Bagian 5. Berondong

6.1K 255 30
                                    

Semenjak aku menjomblo, waktu luangku lebih banyak kuhabiskan bersama Sherly tentunya. Satu-satunya sahabatku di sini atau tepatnya satu-satunya orang yang mau berteman denganku.

Malam ini sepulang bekerja aku sedang menikmati penghujung hari dengan menonton film horror berjudul The Worst Nightmare Is In The Woods bersama si perempuan di apartemennya, dimana filmnya menceritakan pembunuhan-pembunuhan dengan plot yang selalu di daur ulang, yaitu : seorang psikopat yang menyiksa sekumpulan remaja bodoh yang menginap di tempat antah berantah didalam hutan sehingga tersisa seorang laki-laki tokoh utama dan seorang perempuan cantik sebagai pendampingnya.

Filemnya membosankan, setidaknya bukan hanya aku yang mengatakannya. Sherly juga terlihat malas sambil mengunyah keripik kentangnya dengan posisi duduk mengangkang. Kadang aku sendiri heran siapa sebenarnya yang laki-laki dan siapa yang perempuan di ruangan ini mengingat dudukku yang jauh lebih anggun daripadanya.

"Gue tahu nih, yang ganteng ini sama yang berdada besar itu yang selamat akhirnya" tebak Sherly seperti biasa, sok tahu dan tidak berdasar.

"Nggak, yang itu menurut gue yang kumisan itu, liat aja dia bawa-bawa shotgun" ujarku mengutarakan pendapat yang sangat bias karena lelaki yang berkumis didalam televisi itu cukup tampan untuk seleraku. Karena dia tampan maka kesempatannya untuk hidup tentu lebih besar, karena biasanya yang tampan-tampan itu adalah tokoh utama.

"Taruhan, makan siang seminggu" tawar Sherly, posisinya yang malas langsung tegak bersemangat seakan mendapatkan ide yang bagus.

"Oke! siapa takut" Setidaknya menunggu siapa yang akan terbunuh berikutnya akan membuat film ini jauh menjadi lebih menarik, taruhannya hidup dan mati. Makan siang seminggu.

"Deal" wanita itu menjulurkan tangannya dengan pandangan yang meremehkan.

"Deal" balasku menyalami dengan kesal, menandakan taruhan kami sudah sah. Dia hanya tersenyum-senyum penuh arti sebelum tertawaannya pecah akhirnya. Sungguh mencurigakan perempuan satu ini, mungkin dia sebenarnya...

Ponselku bergetar didalam saku. Siapa yang mau menghubungiku malam sabtu seperti ini, dimana semua orang sedang bersenang-senang. Aku langsung mengeluarkan ponsel itu.

Grindr lagi. Aku langsung membukanya.

Hi adek. Ujar seseorang dengan foto profil seorang lelaki tampan yang mempunyai senyum menawan ditambah badan yang dipenuhi kotak-kotak padat berbulu halus. Tipikal-tipikal anak pusat kebugaran atau semacamnya.

"Lagi asik banget lo kayaknya. Gak ngehargain kebersamaan kita" ujar Sherly menyela sekaligus menyindir.

"Sher kayaknya ada cowo cakep lagi minta ketemuan" ujarku kepadanya. Aku sengaja menambahkan kata-kata lagi dibelakang kalimatku karena seperti biasa, yang tampan-tampan biasanya melarangku untuk baperan. "Si TOP19Rightnow! Itu"

"MB itu apaan yah?" Tanyaku langsung ketika membaca pertanyaan dari si Chris ini apakah aku termasuk bagian dari MB "pake simbol dolar lagi" tambahku.

"Nggak tau gue, mau MLM kalik"

"Emang ada yang mau bisnis disana?"

"Mana gue tahu, sepertinya oportunis tuh orangnya"

"Terus gue jawab apa kalau ditanya MB?"

"Tanya aja apa artinya" usul Sherly.

"Ntar gue diketawain lagi, karena nggak tau" protesku. Perempuan itu hanya mengangkat bahu kehabisan tebakan, ada juga ternyata yang dia tidak ketahui.

"Dia ngajak ketemuan sekarang di mekdi" lanjutku menoleh kembali kepada Sherly dengan tatapan penuh tanda tanya, menanyakan pendapatnya tentunya, second opinion.

A Dude I Met OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang