Bagian 1. Shout Out To My X

9.5K 340 52
                                    

Gerimis siang itu berubah menjadi hujan lebat, membuat jalanan dipenuhi air dan tampak licin. Beberapa pejalan kaki terlihat bertumpuk di depan sebuah toko, menumpang berteduh dari serangan miliaran titik-titik air yang jatuh dari langit, kecuali diriku tentunya yang sedang menikmati serangan hujan yang bisa digunakan sebagai kamuflase air mata. 

Aku masih berharap semua ini hanyalah fiktif belaka, dimana aku masuk reality show dalam skenario Rio berpura-pura selingkuh kemudian berkata "Ini kejutan dariku, honey. Kita masuk acara super trap : couple edition" kemudian memelukku sambil membisikkan gombalannya mengenai kesetiaan seperti biasa sambil memberikan hadiah selamat hari jadi.

Aku tidak memperdulikan kemeja basahku ataupun pandangan orang-orang yang menatapku dengan kasihan atau pandangan aneh, sebegitukah jelasnya aku sedang bersedih?

Tetapi yang tidak habis fikir kenapa Rio, yang tega-teganya bermain cinta dibelakangku, tega-teganya Rio menghianati kata-kata setianya selama ini dengan lelaki tampan itu, walaupun tidak aneh juga sih. Siapa juga yang tahan lihat badan cokelat penuh lekuk-lekuk macam patung Adonis tadi. Masalahnya bukan dengan siapa Rio selingkuh, tetapi kenapa dia bisa seperti itu seenaknya tanpa memikirkan dampaknya. Firasatku mengatakan dia sudah melakukannya sedari dulu.

"Rio jahat, kau tau siapa yang mencuci celana dalammu itu?" isakku sambil berjalan di trotoar didekat pedangang kaki lima yang sedang menutup dagangannya dengan plastik.

Aku sampai di sebuah gedung apartemen. Dengan tetesan air dari pakaianku bagaikan jejak yang mengikuti kemanapun aku pergi, termasuk kedalam lift. Kenangan bersama Rio seketika teringat lagi, Apakah dia tidak mengingat momen-momen indah itu sebelum berniat selingkuh? aku rasa tidak.

Tidak terasa aku berada disebuah pintu, yang rasanya seperti pintu menuju rumah kedua. Kemudian mengetuknya dengan terburu-buru karena malu dilihat beberapa tetangga yang menatap diriku yang sedang menyedihkan dan merana ini.

Seorang wanita berbadan gempal yang memakai piyama membukakan pintu untukku, terkejut dengan kedatanganku "Apa yang terjadi dude! Gue kira elo sedang em el dengan Rio sekarang karena dikasih kue" Dia terlihat kaget dengan kedatangan tamunya yang harusnya sedang merayakan hari jadinya itu.

Tidak ada yang bisa kukatakan lagi saat melihat sosok didepanku itu, kecuali hanya tangisan dan keinginan untuk memeluknya "Uaaaaaa" dari ribuan kata-kata yang bisa mewakilkan apa yang sedang kurasakan, hanya teriakan tidak bermakna itu yang keluar dari mulutku.

"Woy.. baju gue basah nih" ucap wanita itu tidak rela dengan perlakuanku yang membasahi piyamanya. Aku tidak memperdulikannya karena aku sedang merana hari ini, dan bahkan kugunakan bajunya sebagai pengelap ingus. "Oke, gue menyerah" akhirnya wanita itu mempasrahkan bajunya. Aku merasakan dia memutar bola matanya ketika mengucapkan kalimat itu.

Sherly membuatkan segelas susu coklat untukku, menyerahkannya kepadaku yang sedang terisak diatas kursi plastik didekat dapurnya, dia tidak rela aku yang kebasahan ini duduk diatas sofa mahal yang kreditnya hampir lunas itu, sungguh teganya si perempuan.

Masih belum bisa menangkan diri aku menyesap susu itu pelan, rasa hangatnya langsung menyebar diseluruh tubuhku. "Rio Ser.. Rio.." ucapku yang masih teringat jelas kejadian tadi.

"Iya.. iya.. kenapa Rio?" Tanya Sherly yang terlihat tidak sabar, dasar wanita jutek. Dia juga menyesap susunya sambil bersandar di meja, matanya memperhatikanku seperti memindai dan membaca apa yang sebenarnya telah terjadi kepadaku.

"Dia selingkuh Sherly...." isakku yang masih bersedih "ama lekaki kekar berkulit coklat dan berpenis besar, disunat ketat" lanjutku memberikan detail si patung Adonis, kalau-kalau Sherly ingin tahu ciri-cirinya.

A Dude I Met OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang