15. Kejutan

265 10 0
                                    

Jangan Lupa Vote dan Comment ya.

NESYARERA

----- ***** -----

Pagi ini Diana terbangun lebih pagi dari biasanya karena merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Dia merasakan perutnya terasa diobrak-abrik pagi ini. Jadi, setelah membuka matanya, dia segera berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya, tapi yang keluar hanya cairan. Dan itu membuat tubuhnya benar-benar lemas karena beberapa kali dia harus bolak-balik ke kamar mandi hanya untuk menghilangkan mual di perutnya.

Reyhan yang tertidur di sampingnya sedikit terganggu dengan itu, sehingga mau tak mau membuatnya terbangun. Dia berjalan lemah mendekati Diana di kamar mandi.

"Sayang, kau kenapa?" tanya Reyhan berjongkok di samping Diana yang bersimpuh di bawah wastafle. "Kau sakit?" Diana menggeleng lemah sambil mengangkat wajahnya menatap Reyhan. "Astaga kau pucat, sayang. Kita ke rumah sakit ya?" lanjutnya. Diana menggeleng.

"Aku hanya mual, sayang, semua baik. Sepertinya aku salah makan kemarin," jawab Diana disertai senyuman lemah, Reyhan masih terlihat kawatir. "Bantu aku," Diana berusaha berdiri seraya meminta Reyhan untuk menuntunnya kembali ke kamar.

Dan Reyhan dengan senang hati melakukannya, dia membantu Diana berdiri lalu menuntunnya untuk keluar kamar mandi. Reyhan mendudukkan Diana di ranjang, lalu dia menaruh bantal di kepala ranjang untuk Diana bersandar dan kembali membenarkan selimut Diana.

"Sebentar, aku ambil obat dulu," Reyhan hendak berdiri tapi tertahan karena Diana menarik tangannya. Diana menggeleng.

"Tidak perlu, aku hanya ingin kau di sini," Diana menarik Reyhan untuk kembali duduk, setelahnya dia membaringkan dirinya di pangkuan suaminya. "Ini lebih baik dari obat, sayang," lanjutnya tersenyum ke Reyhan yang sedikit membungkuk.

"Apa kau yakin tidak perlu diperiksakan?" Diana mengangguk, Reyhan mengelus rambut Diana lembut. " Tapi akhir-akhir kau sering seperti ini, sayang?" Reyhan masih terlihat kawatir.

"Baiklah, hari ini aku akan periksa, sekalian hari ini juga jadwalmu cek up, sayang," jawab Diana. Reyhan mengangguk sambil mengusap rambut Diana yang masih di pangkuannya.

***

Diana dan Reyhan baru saja tiba di rumah sakit dan mereka langsung menuju ke ruangan Mama Diana. Tapi saat Reyhan sedang diperiksa oleh mamanya, Diana ijin untuk pergi ke bagian lain untuk memeriksa diri. Reyhan sebenarnya ingin sekali mengantar tapi Diana menolak karena dia tahu tubuh Reyhan akan sangat kelelahan kalau harus berjalan lagi.

"Hanya sebentar, ok?" ucap Reyhan aat Diana akan keluar.

Saat ini Reyhan sedang duduk di ranjang pasien yang ada di ruangan Mama Diana. Nyonya Bramastya yang melihat interaksi putri dan menantunya hanya bisa tersenyum senang. Dia bersyukur apa yang dia harapkan saat menikahkan mereka menjadi kenyataan.

"Hm," Diana mengangguk. "pasti sayang. Kau di sini dengan Mama, dan jangan ke mana-mana, Mengerti?" tegas Diana. Reyhan mengangguk. "Ma, aku pergi sebentar, hubungi aku kalau sudah selesai," Diana beralih ke Mamanya.

"Tentu," jawab Mamanya. Setelahnya Diana berjalan menuju keluar.

Diana mulai melangkah dengan takut, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Entahlah dia merasa ada sesuatu yang akan dia dapat setelah ini, tapi di saat itu juga ada ketakutan dan keraguan yang besar di dalamnya

Dan Diana masih tak ingin berspekulasi lebih, tapi yang pasti Diana berharap itu hal yang baik untuknya dan semuanya.

Ya. Diana berharap.

YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang