1

19.5K 927 17
                                    

Dengan langkah tegap dan gagah pria itu turun dari mobil diikuti kedua orang tuanya, tangannya bergerak merapikan stelan jas hitam elegan yang membungkus tubuh pervectnya. Senyum sumringah tak henti-hentinya terukir dibibirnya memberikan tanda pada setiap yang melihat bahwa pria ini sangat bahagia.

"Silahkan masuk tuan Ethan, mempelai anda sudah menanti," Ethan mengangguk dan tersenyum pada pria memakai jas abu-abu yang menyambut kedatangannya dipintu masuk.

"Assalamualaikum," sapa Ethan membuat semua yang ada dalam ruangan menoleh.

"Waalaikum salam," terdengar serempak sambutan dari dalam.

Ethan menempati tempat duduk disebelah perempuan berpakaian kebaya putih gading, rangkaian sanggul melati menghiasi rambutnya dengan tatanan makeup yang mempercantik calon mempelai perempuan. Dengan ekor matanya Ethan melirik calon istrinya yang tertunduk, cantik, desis hati Ethan.

"Apa acaranya sudah bisa dimulai?" pak penghulu sudah menempati posisinya begitu juga dengan pak Anwar -ayah mempelai perempuan- dan para saksi.

"Silahkan dimulai pak penghulu," suara berat pak Anwar memecah keheningan.

"Baiklah," Pak penghulu memulai acara, "sebelum ijab kabul dilaksanakan saya mau bertanya terlebih dahulu, saudara Ethan Nathaniel Subrata apa anda sudah siap?" Pak penghulu menatap Ethan.

"Siap pak," jawabnya tegas dan mantap.

Pak penghulu manggut-manggut, kemudian beralih kemempelai perempuan, "Saudari Novita Anggraini, apa anda sudah siap?"

"Siap pak," jawab Novita lembut.

Seorang ibu maju dan memasangkan selendang putih menutupi kepala kedua calon mempelai, suasana terasa syahdu dan khidmat membuat semua orang menahan nafas takut desahan nafas mereka akan merusak suasana hening yang tercipta.

Pak Anwar menjabat tangan Ethan erat dan bersiap memulai akad.

"Tunggu!!!! Hentikan pernikahan ini!!!"

Semua menoleh dan terperangah menatap kearah pintu, seorang wanita menggendong bayi memakai dress biru muda semata kaki dan kacamata bening melangkah masuk. Rupanya wanita tadi yang berteriak dan menghentikan acara yang sedang berlangsung.

"Anda siapa?? Dan kenapa mengganggu acara ini?" Pak Anwar bertanya dengan suara keras, ia berdiri dari duduknya dan menatap wanita pengganggu dengan tatapan marah. Semua mata mengarah kewanita itu dengan bertanya-tanya.

"Maafkan saya, saya tak bermaksud mengganggu acara sakral ini, saya hanya memperjuangkan apa yang menjadi milik saya," sang wanita berusaha menjawab dengan tenang namun tak urung ada getaran tangis dalam suaranya.

"Maksud anda?" Pak Anwar terlihat menahan emosi.

Wanita itu mengusap air mata yang mengair dipipinya, "Lelaki yang akan menjadi menantu anda adalah suami saya dan ia meninggalkan kami begitu saja, rupanya ia merencanakan kehidupan baru bersama wanita lain dan melupakan kami begitu saja, nasibmu sungguh malang nak ditingalkan ayahmu yang berjanji akan membahagiakan kita," wanita itu mengelus kepala bayinya dengan tangan gemetar.

Semua yang mendengar terkejut dan menatap Ethan dan wanita itu dengan mulut melongo, Novita bahkan menangis saking kaget dan kecewa, ia tak menyangka lelaki yang akan mempersuntingnya ternyata telah mempunyai istri.

"APA!!!!! Tidak...tidak itu bohong, saya tak pernah punya istri bahkan saya tak kenal perempuan ini!! Dia adalah wanita gila yang mengaku-ngaku istri saya!!" Ethan bangkit dan menunjuk wanita itu dengan marah, emosinya menggelegak menyentak keubun-ubun karena kebohongan wanita yang sesegukan dihadapannya.

Wanita itu mendongak dan menatap Ethan dari balik kacamatanya, "Sebegitu cepat kau melupakan aku dan anakmu Ethan Nathaniel Subrata? Apa kau sudah lupa dengan janji-janjimu padaku dulu? Tak kusangka kau pria tak bertanggung jawab yang habis manis sepah dibuang," wanita itu menggeleng frustasi dan beralih menatap pak Anwar, "semua terserah anda pak Anwar, jika anda tetap melanjutkan pernikahan ini maka anda harus bersiap menerima gunjingan telah menikahkan pria beristri dengan putri anda dan saya bisa pastikan ini akan berakibat buruk pada bisnis anda."

Wanita itu berjalan keluar dari ruangan panas itu dan berbalik begitu mencapai pintu, "dan untuk suamiku tercinta, selamat menempuh hidup baru dan aku akan mendoakan semoga kau bahagia diatas penderitaanku!" wanita itu menghilang dibalik pintu.

Wajah Pak Anwar menggelap, giginya gemerutuk menahan amarah dengan tatapan membunuh menatap calon menantunya.

"Om percaya pada saya, saya belum pernah menikah dan saya tak kenal wanita tadi, percaya saya om.." Ethan terbata-bata, matanya memelas meminta pengertian.

Pak Anwar bergeming, tangannya mengepal dan rahangnya mengeras, ia marah dan merasa dipecundangi pria muda sekelas Ethan, "Bawa penipu ini keluar!!" teriaknya. Dua orang berbadan tegap berdiri dan mengapit Ethan dikedua sisi.

"Anwar dengarkan dulu penjelasan Ethan, jangan mengambil keputusan secepat ini, mungkin saja wanita tadi hanya pengganggu yang ingin merusak kebahagiaan anak-anak kita," Alexander Subrata ayah Ethan membela putranya, disampingnya ibu Ethan berdiri lemas terisak.

"Laksanakan perintahku!!!" teriak Pak Anwar lagi, "Aku tak mau mempunyai menantu penipu!" lanjutnya dengan mata terpejam, kedua pria tegap tadi menyeret Ethan keluar dan tak menghiraukan lelaki itu yang meronta-ronta minta dilepaskan. Kedua orang tua Ethan mengikuti anaknya meninggalkan tempat akad dengan rasa kecewa, mereka marah tapi tak tahu harus marah pada siapa.

"Pa, kalau pernikahannya batal lalu anak kita gimana? Pestanya udah terlanjur dipersiapkan kalau batal nanti kita juga yang malu," bu Anwar mengguncang lengan suaminya pelan, sama seperti Novita airmata sudah menggenang dipelupuk matanya, ia tak sanggup memikirkan rasa malu dan kecewa anak gadisnya yang batal menikah.

"Siapa bilang pernikahannya batal," geram pak Anwar tertahan, "Robin!!!" Panggilnya.

Seorang pria muda berlari tergopoh-gopoh menghampiri sang bos, "Saya pak."

"Gantikan penipu itu menjadi suami Novita!" Gelegar suara Pak Anwar mengagetkan semua orang, "pak penghulu, cepat mulai acaranya!"

Tak ada yang berani membantah atau protes, pria yang bernama Robin duduk diposisi Ethan dengan kening berkerut, ia terpaksa melakanakan perintah sang bos menjadi pengantin pria putrinya. Tak lama kemudian suara ' sah sah sah' menggema memenuhi penjuru ruangan dan diakhiri doa bersama.

***

TERDAMPARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang