14. Dance in Love

227 10 0
                                    

Jangan Lupa Vote Dan Comment Ya

----- NESYARERA ----

Sejak hari itu hubungan Reyhan dan Diana semakin dekat layaknya suami istri lainnya. Walaupun tidak ada hubungan intim karena kondisi Reyhan yang sangat tidak mungkin melakukan hal itu. Tapi hal itu sama sekali tidak mengurangi kemesraan di antara mereka, bahkan orang yang melihatnya mungkin akan mengira bahwa mereka adalah pasangan yang sudah bertahun-bertahun bersama.

Hari ini sudah 2 minggu berjalan setelah kejadian itu. Dan sejak hari itu juga, Diana sudah meminta Reyhan untuk tidak bekerja, karena dia tidak ingin kondisi Reyhan semakin menurun. Karena terbukti kalau akhir-akhir ini serangan yang didapat Reyhan semakin sering. Walaupun awalnya, Reyhan sempat menolak permintaan Diana tapi akhirnya mau tidak mau dia menerimanya saat mendengar ucapan dari Diana.

"Demi Tuhan Sayang, dengarkan kataku. Ini bukan permintaan tapi ini perintah istrimu dan kau tidak ada hak untuk menolaknya!" tegas Diana. Reyhan akhirnya hanya mengangguk setuju, setelahnya dia mendapat ciuman dari Diana. "Begitu baru suamiku."

Dan sejak hari itu juga Reyhan resmi menjadi pengangguran, ya walaupun tidak sepenuhnya. Dia masih membantu mengurus beberapa projek walaupun hanya dari rumahnya. Sedangkan untuk yang langsung terjun ke lapangan semua sudah diserahkan ke Papanya. Jadi, karena itu juga waktu luangnya semakin banyak.

Sedangkan Diana, sejak hari itu di mana dia melihat langsung Reyhan yang kambuh, menjadi sangat protective ke Reyhan. Walaupun dia tidak menunjukannya secara jelas, karena Diana tidak ingin Reyhan berfikir bahwa Diana melakukan itu karena Reyhan sakit. Padahal yang sejujurnya itu dilakukannya hanya karena Diana terlalu takut. Bagaimana tidak?

Diana pernah hampir terkena serangan jantung saat dia menemukan Reyhan pingsan dan tubuhnya sangat dingin setelah pulang dari latihannya. Saat itu Diana histeris dan langsung menghubungi orang tuanya. Beruntung orang tuanya memang sedang di jalan tidak jauh dari rumah Diana saat itu, sehingga mereka bisa sampai lebih cepat. Diana tidak berhenti menangis saat melihat Keyla memeriksa tubuh Reyhan yang masih pucat dan dingin. Begitu banyak ketakutkan serta pikiran negatif yang bermain di kepalanya. Dan sejak saat itu juga, Diana jadi lebih tegas ke Reyhan. Bahkan Diana sampai menyewa 1 perawat khusus untuk menjaga dan mengabari Diana bagaimana kondisi Reyhan saat dia sedang latihan.

***

"Ingin mengantarku latihan?" Diana bertanya.

Saat ini mereka masih di ranjang tempat tidurnya. Reyhan duduk bersandar pada kepala ranjang, sedangkan Diana duduk di sampingnya sambil menyandarkan kepalanya di bahu Reyhan. Tubuh Reyhan sudah semakin lemah, bahkan wajahnya tidak pernah tidak pucat sekalipun.

"Hm?" Reyhan menoleh ke Diana. "Memangnya boleh?"

"Tentu," Diana menarik dirinya lalu menghadap Reyhan, wajahnya berbinar. "Bukannya kau menyukai tarianku? Jadi kupikir kau harus melihatku latihan secara langsung," lanjut Diana senang.

Reyhan terkekeh. "Apa semua akan baik-baik saja kalau aku ke sana? Ehm maksudku N-Nino?"

Diana terkekeh. "Kenapa? Apa kau takut mendapat pukulan lagi darinya, 'hm?" Gurau Diana. Reyhan mendengus.

"Tidak!" Reyhan menggeleng, lalu menarik nafas panjang. "Hanya saja aku tidak ingin mengacau latihanmu," jawabnya sambil meringis.

Diana tahu pasti Reyhan sedang menahan sakit yang mungkin terasa di jantungnya. Diana berusaha terlihat tenang dengan senyumannya, walaupun kalau boleh jujur dia sangat kawatir.

"Tidak sama sekali, Aku jamin!" jawabnya. Reyhan tersenyum tipis, dia ragu. "Ayolah, semuanya pasti baik-baik saja. Aku berani jamin, Nino tidak akan melakukan hal bodoh itu lagi. Atau aku yang akan menghajarnya kalau dia berani melakukan hal itu lagi," bujuk Diana. Reyhan terkekeh. "Hari ini aku benar-benar ingin kau mengantarku, Rey," rayunya lagi. Diana mencoba memasang wajah lucunya, membuat Reyhan tak bisa menahan tawanya. Hingga akhirnya, mau tak mau Reyhan mengangguk.

YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang