Jangan Lupa Vote Dan Comment ya ^^
--------- Nesyarera ----------
"Seperti itu, Diana. Bukan dia yang memintamu untuk menikah dengannya tapi kami, orang tuamu. Karena kami yakin bahwa dia akan membuatmu bahagia tidak peduli berapa lama waktu yang dia punya," ucap Keyla setelah bercerita. "Mama Mohon, jangan pernah salahkan Reyhan, dia sama sekali tidak bersalah. Cobalah untuk menerimanya, dia pria sempurna untukmu," lanjut Keyla.
Diana makin terisak mendengar cerita Keyla. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apalagi sekarang. Kenyataan yang baru didengarnya sangat mengejutkan, dia akhirnya tahu kalau ternyata orang tuanya yang mengatur semuanya. Perasaan ini, saat mendengar bagaimana kondisi Reyhan membuat hati Diana terasa sangat sesak. Tapi, dari semua kenyataan itu, satu fakta yang membuatnya terluka. Ya, fakta bahwa suaminya sedang sakit.
"T-tapi hiks k-kenapa dia terlihat hiks s-sehat?" Diana bertanya sambil menangis.
Keyla menggeleng. "Itu karena dia menyembunyikannya, Diana. Dia sama sekali tidak baik, dia sering mengalami serangan. Kau ingat saat malam setelah pernikahan kalian, saat kau dan dia di ruang tengah?" Diana mencoba mengingat sebelum akhirnya Diana mengangguk. "Saat itu dia baru saja mendapat serangan. Makanya kau lihat Mama, kan? Itu karena Mama sedang membantunya. Dia kesakitan, tapi dia tidak ingin kau tahu. Dia selalu bilang padaku, dia tidak ingin kau tahu soal penyakitnya sehingga membuatmu harus mengingatnya sebagai Reyhan yang sekarat," jelas mamanya, wanita itu menghela nafasnya lalu menggenggam tangan putrinya. "Reyhan hanya ingin kau mengingatnya sebagai Reyhan suamimu, sayang," lanjut Keyla.
Diana semakin terisak, dia membalas menggenggam tangan mamanya erat. Dia butuh pegangan sekarang.
"Beberapa kali dia menerima serangan setelah pernikahan kalian. Dan yang terakhir adalah kemarin malam, saat kau sedang tidur di sampingnya."
Diana mendelik tidak percaya mendengar ucapan Mamanya. "A-Apa?! K-kemarin malam?" Mama Diana mengangguk. "Astaga! Aku pikir dia hanya sedang demam," lirih Diana. Nyonya Bramastya mengelus lembut tangan putrinya.
"A-apa t-tak ada cara lain, Ma? O-operasi mungkin? Cangkok jantung atau lainnya," tanya Diana setelah menahan tangisnya.
"Ada," jawab Keyla, tapi raut wajahnya terlihat sedih. Diana menahan nafas menunggu kalimat selanjutnya. "Tapi itu sulit dilakukan. Karena menurut papamu, Reyhan mempunyai hemofilia parah setelah pemeriksaan lanjut setahun lalu ketika kami ingin melakukan transplatasi padanya. Jadi akan sulit untuk melakukan operasi itu, Diana," lanjut mamanya, dia memejamkan matanya sekilas bersamaan dengan helaan nafas kasar sebelum kembali menatap putrinya. "Jadi bisa Mama katakan saat ini Reyhan sekarat."
DEG...
Dunia Diana terhenti seketika saat mendengar kata terakhir Mamanya.
Apa? Reyhan sekarat? Tidak mungkin! Mereka bahkan baru menikah 1 bulan. Bagaimana bisa Reyhan sekarat? Batin Diana penuh tanya.
Diana menangis meraung ketika kesadarannya kembali, dia bahkan tanpa sadar bersujud di depan Keyla agar menyelamatkan Reyhan. Tapi, gelengan lemah dari Keyla menghancurkan Diana semakin dalam. Dia menangis semakin menjadi, hingga tangannya memukul dadanya yang terasa sesak untuk menerima fakta ini.
"Hiks... Reyhan.. Hiks.. Rey," lirih Diana.
***
Keyla tidak bisa menahan lagi air matanya yang sedari dia coba tahan mati-matian, walaupun tetap saja air mata itu mengalir tanpa dia sadari. Tapi sekarang, ketika melihat putri satu-satunya yang begitu disayanginya sedang menangis meraung di depannya, membuat wanita yang sudah lama menjadi dokter spesialis jantung ini kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ✔
General FictionNEW STORY BY NESYARERA GENRE ROMANCE Diana Bramastya seorang penari sekaligus penyanyi di sebuah panggung seni bersama dengan Nino -kekasihnya. Dia sudah menjalin hubungan selama 5 tahun dengan Nino Hermawan. Selama itu juga hubungan mereka baik-bai...