sudah sangat lapar, apalagi dengan rasa masakan Diana yang sangat enak membuat Reyhan makan dengan sangat lahap, hingga dalam waktu sebentar makanan di piringnya sudah habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ✔
General FictionNEW STORY BY NESYARERA GENRE ROMANCE Diana Bramastya seorang penari sekaligus penyanyi di sebuah panggung seni bersama dengan Nino -kekasihnya. Dia sudah menjalin hubungan selama 5 tahun dengan Nino Hermawan. Selama itu juga hubungan mereka baik-bai...